Ngaji Kitab Terjemah Minahussaniyyah
9 Tanda-tanda Riya’ (Pamer) dan Macam-macamnya dari yang Murni hingga yang Samar
Meninggalkan Suatu Amal Perbuatan karena Orang Lain (ke 6 – ke 9)
( BAG. II )
بسم
الله الرحمن الرحيم
Tanda Keenam Meninggalkan Suatu Amal Perbuatan karena Orang Lain
(Keenam) Sebagian dari riya’
yang lembut (yang berikutnya) adalah meninggalkan suatu amal perbuatan karena
orang lain. |
ومنها
: ترك العمل من أجل الناس. |
Fudhail
bin ‘Iyadh Rahimahullah Ta’ala berkata: Meninggalkan amal perbuatan
karena orang lain adalah riya’ (pamer), melakukan amal perbuatan
karena orang lain itu syirik. Dan ikhlas adalah ketika Allah Al Haqq wa
Ta’ala menyelamatkan dari keduanya. |
قال
الفضيل بن عياض رحمه الله تعالى : "ترك العمل من أجل الناس رياء، والعمل من
أجل الناس شرك، والإخلاص أن يعافيك الحق تعالى منها" |
Makna dari perkataan Fudhail bin ‘Iyadh tersebut adalah orang yang
menyengaja melakukan suatu ibadah atau tidak jadi melakukan ibadah karena
khawatir dilihat orang lain merupakan pelaku riya’ (orang yang pamer).
Karena dia dalam meninggalkannya (tidak jadi melakukan ibadah) karena orang
lain. |
ومعنى
ذلك أن من عزم على عبادة وتركها مخفة أن
يراها الناس فهو مراء، لأنه تركها من أجل الناس. |
Adapun jika dia tidak jadi melakukan ibadah karena
ingin melakukannya di tempat yang sepi maka hal ini disunnahkan, kecuali
ibadah yang wajib, zakat atau dia adalah seorang tokoh yang menjadi panutan
masyarakat, maka dalam kondisi ini lebih utama untuk menampakkan amal ibadahnya. |
أما
لو تركها ليفعلها فى الخلوة فهذا
مستحب إلا أن تكون فريضة أو زكاة واجبة أو يكون ممن يقتدى به فالجهر فى ذلك أفضل. |
Tanda Ketujuh Menceritakan Amal-amal Kebaikan yang Terjadi di Masa Lalu
(Ketujuh) Sebagian dari riya’
yang lembut (yang berikutnya) adalah menceritakan amal-amal kebaikan yang
terjadi di masa lalu, padahal dulu tidak ada satupun orang yang
mengetahuinya, (hal tersebut tidak boleh dilakukan) kecuali ada tujuan yang
bersifat syariat. |
ومنها
حكاية الأعمال الصاحات التى وقعت فى أزمان مضت ولم يشعر بها أحد إلا لغرض شرعي، |
Oleh karena itu, (apabila) dalam menceritakan amal
kebaikannya tanpa adanya tujuan syara’, maka amal baiknya akan menjadi
bentuk riya’ seperti pada saat dikerjakan (walaupun amal baiknya sudah
dilakukan di masa lalu). |
فإن
حكايتها بغير غرض شرعي يردها إلى صورة الرياء بها حال عملها. |
Salah satu wasiat Tuanku Ali Al-Khawwas Rahimahullah
Ta’ala kepada sahabat-sahabatnya adalah; Waspadalah kalian semua dari
memperdengarkan amal-amal kalian. Karena hal tersebut membatalkan (amal
sholih) sama halnya dengan riya’, seperti penjelasan dari Hadits Nabi. |
ومن
وصية سيدى على الخواص رحمه الله تعالى لأصحابه : احذروا من التسميع بأعمالكم
فإنه يبطلها كالرياء على حد سواء كما صرح بذلك الحديث، |
Akan tetapi, memperdengarkan
kebaikan itu terdapat ada penawar (jalan keluarnya), yaitu Seorang hamba
merasa menyesal dan bertaubat dengan taubat yang benar karena telah melakukan
hal tersebut. Gambaran taubat yang benar adalah ia tidak akan memperdengarkan
lagi kebaikan-kebaikannya kepada orang lain. Karena taubat yang benar itu
menghapus kesalahan-kesalahan tersebut. |
لكن
للتسميع دواء، وهو أن يندم العبد على ذلك ويتوب من ذلك توبة صادقة بأنه لا يعود
يسمع أحدا
من الناس من أعماله، إذ التوبة الصادقة تمحو تلك الزلة، |
Oleh sebab itu, ketika ia telah
taubat seperti itu, maka amal baiknya akan menjadi utuh (sah) kembali dengan
Kehendak Allah Ta’ala. |
فإذا
تاب كذلك رجع العمل صحيحا بمشيئة الله تعالى. |
Perumpamaan masalah tersebut itu
seperti orang yang sehat jasmaninya, lalu suatu penyakit datang merusak
kesehatannya. Kemudian dia mengkonsumsi obat yang tepat, lalu Allah menghilangkan
penyakit darinya dan berkat Anugerah Allah tubuhnya kembali dalam kondisi
sehat. Jadi bisa diketahui, memperdengarkan kebaikan itu ada penawarnya,
berbeda dengan riya’ karena riya’ merusak suatu amal dari
pangkalnya. |
ومثل
ذلك كمثل رجل كان صحيح الجسم ثم طرأ عليه مرض أفسد صحته فاستعمل دواء نافعا
فأزال الله تعالى به ذلك المرض وعاد الجسم بفضل الله تعالى إلى حال صحته،
فعلم أن للتسميع دواء، بخلاف الرياء
لأنه يفسد من أصله. |
Tanda Kedelapan Menghentikan Senda Gurau yang Mubah Ketika Orang yang disegani Datang
(Kedelapan) Sebagian dari riya’
yang lembut (yang berikutnya) adalah menghentikan senda gurau yang
diperbolehkan secara syariat ketika ada orang yang disegani datang. |
ومنها
قطع المزح المباح إذا دخل من يستحيا منه، |
Fudhail
bin ‘Iyadh Rahimahullah Ta’ala telah berkata: “apabila dikatakan bahwa
Presiden akan datang kepadamu saat ini, lalu aku merapikan jenggot dengan
kedua tanganku, maka aku benar-benar takut kalau aku ditulis di
buku catatan orang-orang munafik. |
وقد
كان الفضيل بن عياض رحمه الله تعالى يقول : "لو قيل أن أمير المؤمنين داخل
عليك الساعة فسويت لحيتى بيدي لخفت أن أكتب فى جريدة المنافقين" |
Oleh
karena itu, kalian jangan menghentikan senda gurau yang diperbolehkan syariat
–wahai saudaraku- teruskan saja, kecuali dengan adanya niat yang baik.
Sesungguhnya terbongkarnya rahasia seseorang di hadapan orang yang
disegani itu lebih utama daripada
orang tersebut melakukan sifat kemunafikan. |
فلا
تقطع يا أخى المزح المباح لأجل داخل عليك إلا بنية صالحة، فإن خرق ناموس العبد
عند من يستحيا منه أولى من ارتكابه صفة النفاق. |
Tanda Kesembilan Menambahi Posisi Membungkuk dan Konsentrasi
(Kesembilan) Termasuk
dari riya’ yang lembut (berikutnya) adalah menambahi posisi membungkuk
dan konsentrasi karena ada salah satu orang besar atau tokoh lain yang
datang. |
ومنها
الزيادة فى الإطراق والخشوع لدخول أحد من الأكابر وغيرهم، |
Tuanku Ali Al-Khawwas Rahimahullah Ta’ala
telah berkata: ketika seorang penguasa datang kepadamu, sementara dikedua
tanganmu terdapat tasbih yang kau gunakan untuk membaca tasbih (dzikir), maka
berhentilah, kecuali disertai niat yang baik. Dan hindarilah! Saat salah satu
dari kalian sedang duduk-duduk sembari tertawa dalam keadaan lupa kepada
Allah Ta’ala. Kemudian seorang Penguasa datang kepadamu, lalu kamu
langsung mengambil tasbih yang kemudian kau gunakan untuk berdzikir, kecuali
disertai niat yang baik. (Hal ini perlu diwaspadai) karena menghindari
terjerumus pada perbuatan riya’ yang melebur amal-amal kebaikan. |
وقد
كان سيدى على الخواص رحمه الله تعالى يقول : "إذا دخل على أحدكم أمير وفى
يديه سبحة يسبح بها فلا يدمها فى يده إلا بنية صالحة، وليحذر من أن يكون جالسا
يضحك وهو غافل عن الله تعالى فيدخل عليه أمير فيأخذ السبحة بيده فيسبح بها إلا
بنية صالحة هروبا من الوقوع فى الرياء المحبط للأعمال" |
Riya’ yang njelimet-njelimet (sulit dideteksi)
banyak sekali disebutkan di kitab-kitab Ulama ahli thariqah. Cari
tahulah di sana! Wahai saudaraku. |
ودقائق الرياء كثيرة مذكورة
فى كتب القوم فاعلم ذلك يا أخي |
Wallahu
‘alam bisshawab.
Bersambung.
Translated by:
Kitabterjemahan.my.id
Post a Comment for "9 Tanda-tanda Riya’ -Pamer- dan Macam-macamnya ( BAG. II ): Terjemah Minahus saniyyah –Ngaji 05-"