Mengatasi Rasa Malas Beribadah Malam (Qiyamullail): Terjemah Minahus saniyah –10-

 Ngaji Kitab Terjemah Minahussaniyyah

Rahasia dan Hikmah Shalat Malam, Anjuran Shalat Malam Dilakukan Di Rumah, Kisah Obrolan Nabi Isa dan Iblis, Adab-adab Beribadah Menurut Ahli tasawuf, Cara Mengatasi Rasa Malas Beribadah Malam (Qiyamullail)

 


 

بسم الله الرحمن الرحيم

Wasiat ke 11

Rahasia dan Hikmah Shalat Malam

“Janganlah engkau meninggalkan ‘ibadah malam hari”. Karena sesungguhnya qiyamullail (ibadah malam hari) adalah cahaya orang mukmin kelak pada hari kiamat yang akan menerangi arah depan dan belakangnya.

(وَلَا تَتْرُكْ قِيَامَ اللَّيْلِ). فإنه نور المؤمن يوم القيامة يسعى من بين يديه ومن خلفه،

 

Kalam para Ulama menyatakan; Barangsiapa yang diam lama-lama di hadapan Allah Ta’ala di malam yang gelap, maka Allah Ta’ala akan mengukuhkan kedua kakinya di atas shirat kelak pada hari dimana kaki-kaki banyak terpeleset.

وفى كلامهم : من طال وقوفه بين يدي الله تعالى فى الظلام ثبت الله تعالى قدميه على الصراط يوم تزلزل الأقدام،

 

Imam Muslim meriwayatkan di dalam kitab shahihnya; “Shalat yang paling utama setelah shalat maktubah (fardhu) adalah shalat di tengah malam”.

وقد روى مسلم فى صحيحه "أفضل الصلاة بعد المكتوبة الصلاة فى جوف الليل"

 

Imam Baihaqi dan Nasai meriwayatkan; “Kelak pada hari kiamat manusia akan dikumpulkan dalam satu tempat, lalu Sang penyeru memanggil; Wahai dimanakah orang-orang yang lambung-lambung mereka jauh dari tempat tidur? Maka mereka bangkit dan jumlah mereka sangat sedikit, kemudian mereka dimasukkan surga tanpa hisab, dan manusia lainnya diperintahkan untuk dihisab”.

وروى البيهقى والنسائى : "يحشر الناس فى صعيد واحد يوم القيامة فينادى مناد فيقول : أين الذين كانوا تتجافى جنوبهم عن المضاجع فيقومون وهم قليل فيدخلون الجنه بغير حساب، ثم يؤمر بسائر الناس إلى الحساب"

 

Imam At-Tirmidzi meriwayatkan; “Hendaklah kalian melakukan shalat malam, karena shalat malam merupakan adat kebiasaan orang-orang shalih sebelum kalian, mendekatkan diri kepada Tuhan kalian, dapat menghapus kesalahan-kesalahan dan mencegah dari dosa”. Dalam riwayat Imam Thabrani disebutkan; “dan menolak penyakit dari badan”.

وروى الترمذى : "عليكم بقيام الليل، فإنه دأب الصالحين قبلكم وقربة إلى ربكم ومكفرة السيئات ومنهاة عن الإثم" وفى رواية للطبرانى "ومطردة للداء عن الجسد".

 

Imam Ibn Abi Dun-ya dan Al-Baihaqi meriwayatkan; “Umatku yang paling mulia adalah orang yang hafal Al-Qur an dan ahli shalat malam”.

وروى ابن أبى الدنيا والبيهقى : "أشراف أمتى حملة القرآن وأصحاب الليل"

 

 

Imam At-Thabrani meriwayatkan dalam kitab Al-Kabir; “Barangsiapa tidak tidur semalaman dalam kondisi sedikit makan dan minum seraya mengerjakan shalat, maka para bidadari akan mendatanginya lalu mengelilinginya sampai subuh”.

وروى الطبرانى فى الكبير : "من بات ليلة فى خفة من الطعام والشراب يصلى تداركت حوله الحور العين حتى يصبح"

 

Tuanku Ahmad ibn Ar-Rifai Rahimahullahu Ta’ala berkata kepada murid-muridnya; “Hendaklah kalian senantiasa shalat pada sepertiga malam bagian akhir, dan janganlah kalian melalaikan hal itu, karena sesungguhnya tidak ada satu malam pun dalam setiap tahunnya, melainkan pada malam itu Allah Ta’ala akan menurunkan rizki dari langit lalu membagi-bagikannya kepada orang yang terbangun, dan orang yang tidur akan terhalang darinya”.

وكان سيدى أحمد بن الرفاعى رحمه الله تعالى يقول لأصحابه : "عليكم بالقيام فى الثلث لآخر من الليل ولا تفرطوا فى ذلك فإنه ما من ليلة من ليالى السنة إلا وينزل فيها رزق من السماء فيفرق على المستيقظين ويحرم منه النائمون"

 

Allah Ta’ala mewahyukan kepada Nabi Dawud ‘alaihi ashalaatu wassalam“Wahai Dawud! Orang yang mengaku cinta kepada-Ku itu telah berbohong, karena apabila malam menjadi gelap ia tidur meninggalkan-Ku (tidak beribadah kepada Allah)”.

وقد أوحى الله تعالى إلى السيد داود عليه الصلاة والسلام : "يا داود كذب من ادعى محبتى فإذا جن الليل نام عنى"

 

Tuanku ‘Aliy Al-Khowwash Rahimahullahu Ta’ala sering menganjurkan kepada murid-muridnya untuk niat qiyamullail dan berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah menetapkan pahala pada niat-niat nya bukan pada amal, barangsiapa berniat untuk melakukan amal kebajikan, namun Allah Ta’ala tidak memberinya jatah amal kebajikan, maka Allah Ta’ala tetap memberinya pahala dari niatnya, karena sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda; “Seseorang hanya akan mendapatkan apa yang diniatkan” Beliau tidak bersabda; “Seseorang hanya akan mendapatkan apa yang diamalkan”.

وكان سيدى على الخواص رحمه الله تعالى يحث أصحابه كثيرا على نية قيام الليل ويقول : "إن الشارع قد رتب الثواب على النيات لا على العمل، فمن عزم على خير ولا يقسم له أعطاه الله تعالى أجر نيته فإنه قال فى الحديث "إنما لكل امرئ ما نوى" ولم يقل لكل امرئ ما فعل".

 

Dengan demikian, bisa diketahui bahwa orang yang terbiasa tidak melakukan qiyamullail, ia tidak akan memiliki bagian dalam menempuh jalan orang-orang shalih.

فعلم أن من واظب على ترك قيام الليل ليس له فى طريق الصالحين نصيب،

 

Renungkanlah wahai saudaraku (perkataan ini)! “Bahwa orang yang tidak pernah hadir di perkumpulan seorang raja, bagaimana ia akan mendapatkan pemberiannya?” (perkataan ini) sebagai pelajaran dan peringatan bagi orang yang berakal. Ketahuilah hal itu wahai saudaraku!

وتأمل يا أخى أن من يعكس فى حضوره موكب السلطان كيف يقطعون جامكيته تبصرة وذكرى لأولى الألباب، فاعلم ذلك يا أخى.

 

Dan janganlah engkau meninggalkan qiyamullail, karena terdapat riwayat dari ibunya Nabi Sulaiman ‘Alaihi Assalam, Beliau berpesan kepada Nabi Sulaiman; “Wahai anakku! Janganlah engkau meninggalkan qiyamullail, karena meninggalkan qiyamullail dapat menyebabkan kafakiran seseorang kelak pada hari kiamat”.

ولا تترك قيام الليل، فقد ورد أن أم السيد سليمان عليه السلام قالت : "يا بنى لا تترك قيام الليل، فإن ترك قيام الليل يدع فقيرا يوم القيامة"

 

Anjuran Shalat Malam Dilakukan Di Rumah

Dan hendaklah engkau melaksanakan qiyamullail dirumahmu

وَلْيَكُنْ (اى قيام الليل (فِى بَيْتِكَ

 

Karena ada riwayat yang menyatakan; “Shalatlah engkau di pojok-pojok rumahmu, niscaya cahaya rumahmu akan nampak dari langit bagaikan cahaya benda-benda planet dan bintang-bintang bagi penduduk bumi”.

لما ورد "صل فى زوايا بيتك يكن نور بيتك فى السماء كنور الكواكب والنجوم لأهل الدنيا"

 

Disebutkan dalam shahih Bukhari dan Muslim; “Sebaik-baik shalat adalah shalatnya seseorang (yang dilakukan) di rumahnya keculi shalat maktubah”.

وفى الصحيحين "أفضل الصلاة صلاة المرء فى بيته إلا المكتوبة"

 

Sebagian Ulama salaf berkata; “Sesungguhnya keutamaan shalat sunnat di rumah seperti keutamaan shalat fardlu dimasjid”.

وقال بعض السلف : "إن فضل صلاة النافلة فى البيت كفضل الفريضة فى المسجد"

 

Kisah Obrolan Nabi Isa dan Iblis

Diriwayatkan dari Abu Al-Jald ia berkata; Suatu ketika Nabi Isa alaihi Ashshalaatu wassalam bertemu dengan Iblis, lalu Nabi Isa berkata kepadanya; Wahai iblis! Aku akan bertanya kepadamu Demi Dzat Yang Maha Hidup Yang terus menerus mengurus (makhluk-Nya); Apakah kiranya yang dapat melumpuhkan tubuhmu dan memutuskan punggungmu? Iblis menjawab; Wahai Nabi Allah! Sungguh seandainya engkau bertanya kepadaku tidak dengan bersumpah dengan Nama Dzat Yang Maha Hidup Yang terus menerus mengurus (makhluk-Nya), tentu aku tidak akan memberitahukanmu. Adapun perkara yang dapat melumpuhkan tubuhku adalah ringkikan kuda yang digunakan berperang di jalan Allah Ta’ala, sedangkan perkara yang dapat memutuskan punggungku adalah shalatnya fardhunya seseorang yang ia lakukan di masjid dan shalat sunnat (yang dilakukan) di rumahnya. Ketahuilah hal itu wahai saudaraku!

وعن أبى الجلد قال : "لقي عيسى عليه الصلاة والسلام إبليس، فقال له : يا إبليس، أسألك بالحي القيوم ما الذى يسل جسمك ويقطع ظهرك؟

فقال إبليس : يا نبي الله، لولا أنك سألتنى بالحي القيوم ما أخبرك. أما الذى يسل جسمى فصهيل الخيل فى سبيل الله تعالى، وأما الذى يقطع ظهرى فصلاة الرجل الفريضة فى مسجد والنافلة فى بيته"، فاعلم ذلك يا أخى.

 

Dan janganlah engkau bersegera melaksanakan qiyamullail kecuali setelah berakhirnya separuh malam bagian pertama. Demikian itu karena perkumpulan Ilahi (yang bersifat ketuhanan) tidaklah dimulai  kecuali setelah masuknya separuh malam bagian kedua. Dan karena separuh malam bagian kedua merupakan permulaan menghadapnya para pembesar Ilahiyyah.

ولا تشرع فى قيام الليل إلا (بَعْدَ انْقِضَاءِ النِّصْفِ الْأَوَّلِ) من الليل، وذلك لأن نصب الموكب الإلهى لا يكون إلا بعد دخول النصف الثانى من الليل، وهو اول وقوف كبراء الحضرة الإلهية،

 

Adab-adab Beribadah Menurut Ahli tasawuf

Di antara adab-adabnya yaitu hendaklah seorang hamba tidak menghadap kepada Tuannya, kecuali setelah orang yang lebih mulia darinya secara umum telah menghadap. Orang-orang yang ahli menghadap kepada raja-raja dunia pun demikian, mereka yang derajatnya lebih rendah tidak akan menghadap kecuali setelah orang yang lebih tinggi derajatnya telah menghadap.

ومن الأدب أن لا يقف العبد بين يدى سيده إلا بعد وقوف من هو أكبر منه عادة، وعلى ذلك أهل حضرة ملوك الدنيا، فلا يقف الأدون إلا بعد وقوف الأكبر،

 

Dulu, Tuanku ‘Aliy Al-Khowwash Rahimahullah Ta’ala ketika beliau datang ke masjid untuk shalat subuh, dan beliau tidak melihat satu orang pun di dalam Masjid, maka beliau berdiri di depan pintu masjid dengan merendahkan diri dan merasa hina seraya berkata; “Seorang hamba seperti diriku tidaklah pantas menghadap kepada Tuannya secara khusus melainkan karena mengikuti yang lainnya”.

وقد كان سيدى على الخواص رحمه الله تعالى إذا جاء إلى الجامع لصلاة الصبح ولم ير فى الجامع أحدا يقف على بابه خاضعا ذليلا ويقول : "مثلى لا يدخل إلى حضرة سيده الخاصة إلا تبعا لغيره"

 

Cara Mengatasi Rasa Malas Beribadah Malam (Qiyamullail)

(Peringatan); Seharusnya bagi orang yang merasa berat dan malas untuk qiyamullail, hendaklah ia meneliti dirinya sendiri, karena demikian itu terkadang disebabkan oleh adanya maksiat-maksiat batin seperti; riya’, sombong, ‘ujub, dendam, dengki, tipu daya, senang dipuji, cinta dunia dan lain sebagainya. Oleh karena itu, segeralah bertaubat dari hal semacam itu, atau mengerjakan pekerjaan yang dapat menghapus dosa-dosa. Karena sesungguhnya apabila suatu dosa telah dihapus dari seorang hamba, maka jiwanya menjadi suci dan tidak tersisa lagi baginya perkara yang mencegahnya untuk hadir di hadapan Tuhannya dalam perkumpulan yang mulia tersebut, kecuali bila tidak mendapat bagian.

(تنبيه( ينبغى لمن ثقل عليه قيام الليل وترادف عليه الكسل أن يفتش نفسه، فربما يكون ذلك من وقوع فى المعاصى الباطنة كرياء وكبر وعجب وحقد وحسد ومكر وحب محمدة ودنيا وغير ذلك، فيبادر إلى التوبة من مثل ذلك، وإلا فعل الأمور المكفرة للذنوب فإن الذنوب إذا كفرت عن العبد فقد طهرت ذاته وما بقي لها مانع من الوقوف بين يدى ربها فى تلك المواكب الشريفة إلا عدم القسمة

 

Dulu Tuanku Afdhaluddin -semoga Allah Ta’ala mengasihnya dan memberikan manfaat kepada kita lantaran barokahnya- ketika beliau mendapatkan salah satu penyakit batin dalam hatinya, beliau meninggalkan qiyamullail dan berkata; “Aku malu menghadap (melakukan qiyamullail) dengan tubuhku yang ternoda kotoran untuk hadir diantara orang-orang suci pilihan Allah Ta’ala”.

وكان سيدى أفضل الدين رحمه الله تعالى ونفعنا ببركته : إذا وجد فى قلبه شيئا من الأمراض الباطنة يترك قيام الليل ويقول : "أستحى أن أقف بذاتى المتلطخة بالقذر بين أصفياء الله تعالى"،

 

Sebagian Ulama salaf ketika pada suatu malam tertidur melewatkan menghadiri perkumpulan Ilahi, beliau berkata; “Anugerah itu hanya milik Engkau, wahai Tuhanku yang tidak membangkitkan dzat tubuh yang najis ini di antara para orang-orang yang hadir kepada-Mu yang suci dan disucikan”.

وكان بعضهم إذا نام عن حضور الموكب الإلهى فى ليلة من الليالى يقول : "لك الفضل يا رب الذى لم توقف هذه الذات النجسة القذرة بين أهل حضرتك الطاهرين المطهرين".

 

Aku (Syaikh As-Sya’raniy) berkata; Perkataan tersebut, walaupun di dalamnya banyak mengandung kebaikan bila ditinjau dari segi menghancurkan hawa nafsu, namun bagi seorang hamba tetap dianjurkan untuk menyesal dan bersedih atas hilangnya kesempatan untuk hadir kehadapan Tuhannya Ta’ala dalam perkumpulan yang mulia pada saat Allah membagi-bagikan rahmat-Nya. Ketahuilah hal itu wahai saudaraku!.

قلت : وهذا وإن كان فيه خير كثير من جهة هضم النفس فينبغى للعبد أن يندم ويحزن على فوات حظه من الوقوف بين يدى ربه تعالى فى تلك المواكب الشريفة وقت تفرق الغنائم، فاعلم ذلك يا أخى.

 

 

Wallahu ‘alam bisshawab.

Bersambung.

 

Edited by:

Kitabterjemahan.my.id

 

<< Ngaji Sebelumnya…

Ngaji Berikutnya…>>

Post a Comment for "Mengatasi Rasa Malas Beribadah Malam (Qiyamullail): Terjemah Minahus saniyah –10-"