3 Macam Bentuk Dzalim dan Cara Menebus Dosa Menggunjing: Terjemah Minahus saniyah –12-

Ngaji Kitab Terjemah Minahussaniyyah

3 Macam Bentuk Dzalim, Dosa yang Berkaitan dengan Kehormatan (Harga Diri) VS Harta, Cara Menebus Dosa Menggunjing

 


بسم الله الرحمن الرحيم

 

 

Jauhilah perbuatan dzalim terhadap hamba-hamba Allah secara keseluruhan, karena Allah Ta’ala tidak akan pernah meninggalkan pembukuan catatan amal.

وَتَبَاعَدْ عَنِ الْوُقُوْعِ فِى مَظَالِمِ الْعِبَادِ مطلقا لأنه ديوان لا يتركه الله تعالى.

 

Adapun perbuatan dzalim seorang hamba terhadap dirinya sendiri dengan melakukan perbuatan-perbuatan maksiat selain menyekutukan Allah Ta’ala (syirik) walaupun syirik juga termasuk dzalim terhadap diri sendiri, maka kedzaliman tersebut tercatat dalam pembukuan amal yang Allah Al Haqq Ta’ala tidak akan memperhatikannya, Dia akan mengampuninya dengan bertaubat.

وأما ظلم العبد لنفسه بارتكاب المعاصى دون الشرك بالله تعالى وإن كان هو يرجع إلى ظلم النفس أيضا فإنه ديوان لايعبأ الحق تعالى به يغفر بالتوبة.

 

3 Macam Bentuk Dzalim

Tuanku Ali Al-Khawwash Rahimahullahu Ta’ala berkata: “Kedzaliman-kedzaliman hamba terbagi menjadi tiga bagian, yaitu (1) kedzaliman yang berhubungan dengan jiwa, (2) harta dan (3) kehormatan”

قال سيدى على الخواص رحمه الله تعالى : مظالم العباد على ثلاثة أقسام، قسم يتعلق بالنفوس، وقسم يتعلق بالأموال، وقسم يتعلق بالأعراض.

 

Adapun kedzaliman yang berhubungan dengan jiwa terdapat beberapa hukum seperti; Membunuh dengan sengaja, tidak sengaja, kewajiban qishash, membayar diyat, membayar kafarat dan lain sebagainya yang semua itu dijelaskan dalam kitab-kitab fiqih.

فأما النفوس فلها أحكام عديدة فى مثل قتل العمد والخطأ ووجوب القود والدية والكفارة وغير ذلك مما هو مذكور فى كتب الفقه.

 

Dan kedzaliman yang berhubungan dengan kehormatan telah disebutkan oleh sebagian para imam ahli tahqiq secara terperinci dengan rincian yang sangat baik, barangkali hal ini adalah langkah yang palinng hati-hati dalam masalah ini. Pernyataannya adalah; Apabila kedzaliman itu berupa ghibah (menggunjing) atau namimah (adu domba), maka dalam hal tersebut tidak terlepas dari salah satu kondisi, yaitu: Adakalanya kedzaliman itu telah sampai kepada orang yang terdzalimi, dan adakalanya tidak atau belum sampai kepadanya. Apabila kedzaliman itu telah sampai kepada orang yang terdzalimi, maka wajib meminta halal (minta maaf). Dan apabila belum sampai kepadanya, maka menyampaikan kedzaliman tersebut kepadanya merupakan kedzaliman yang baru, sehingga akan menimbulkan dendam, putusnya tali kasih sayang dan beberapa hal yang serupa yakni persoalan yang lebih rumit daripada kedzaliman itu sendiri. Oleh karena itu, jalan penyelesaiannya adalah banyak-banyak memohonkan ampunan untuk orang yang terdzalimi tanpa menyampaikannnya dan memohon halal (minta maaf) darinya.

وأما الأعراض، فقد ذكر بعض محققي الأئمة فيها تفصيلا حسنا لعله أحوط الوجوه فى هذا الباب، وهو أن تلك المظلمة إن كانت غيبة أو نميمة فلا يخلو الأمر فيها من أحد حالين : إما أن تكون قد بلغت المظلوم أو لم تبلغه فإن بلغت تعين التحلل منها، وإن لم تبلغه كان تبليغها له أذى جديدا فيورث من الحقد وانقطاع المودة ونحو ذلك ما هو أصعب من تلك المظلمة فالطريق فى ذلك كثرة الإستغفار له دون تبليغه وطلب التحلل منه،

 

Kemudian telah jelas, wahai saudaraku bahwa ada beberapa dosa-dosa yang terdapat kemiripan (bias), apakah perbuatan dosa tersebut termasuk dzalim kepada diri sendiri atau dzalim kepada orang lain, seperti perzinahan dan sodomi. Kasus semacam ini perlu di-tafshil (diperinci) supaya jelas dengan harapan mengharapkan kebenaran. Rinciannya yaitu: Apabila yang memulai adalah pihak obyek sasaran (orang kedua), maka itu termasuk dzalim kepada dirinya sendiri, sedangkan apabila pihak pelaku yang merayu dan mengajak untuk mengulangi lagi, maka itu termasuk kedzaliman terhadap sesama hamba yang sangat rumit, karena pada ilustrasi ini, ia telah menyakiti, memaksa dan menyeretnya pada perbuatan maksiat, “Barangsiapa berperilaku buruk (memberi contoh buruk), maka ia mendapatkan dosa dari perbuatan tersebut dan dosa orang yang melakukannya (mencontoh keburukan tersebut) sampai hari kiamat”. Dan dia juga telah merusak kehomatannya, menyakiti, dan mempermalukan keluarganya dan lain sebagainya.

ثم لا يخفى عليك يا أخى أن من الذنوب ما يشبه أمره من جهة كونه من مظالم النفس أو مظالم العباد كالزنا واللواط مثلا، فإن الأمر فى ذلك يحتاج إلى تفصيل ليظهر بواسطة رجائه الصواب، وهو أن يقال : إن كان المفعول به مبتدئا كانت تلك المظلمة من مظالم النفس، وإن كان الفاعل قد راوده وعاوده كان ذلك من مظالم العباد الصعبة، لأنه آذى تلك الصورة وقهرها وجرها إلى المعصية، ومن سن سنة سيئة كان عليه وزرها ووزر من عمل بها إلى يوم القيامة، وأيضا فإنه هتك عرضها وآذى أهلها وحملهم العار وغير ذلك

 

Dosa yang Berkaitan dengan Kehormatan (Harga Diri) VS Harta

(Peringatan) Kehormatan itu lebih berharga daripada hartanya. Para Ulama berkata: Seandainya seseorang mengambil harta orang lain, lalu ia berlaku wira’i, kemudian setelah orang itu meninggal dunia ia datang dengan membawa harta tersebut (sebagai warisan) kepada ahli warisnya dan kepada seluruh penduduk bumi, maka mereka dapat menghalalkannya selama harta tersebut berupa harta halal. Sedangkan masalah kehormatan seseorang itu lebih berat (tanggung jawabnya) dibandingkan berurusan dengan hartanya.

(تنبيه) الأعراض أشد من الأموال . قال العلماء : لو أن شخصا أخذ مال شخص ثم تورع فجاء به بعد موته إلى ورثته وإلى جميع أهل الأرض فجعلوه فى حل ما كان فى حل فعرض المؤمن أشد من ماله،

 

Cara Menebus Dosa Menggunjing

Sebagian perkataan Syaikh Abu Al-Mawahib As-Syadziliy Rahimahullahu Ta’ala adalah; “Sebagian dari perkara yang dapat menghambat seorang murid untuk naik derajat adalah menggunjing salah satu orang-orang muslim”. Barangsiapa yang diuji dengan terjerumus ke dalam masalah tersebut, hendaknya ia membaca surat Al-Fatihah, Al-Ikhlash, dan Al-Mu’awwidzatain, dan menjadikan pahala bacaan tersebut di dalam lembaran-lembaran amal orang yang digunjing (menghadiahkan pahala kepadanya), karena aku pernah memimpikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam tidurku memberitahukan tentang hal tersebut, Beliau bersabda; “Sesungguhnya (dosa) ghibah dan pahala (bacaan itu) keduanya berhenti di hadapan Allah Ta’ala, aku berharap keduanya menjadi seimbang”. Ketahuilah hal tersebut wahai saudaraku!

ومن كلام الشيخ أبى المواهب الشاذلى رحمه الله تعالى : "مما يوقف المريد عن الترقى وقوعه فى غيبة أحد من المسلمين"، ومن ابتلي بوقوعه فى ذلك فليقرأ الفاتحة وسورة الإخلاص والمعوذتين ويجعل ثوابهن فى صحائف ذلك الشخص، فإنى رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم فى المنام وأخبرنى بذلك وقال : "إن الغيبة والثواب يقفان بين يدي الله تعالى وأرجو أن يتوازنا" فاعلم ذلك يا أخي

 

 

Wallahu ‘alam bisshawab.

Bersambung.

 

                        Edited by:

                        Kitabterjemahan.my.id

 

<< Ngaji Sebelumnya

Ngaji Berikutnya…>>

 

 

Post a Comment for "3 Macam Bentuk Dzalim dan Cara Menebus Dosa Menggunjing: Terjemah Minahus saniyah –12-"