Cara Merawat Jenazah yang Paling Minimal: TERJEMAH SULAM TAUFIQ 05

 TERJEMAH SULAM TAUFIQ 05

Hukum dan Ketentuan Shalat Jamaah dan Shalat Jum’at, Syarat Sah Jum’atan, Rukun-rukun Dua Khutbah, Syarat Sah Dua Khutbah, Kewajiban-kewajiban orang yang menjadi Makmum, Hukum-hukum yang Berkaitan dengan Merawat Jenazah, Cara Merawat Jenazah yang Paling Minimal



بسم الله الرحمن الرحيم

 

Hukum dan Ketentuan Shalat Jamaah dan Shalat Jum’at

Fasal: Sholat Jamaah bagi para laki-laki merdeka, yang bermukim (minimal disebut mukim ketika berniat tinggal selama 4 hari), sudah baligh serta tidak udzur itu hukumnya fardhu kifayah. Sedangkan melakukan jamaah sholat Jum’at bagi laki-laki yang sudah disebutkan tadi hukumnya fardhu ‘ain. Dengan ketentuan mereka berjumlah 40 orang mukallaf di suatu permukiman, dan wajib melakukan jumat bagi orang mukim yakni orang yang berniat menetap bersama suatu masyarakat selama empat hari penuh, serta jumatan juga wajib bagi orang yang mendengar adzan dari (walaupun) dari ujung kampungnya.

فَصْلٌ : الجَماعَةُ على الذُّكُورِ، الأَحْرارِ، المُقِيمِينَ، البالِغِينَ، غَيْرِ المَعْذُورِينَ، فَرْضُ كِفايَةٍ؛ وفي الجُمُعَةِ فَرْضُ عَيْنٍ عليهم ، إذا كانُوا أَرْبَعِينَ مُكَلَّفِينَ في أَبْنِيَةٍ، وعلى مَنْ نَوَى الإقامَةَ عِنْدَهُمْ أَرْبَعَةَ أيّامٍ صِحاحٍ، وعلى مَنْ بَلَغَهُ نِداءُ صَيِّتٍ مِنْ طَرَفٍ يَلِيهِ مِنْ بَلَدِها؛

 

Syarat Sah Jum’atan

Syarat shalat Jum’at yaitu:

-           Pelaksanaannya di waktu dzuhur.

-           Didahului dua khutbah yang diperdengarkan pada 40 orang.

-           Shalat Jum’at dilakukan secara berjamaah.

-           Tidak bersamaan dengan Jum’atan lain yang ada di daerahnya.

وشَرْطُها: وَقْتُ الظُّهْرِ، وخُطْبَتانِ قَبْلَها فيه يَسْمَعُهُما الأَرْبَعُونَ، وأنْ تُصَلَّى جَماعَةً بِهِمْ، وأنْ لا تُقارِنَها أخرى بِبَلَدِها.

 

Rukun-rukun Dua Khutbah

Rukun-rukun dua khutbah yaitu:

        1.      Membaca hamdalah

        2.      Membaca shalawat kepada nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam

        3.      Mewasiatkan takwa di dalam dua khutbah

        4.      Membaca ayat yang memahamkan di salah satu khutbah.

        5.      Mendoakan orang-orang mukmin di khutbah kedua.

وأَرْكانُ الخُطْبَتَيْنِ: حَمْدُ اللهِ، والصَّلاةُ على النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عليه وسَلَّمَ،
والوَصِيَّةُ بَالتَّقْوَى، فيهما ؛ وآيَةٌ مُفْهِمَةٌ، في إحْداهُما؛ والدُّعاءُ لِلْمُؤْمِنِينَ، في الثّانِيَةِ،

 

Syarat Sah Dua Khutbah

Syarat-syarat dua khutbah:

        1.      Suci dari dua hadast

        2.      Suci dari najis baik itu di badan, tempat dan barang yang dibawa.

        3.      Menutup aurat

        4.      Berdiri

        5.      Duduk di antara dua khutbah

        6.      Berkesinambungan antara khutbah pertama dan kedua dan antara dua khutbah dengan shalat Jum’at.

        7.      Khutbahnya menggunakan Bahasa Arab.

وشُرُوطُهُما: الطَّهارَةُ عَنِ الحَدَثَيْنِ، وعَنِ النَّجاسَةِ في البَدَنِ والمَكانِ والمَحْمُولِ له، وسَتْرُ العَوْرَةِ، والقِيامُ، والجلوس بَيْنَهُما،
والوِلاءُ بَيْنَهُما، وبَيْنَهُما وبَيْنَ الصَّلاةِ، وأنْ يَكُونا بِالعَرَبِيَّةِ.

 

Kewajiban-kewajiban orang yang menjadi Makmum

Fasal: Bagi orang yang mengikuti (menjadi makmum) pada shalat Jum’at atau shalat yang lain wajib:

-           Tidak lebih maju dari posisi imam dan tidak mendahului takbiratul ihram imam. Bahkan, takbiratul ihramnya menjadi batal jika melakukannya bersamaan dengan imam. Membersamai imam pada selain takbiratul ihram hukumnya makruh kecuali membaca amin.

-           Mendahului imam dengan selisih satu rukun fi’li (rukun yang berupa tindakan) hukumnya haram. Dan shalatnya menjadi batal ketika selisihnya dua rukun. Begitu juga dihukumi batal saat terlambat dengan imam sampai dua rukun tanpa udzur. Apabila disertai udzur, shalatnya makmum menjadi batal ketika terlambat melebihi tiga rukun yang panjang.

-           Mengetahui pergerakan imam.

-           Berkumpul di satu masjid atau antara imam dan makmum dalam jarak 300 dzira’ (kira-kira 150 m).

-           Tidak adanya penghalang antara imam dan makmum yang penghalang tersebut mencegah berjalan normal menuju imam.

-           Bersesuaian runtutan shalatnya antara imam dan makmumnya.

-           Tidak saling berbeda antara imam dan makmum dengan perbedaan yang mencolok pada saat melakukan kesunahan shalat.

-           Berniat menjadi makmum bersamaan takbiratul ihram dalam shalat Jum’at. Dan pada selain shalat Jum’at wajib niat menjadi makmum sebelum mengikuti imam dan sebelum menunggu yang lama.

فَصْلٌ: يَجِبُ على مَنْ صَلَّى مُقْتَدِيًا في جُمُعَةٍ أو غَيْرِها: أنْ لا يَتَقَدَّمَ على إمامِهِ في المَوْقِفِ والإحْرامِ، بَلْ تُبْطِلُ المُقارَنَةُ في الإحْرامِ، وتُكْرَهُ في غَيْرِهِ إلّا التَّأْمِينَ، ويَحْرُمُ تَقَدُّمُهُ بِرُكْنٍ فِعْلِيٍّ، وتَبْطُلُ بِرُكْنَيْنِ، وكَذا التَّأَخُّرُ بِهما لِغَيْرِ عُذْرٍ، وبِأَكْثَرَ مِنْ ثَلاثَةِ أَرْكانٍ طَوِيلَةٍ له، وأنْ يَعْلَمَ بِانْتِقالاتِ إمامِهِ، وأنْ يَجْتَمِعا في مَسْجِدٍ أو ثَلاثِمِائَةِ ذِراعٍ، وأنْ لا يَحُولَ بينهما حائلٌ يَمْنَعُ الاسْتِطْراقَ، وأنْ يَتَوافَقَ نَظْمُ صَلاتَيْهِما، وأنْ لا يَتَخالَفا في سُنَّةٍ تَفْحُشُ المُخالَفَةُ فيها، وأنْ يَنْوِيَ الاقْتِداءَ مَعَ التَّحَرُّمِ في الجُمُعَةِ، و قَبْلَ المُتابَعَةِ وطُولِ الانْتِظارِ، في غَيْرِها.

 

Orang yang menjadi imam wajib berniat menjadi imam pada saat melakukan shalat Jum’at dan shalat yang diulang. Selain dua shalat tersebut niat menjadi imam hukumnya sunnah.

ويَجِبُ على الإمامِ نِيَّةُ الإمامَةِ في الجُمُعَةِ والمُعادَةِ، وتُسَنُّ في غَيْرِهِما.

 

Hukum-hukum yang Berkaitan dengan Merawat Jenazah

Fasal: Memandikan jenazah, mengkafani, menyalati dan mengkuburkannya hukumnya adalah fardhu kifayah ketika mayyit-nya beragama islam (walapun) berupa bayi yang dilahirkan dalam kondisi hidup (kemudian meninggal). Bagi mayit kafir dzimmi hanya wajib dikafani dan dikuburkan. Sedangkan bagi mayit yang berupa bayi keguguran (prematur) tidak wajib dishalati, akan tetapi hanya wajib dimandikan, dikafani dan dikuburkan.

فَصْلٌ: غَسْلُ المَيِّتِ، وتَكْفِينُهُ، والصَّلاةُ عليه، ودَفْنُهُ، فَرْضُ كِفايَةٍ، إذا كانَ مُسْلِمًا وُلِدَ حَيًّا؛ ووَجَبَ لِذِمِّيٍّ تَكْفِينٌ، ودَفْنٌ؛ ولِسِقْطٍ مَيِّتٍ غَسْلٌ، وكَفْنٌ، ودَفْنٌ؛ ولا يُصَلَّى عليهما؛

 

Orang yang mati karena peperangan melawan orang-orang kafir, maka ia dikafani dengan baju yang sedang dipakainya. Kemudian apabila pakaian tersebut tidak mencukupi harus ditambah dengan kafan secukupnya dan dikuburkan, mayit tersebut tidak boleh dimandikan dan dishalati.

ومَنْ ماتَ في قِتالِ الكُفّارِ بِسَبَبِهِ كُفِّنَ في ثِيابِهِ فَإنْ لم تَكْفِهِ زِيدَ عَلَيْها ودُفِنَ، ولا يُغَسَّلُ ولا يُصَلَّى عليه.

 

Cara Merawat Jenazah yang Paling Minimal

Cara Memandikan Jenazah yang Paling Minimal

Memandikan jenazah paling minimal adalah dengan menghilangkan najisnya dan meratakan air yang mensucikan ke seluruh kulit dan rambutnya walaupun lebat.

وأقَلُّ الغَسْلِ: إزالَةُ النَّجاسَةِ، وتَعْمِيمُ جَمِيعِ بَشَرِهِ وشَعَرِهِ وإنْ كَثُفَ مَرَّةً بِالماءِ المُطَهِّرِ.

 

Cara Mengkafani Jenazah yang Paling Minimal

Mengkafani jenazah yang paling minimal adalah dengan menutupi seluruh tubuhnya. Dan bagi orang yang memiliki tinggalan harta yang melebihi hutangnya, minimal mengkafani dengan tiga lapis kafan, serta tidak berwasiat dengan harta tersebut.

وأقَلُّ الكَفَنِ: ساتِرُ جَمِيعِ البَدَنِ، وثَلاثُ لَفائِفَ لِمَنْ تَرَكَ تَرِكَةً زائِدَةً عَنْ دَيْنِهِ ولم يُوصِ بِتَرْكِها.

 

Cara Menyolati Jenazah yang Paling Minimal

Shalat Jenazah paling minimal yaitu; berniat menyalati jenazahdengan menyertakan fardhu shalat dan menyebutkan shalat jenazah. Dan mengucapkan “allahu akbar” dalam keadaan berdiri ketika mampu, kemudian membaca fatihah. Lalu mengucapkan (lagi) “allahu akbar, allahumma shalli ‘ala Muhammd”. Kemudian membaca “allahu akbar, allahummaghfir lahu warhamhu”. kemudian membaca “ allahu akbar, assalamu’alaikum”. Di dalam shalat jenazah harus memenuhi seluruh syarat-syarat shalat dan meninggalkan hal-hal yang membatalkan shalat.

وأقَلُّ الصَّلاةِ عليه: أنْ يَنْوِيَ فِعْلَ الصَّلاةِ عليه، والفَرْضَ، ويُعَيِّنَ، ويَقُولَ: "اللهُ أَكْبَر"، وهو قائمٌ إنْ قَدِرَ، ثُمَّ يَقْرَأَ الفاتِحَةَ، ثُمَّ يَقُولَ: "اللهُ أَكْبَر، اللّٰهُمَّ صَلِّ على مُحَمَّد"، ثُمَّ يَقُولَ: "اللهُ أَكْبَر، اللّٰهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وارْحَمْهُ"، ثُمَّ يَقُولَ: "اللهُ أَكْبَر، السَّلامُ عَلَيْكُمْ"، ولا بُدَّ فيها مِنْ شُرُوطِ الصَّلاةِ، وتَرْكِ المُبْطِلاتِ.

 

Cara Menguburkan Jenazah yang Paling Minimal

Penguburan jenazah paling minimal adalah di dalam liang kubur yang bisa menyembunyikan bau jenazah tersebut dan melindunginya dari binatang buas. Dan disunnahkan membuat liang kubur yang dalamnya kira-kira orang berdiri yang menjulurkan tangannya ke atas. Dan juga disunahkan memperluas liang kubur. Menghadapkan jenazah ke arah kiblat hukumnya adlah wajib.

وأقَلُّ الدَّفْنِ: حُفْرَةٌ تَكْتُمُ رائحَتَهُ وتَحْرُسُهُ مِنَ السِّباعِ، ويُسَنُّ أنْ يُعَمَّقَ قَدْرَ قامَةٍ وبَسْطَةٍ، ويُوَسَّعَ، ويَجِبُ تَوْجِيهُهُ إلى القِبْلَةِ.

 

 

Wallahu a’lam bisshawab

Bersambung…

 

Diterjemah oleh:

Admin kitabterjamahan.my.id

 

<< Ngaji Sebelumnya…

Ngaji Selanjutnya … >>

 

 

 

Post a Comment for "Cara Merawat Jenazah yang Paling Minimal: TERJEMAH SULAM TAUFIQ 05"