Menyakiti Orang Lain dan Makanan Haram Menjadi Penghalang Wushul (Sampai ke Allah): Terjemah Minahus saniyyah –Ngaji 06-

Ngaji Kitab Terjemah Minahussaniyyah

Menyakiti Orang Lain Menjadi Penghalang untuk Menyaksikan Alam Malakut, Makanan Haram akan Menghalangi Wushul (Sampai ke Allah) dan Tanda-tanda Sesuatu yang Dimakan adalah Makanan Haram

بسم الله الرحمن الرحيم

Menyakiti Orang Lain Menjadi Penghalang untuk Menyaksikan Alam Malakut

Hindarilah juga dari menyakiti orang lain Karena sesungguhnya ia termasuk racun yang mematikan.

(وَ) احذر أيضا (مِنَ أذَى الْخَلْقِ)  فإنه من السموم القاتلة.

 

Imam Sahl Rahimahullahu Ta’ala berkata; “Sesungguhnya seseorang bisa terhalang dari wushul (sampai) ke hadirat Allah Ta’ala dan menyaksikan keajaiban-kajaiban kerajaan langit hanya disebabkan oleh dua hal yaitu; Makanan kotor dan menyakiti makhluk”

قال الإمام سهل رحمه الله تعالى : "إنما حجب الخلق عن الوصول ومشاهدة الملكوت بشيئين : سوء الطعمة، وأذى الخلق"

 

Dan Beliau juga berkata; Pedoman kami didalam menempuh jalan menuju Allah Ta’ala ada tujuh:

1.    Berpegang teguh dengan kitab Allah Ta’ala

2.    Mengikuti sunnah Pemimpin kami Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

3.    Makan makanan yang halal.

4.    Menjauhi perbuatan maksiyat.

5.    Bertaubat.

6.    Melaksanakan segala kewajiban.

7.    Menahan diri dari menyakiti orang lain.

وقال أيضا : "أصولنا سبعة : التمسك بكتاب الله تعالى، والإقتداء بسيدنا رسول الله صلى الله عليه وسلم، وأكل الحلال، واجتناب المعاصى، والتوبة، وأداء الحقوق، وكف الأذى،

 

Menahan diri dari menyakiti orang lain ada dua macam:

Pertama, Menahan diri dari menyakiti anggota dzohir.

وهو على نوعين : أحدهما كف الأذى الجوارح الظاهرة،

 

Kedua, Menahan hati dari bisikan yang datang, seperti berupa buruk sangka kepada orang lain. Karena sesungguhnya hal itu termasuk racun yang mematikan, sementara setiap orang tidak menyadarinya, apalagi buruk sangka pada para para wali Allah, Ulama dan orang-orang hafal Al-Qur an.

ثانيهما كف القلب عما يخطر فيه من سوء الظن بالناس فإنه من السموم القاتلة ولا يشعر به كل أحد، لاسيما سوء الظن بالأولياء والعلماء وحملة القرآن.

 

Dalam Wasiat tuanku ‘Aliy bin Wafa Rahimahullahu Ta’ala disebutkan; “Waspadalah kalian! wahai orang-orang yang menempuh jalan menuju Allah Ta’ala akan hak seseorang dari kawan guru-guru kalian (para auliya’), karena sesungguhnya daging para kekasih Allah itu adalah racun, sekalipun mereka tidak mengambil tindakan apapun terhadap kalian.

وفى وصية سيدى على بن وفا رحمه الله تعالى : "إياكم أيها المريدون أن تقعوا فى حق أحد من أقران شيخكم فإن لحوم الأولياء سم ولو لم يؤاخذوكم،

 

Waspadalah, waspadalah kalian dari menganggap remeh menggunjing seseorang, walaupun gunjinganmu tidak sampai kepadanya, bahkan takutlah kalian dari menggunjing melebihi ketakutan kalian saat gunjinganmu sampai kepadanya, karena sesungguhnya Allah Ta’ala mengasihinya”. Ketahuilah hal itu wahai saudaraku!.

وإياكم ثم إياكم من الإستهانة بغيبة أحد ولو لم تبلغه تلك الغيبة بل خافوا منها أكثر مما تخافون إذا بلغته فإنه وليه الله تعالى" فاعلم ذلك يا أخى.

 

Makanan Haram akan Menghalangi Wushul (Sampai ke Allah)

“Waspadailah juga makan makanan yang tidak halal”

(وَ) احذر أيضا (مِنْ أكْلِ غَيْرِ الْحَلَالِ)

 

Karena sesungguhnya makan makanan yang tidak halal itu dapat mengeraskan hati, menggelapkan hati, menghalangi hati untuk menembus pintu hadirat Allah Ta’ala, dan merapuhkan pakaian.

فإن أكل غير الحلال يقسى القلب ويظلمه ويحجبه عن دخول حضرة الله تعالى ويخلق الثياب.

 

Imam Abu Hanifah Rahimahullahu Ta’ala berkata; “Seandainya seorang hamba ber’ibadah kepada Allah Ta’ala hingga ia menjadi tegak laksana tonggak ini, namun ia tidak menyadari apa yang masuk kedalam perutnya, apakah halal atau haram, maka ‘ibadahnya tidak diterima”.

قال الإمام أبو حنيفة رحمه الله تعالى : "لو أن عبدا عبد الله تعالى حتى صار مثل هذه السارية ثم أنه لم يدر ما يدخل جوفه أ حلال أم حرام ما تقبل منه"

 

Abu Ishaq Ibrahim bin Ad-ham Rahimahullahu Ta’ala berkata; “Bersihkanlah makananmu (dari yang tidak halal), setelah itu tidak ada resiko bagimu, saat kamu tidak berpuasa di siang hari dan tidak melakukan ibadah di malam hari”. Maksud beliau adalah ibadah sunnah.

وقال أبو إسحاق إبراهم بن أدهم رحمه الله تعالى : "أطب مطعمك وما عليك بعد ذلك أن لا تصوم النهار ولا تقوم الليل" يعني نفلا .

 

Abu Bakar At-Turmudzi Rahimahullahu Ta’ala berkata; “Tidak ada yang bisa menghalangi seseorang untuk sampai ke hadirat Allah Ta’ala kecuali;

1) Berdalil dengan yang bukan dalilnya.

2) Tergesa-gesa di dalam menempuh jalan menuju Allah berdasarkan hawa nafsunya.

3) Makan makanan haram dan syubhat”.

وقال أبو بكر الترمذى رحمه الله تعالى : "ما منع القوم من الوصول إلا الاستدلال بغير الدليل، والركض فى الطريق على حد الشهوة، وأكل الحرام والشبهات"

 

Imam Sahl Rahimahullahu Ta’ala berkata; “Barangsiapa yang makanannya tidak berasal dari barang halal, maka satu hijab pun (penghalang antara dirinya dan Allah) tidak akan pernah tersingkap dari hatinya, siksaanya akan  dipercepat datangnya dan shalat, puasa serta sedekahnya tidak akan memebrinya mermanfaat”.

وقال الإمام سهل رحمه الله تعالى : "من لم يكن مطعمه من حلال لم يكشف عن قلبه حجاب وتسارعت اليه العقوبات ولا تنفعه صلاته ولا صيامه ولا صدقته"

 

Imam Sufyan Rahimahullahu Ta’ala berkata; “Hendaklah kalian senantiasa makan makanan halal, dan janganlah sekali-kali kalian makan makanan haram, karena sesungguhnya aku yang senantiasa makan makanan halal, apabila membaca Al-Qur an, maka terbukalah bagiku 70 pintu ilmu, namun ketika aku makan makanan orang yang tidak wira’i (menjaga diri dari perkara yang tidak halal), apabila aku membaca Al-Qur an hingga aku mengulang-ulangnya, maka tidak satu bab ilmupun yang terbuka bagiku”.

وقال الإمام سفيان رحمه الله تعالى : "عليكم بأكل الحلال، وإياكم وأكل الحرام فإنى كنت وأنا آكل الحلال أقرأ الآية فيفتح لى سبعون بابا من العلم فلما أكلت من طعام من لا يتورع صرت أقرأ الآية وأرددها فلا يفتح لى باب واحد"

 

Syaikh ‘Aliy As-Syadziliy Rahimahullahu Ta’ala berkata: “Barangsiapa makan makanan halal, maka hatinya akan menjadi lunak, lembut, bersinar terang, tidurnya sedikit, dan tidak terhalang dari hadirat Allah Ta’ala. Tapi barangsiapa makan yang tidak halal, maka hatinya akan menjadi keras, kasar, semakin gelap, ter-hijab (terhalang) menuju hadirat Allah Ta’ala, dan banyak tidurnya”.

وقال الشيخ على الشاذلى رحمه الله تعالى : "من أكل الحلال لان قلبه ورق ونار وقل نومه ولم يحجب عن حضرة الله تعالى، ومن أكل غير الحلال قسا قلبه وغلظ وأظلم ويحجب عن حضرة الله تعالى وكثر نومه،

 

Banyak tidur termasuk sebagian dari rahmat Allah Ta’ala. Karena makan makanan selain yang halal dapat menggerakkan anggota tubuh untuk berbuat maksiat, hingga seluruh tubuh menuntutnya untuk bermaksiat, kemudian Allah memberi anugerah kepadanya berupa tidur agar ia dapat istirahat dari maksiat-maksiatnya. Demikian itu sebagaimana halnya Allah memberi anugerah kepada orang yang taat melalui makan makanan halal, supaya ia dapat menegakkan ibadah kepada-Nya siang dan malam.

وذلك من جملة رحمة الله تعالى، لأن أكل غير الحلال يحرك الأعضاء للمعاصى، فيطلب كل عضو منه أن يعصى فيتفضل الله تعالى عليه بالنوم ليريحه من المعاصى كما أنه يتفضل على الطائع بأكل الحلال ليقيمه بين يديه ليلا ونهارا .

 

Tuanku ‘Ali Al-Khowwash Rahimahullahu Ta’ala berkata; “Barangsiapa yang makan makanan haram dan ia terus-menerus melakukan ibadah, maka ia bagaikan merpati yang mengerami telur yang rusak, ia mempersulit dirinya sendiri diam lama di tempat itu, sementara tidak satu butir telurpun yang dapat menetas, bahkan mengeluarkan bau busuk.

وقال سيدى على الخواص رحمه الله تعالى : "من أكل الحرام وأطال العبادة فهو كالحمام الذى رقد على بيض فاسد فهو يتعب نفسه فى طول المقام ثم لا يفرخ شيئا بل يخرج مذرا،

 

Dan sebagian dari bahayanya makan makanan haram yaitu makanan haram tadi berubah menjadi api, kemudian akan menghilangkan ketajaman berfikir, menghilangkan nikmatnya berdzikir, membakar tumbuhnya keikhlasan niat, membutakan mata hati, menggelapkan mata, melemahkan agama, tubuh serta akal fikiran, menyebabkan lalai dan lupa, dan mencegah dari merasakan ilmu hikmah dan ilmu-ilmu makrifat. Dan beliau membahas panjang lebar masalah tersebut (yakni bahayanya memakan barang yang tidak halal).

ومن مفسد أكل الحرام استحاله نارا فيذهب شجية الفكر، ولذة الذكر ويحرق نبات إخلاص النيات ويعمى البصر، ويظلم البصر ويوهن الدين والبدن والعقل ويورث الغفلة والنسيان ويمنع من ذوقان الحكم والمعارف،وأطال فى ذلك

 

Lalu Beliau (Tuanku ‘Aliy Al-Khowwash Rahimahullahu Ta’ala) berkata; “Secara global semua perbuatan maksiat yang dilakukan seorang hamba, penyebabnya hanyalah makan makanan haram. Oleh karena itu, barangsiapa yang makan makanan haram kemudian ia berupaya mengerjakan amal ketaatan, maka ia benar-benar mengharapkan perkara yang mustahil”.

ثم قال : "وبالجملة فجميع المعاصى التى يفعلها العبد إنما سببها أكل الحرام، فمن أكل الحرام وطلب أن يعمل الطاعة فقد رام المحال"

 

(Peringatan);

Wajib bagi orang yang makan sesuatu, kemudian ia mendapatkan suatu tanda dari tanda-tanda makanan haram untuk memuntahkannya kalau memang memungkinkan, bila tidak, ia wajib bertaubat dan beristighfar.

(تنبيه)

يجب على من أكل شيئا ثم وجد بعده علامة من علامات الحرام أن يأخذ فى القيء إن أمكنه وإلا أخذ فى التوبة والإستغفار.

 

Tanda-tanda Sesuatu yang Dimakan adalah Makanan Haram

Di antara tanda-tanda makanan haram adalah;

(Pertama) Makanan tersebut bertentangan dengan syara’ dari segi cara memperolehnya.

ومن العلامات أن يكون للشرع على ذلك الطعام اعتراض من حيث وضع اليد.

 

(Kedua) Adanya kegelapan dalam hati dan adanya rasa berat pada tabiatnya hingga seolah-olah orang yang makan barang haram itu bagaikan memakan cor-coran timah.

ومنها وجود الظلمة فى القلب والثقل فى الطبيعة حتى كأن من أكله أكل رصاصا.

 

(Ketiga) Bila seseorang bangun tidur ia diam agak lama (tidak segera beranjak pergi, tapi diam sesaat lalu bangkit) sebagaimana yang terjadi pada orang yang memakan riba.

ومنها أن يقوم من النوم فيمكث ساعة حتى يستيقظ كما يقع لمن يأكل الربا.

 

(Keempat) Nafsunya akan mempermainkannya hingga ia berupaya memuntahkannya dengan paksa tanpa bisa terselesaikan masalahnya (makanan yang ada di dalam perut tidak bisa keluar).

ومنها أن تلعب النفس فيتقايأه قهرا عليه من غير معالجة.

 

Ketahuilah hal itu wahai saudaraku! Janganlah engkau lalai meneliti setiap suapan makananmu, karena sesungguhnya hal itu akan menghancurkanmu. Dan janganlah engkau makan makanan orang-orang yang tidak wira’i di dalam usahanya, seandainya ia marah kepadamu, janganlah engkau menghiraukannya dan janganlah kau pedulikan ucapannya; “Engkau telah menyakiti perasaanku”.

فاعلم ذلك يا أخى ولا تغفل عن تفتيش هذه اللقمة فإنه العطب ولا تأكل طعام من لا يتورع فى كسبه ولو أنه غضب منك ولا تلتفت اليه ولا لقوله "كسرت خاطرنا"

 

Masalah seperti ini jarang sekali disadari oleh para guru di zaman sekarang, bahkan sebagian dari mereka ada yang memakan makanan orang-orang miskin, dan apabila orang-orang mencelanya, ia berkata; “Aku khawatir akan menyakiti perasaannya dan tidak ada satu ibadah kepada Allah al Haqq wa ta’ala yang lebih utama dibandingkan memuaskan dan menghibur perasaannya”.

وهذا الامر قل من يتنبه له من مشايخ هذا العصر، بل بعضهم يأكل من طعام المساكين وإذا لاموه قال : خفت أن أكسر خاطره، وما عبد الحق تعالى بشيء أفضل من جبر الخواطر،

 

Inilah golongan orang-orang yang tidak mengetahui kaidah-kaidah agama. Jika demikian, maka hal itu tidak ada bedanya dengan orang yang minum khamr bersama-sama dengan orang yang mangajaknya.

وهذا من الجهل بقواعد الشريعة، ولا فرق حينئذ بينه وبين من عزم عليه شخص بأن يشرب معه الخمر،

 

Oleh karena itu, seandainya ia berkata; “Aku minum khamr hanya karena menjaga perasaannya”, maka kami akan menghukumnya, kami tidak akan menerima alasan apapun darinya dan kami menghukumnya sebab kefasikannya. Ketahuilah hal itu wahai saudaraku!.

فلو قال : إنما شربت جبرا لخاطره حددناه ولم نقبل منه عذرا وحكمنا بفسقه، فاعلم ذلك يا أخى.

 

Wallahu ‘alam bisshawab.

Bersambung.

 

Edited by:

Kitabterjemahan.my.id

 

<< Ngaji Sebelumnya…

Ngaji Berikutnya…>>

Post a Comment for "Menyakiti Orang Lain dan Makanan Haram Menjadi Penghalang Wushul (Sampai ke Allah): Terjemah Minahus saniyyah –Ngaji 06-"