Cara Taubat Nasuha Lengkap dengan Panduan Shalat Taubat

Sumber: https://islamterapan.com

 

Sesempurna-sempurnanya manusia (tentu selain Rasul) pasti akan terjatuh ke kubangan kesalahan. Mulai dari kesalahan yang sepele dan kecil sampai kesalahan yang besar dan fatal. baik itu, Kesalahan yang sengaja ataupun tidak sengaja. Ataupun kesalahan yang bersifat privasi atapun orang lain mengetahuinya. Karena kesalahan merupakan sifat dasar manusia. sehingga, manusia tidak akan pernah benar secara terus-menerus

Akan tetapi, tidak semua kesalahan berimbas ke dosa. Contohnya, kita memakai pakaian secara terbalik, bagian pakaian yang seharusnya di dalam malah menjadi bagian luar. Tentu hal ini tidak berakibat mendapatkan dosa. Kesalahan yang seperti itu sangat wajar dan tidak ada efek ke dosa, paling-paling hanya ejekan atau teman-teman Anda yang semangat mengkata-katai.

Berbeda dengan kesalahan yang berakibat ke dosa. Hal ini, kita harus benar-benar waspada.

Kesalahan yang berakibat dosa merupakan kesalahan yang pasti ada efek negatif gegara kesalahan tadi. Baik itu efek negatif yang kembali pada diri Si pelaku, ataupun orang lain. Contohnya, memakai pakaian orang lain yang ada di jemuran. Perbuatan ini akan memberikan efek negatif pada Si pemilik Pakaian yakni berupa kerugian secara materi. Nah, kesalahan ini dalam Agama Islam istilahnya adalah dzanbun. Dan hukum perbuatannya adalah haram, yakni perbuatan yang berimbas ke dosa dan akan mendapatkan siksa apabila direalisasikan dan sebaliknya apabila tidak direalisasikan maka tidak akan ada efek negatif sehingga akan mendapatkan pahala.

Dari berbagai kesalahan yang sudah disebutkan tadi, kita harus membenahinya. Mengapa kita harus membenahinya? Tentu dengan tujuan untuk menghilangkan efek negatif yang timbul tadi, atau setidaknya meminimalisir. Pembenahan kesalahan atau dosa ini di dalam Islam disebut dengan taubat.

Pengertian Taubat

Taubat secara bahasa adalah kembali. Secara analogis berbuat dosa ibarat kita sedang lari dari rumah ternyaman, sehingga kita bisa berbuat dengan bebas tanpa ada batasan saat di luar sana, entah itu dengan kesenangan ataupun kepedihan, yang sebenarnya ada suatu kerinduan untuk pulang. Namun, dengan pulang ke rumah kita menjadi orang yang berbeda, bahkan pasti kerinduan tersebut menjadi terobati.

Sementara itu, secara terminologi taubat adalah kembali dari perbuatan buruk menurut pandangan Agama menuju ke perbuatan yang Agama memujinya.

Perbuatan buruk menurut Agama adalah perbuatan dosa itu sendiri. Perbuatan dosa ada dua macam yaitu;

  1. Hanya berhubungan dengan Allah

Dosa yang berhubungan dengan Allah adalah melakukan perbuatan yang dilarang Agama,

contoh: berbuat zina, minum-minuman keras, merasa yang paling hebat, merasa yang paling baik, dan lain-lain.

Ataupun meninggalkan yang kewajiban-kewajiban Agama.

Contoh: meninggalkan shalat, tidak berpuasa ramadhan, tidak membayar zakat, tidak melakukan nadzar dan lain-lain.

2. Dosa yang berhubungan dengan sesama manusia.

Contoh: mencuri, memukul orang lain, menyakiti hati orang lain seperti, menghina, mencaci maki, menggunjing, berbohong, mengambil hak orang lain seperti, korupsi, memakai harta orang lain tanpa ijin dan lain-lain.

bagi yang ingin membaca penjelasan taubat secara lebih luas silahkan membaca di sini.

Dalil Kewajiban Taubat

Dasar hukum dari keharusan taubat ini banyak sekali, baik itu di dalam Al-Qur’an, Assunnah dan Ijmak. Berikut ini beberapa dalil dari Al-Qur’an.

وَتُوبُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ ٱلْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (Annnur: 31)

وَأَنِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُمَتِّعْكُمْ مَتَاعًا حَسَنًا إِلَىٰ أَجَلٍ مُسَمًّى وَيُؤْتِ كُلَّ ذِي فَضْلٍ فَضْلَهُ ۖ وَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ كَبِيرٍ

dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat. (Hud: 3)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا عَسَىٰ رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ……

Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai ….. (Attahriim: 8)

Dalil yang dari Hadits:

وقال صلى الله عليه وسلم: النَّدَمُ تَوْبَةٌ والتَّائِبُ مِنَ الذَّنْبِ كَمَنْ لاَ ذَنْبَ لَهُ

Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Penyesalan itu taubat dan orang yang bertaubat dari dosa itu seperti orang yang tanpa dosa sama sekali.

وقال صلى الله عليه وسلم: تُوبُوا إلى رَبِّكُمْ قَبْلَ أنْ تَمُوتُوا

Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Bertaubatlah kalian kepada Tuhan kalian sebelum kalian semua mati

وقال صلى الله عليه وسلم: التَّوْبَةُ تَهْدِمُ الحَوْبَةَ

Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Taubat merobohkan kesalahan

Syarat Melakukan Taubat

Sebagai langkah awal untuk bertaubat seperti rumusan para Ulama adalah sebagai berikut:

  1. Berhenti melakukan perbuatan-perbuatan dosa.
  2. Menyesali perbuatan dosa yang sudah dilakukan.
  3. Bertekad untuk selamanya tidak melakukan perbuatan dosa itu lagi.

Tiga syarat di atas adalah syarat taubat dari perbuatan dosa yang berhubungan dengan Allah. Apabila perbuatan dosanya berhubungan dengan sesama manusia, maka terdapat satu syarat tambahan yaitu:

4. meminta maaf dan kerelaan dari orang yang disalahi, sampai orang tersebut mengikhlaskan. Bahkan apabila kesalahannya berupa harta, kita yang bersalah harus mengembalikannya.

Rangkaian Panduan Taubat Berdasarkan Hadits Rasulullah

Yang harus Anda lakukan untuk bertaubat adalah sebagai berikut:

  • Melaksanakan syarat-syarat taubat yang sudah tertera di atas.

Kemudian, alangkah baiknya meniru yang Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah contohkan sebagai berikut:

  • Membaca Istighfar

Sebagai perwujudan permohonan maaf kepada Allah atas dosa yang telah dilakukan adalah dengan membaca istighfar sebanyak 100 kali atau boleh 70 kali setiap harinya. Seperti yang Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam lakukan:

Dari Abu Hurairah RA, Ia berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Demi Allah, sesungguhnya aku selalu memohon ampun (beristighfar) kepada Allah dan bertaubat setiap harinya lebih dari 70 kali. (H.R. al Bukhari).

Dari Aghar bin Yasar al Muzani RA, Ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam: Wahai manusia sekalian, bertaubatlah kalian kepada Allah dan Memohon ampunlah kepada-Nya (beristighfar), karena aku selalu bertaubat setiap hari sebanyak 100 kai. (H.R. Muslim)

  • Melakukan Shalat Taubat

Shalat taubat merupakan Shalat sunah dua Rakaat yang pelaksanaannya setelah melakukan perbuatan dosa, tidak harus siang, malam hari, ataupun setelah tidur.

Dari Ali bin Abi thalib RA, Ia berkata: Sesungguhnya Abu Bakar menceritakan kepadaku, ia adalah orang yang jujur. Bahwasanya ia mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Tidaklah seseorang melakukan perbuatan dosa, kemudian ia bersuci dengan melaksanakan sunah-sunah wudhu kemudian ia sholat dua rakaat, lalu ia meminta ampun kepada Allah kecuali Allah pasti akan mengampuninya. (H.R. Tirmidzi, Nasai dan Abu Daud)

Untuk tatacara shalat taubat akan Saya sertakan di bagian akhir artikel dengan penjelasan yang sangat mudah.

  • Menyusuli perbuatan dosa dengan kebaikan-kebaikan

Apabila kita melakukan dosa, maka sangat dianjurkan untuk buru-buru melakukan kebaikan, dengan harapan dosa yang kita lakukan akan terhapus oleh kebaikan itu.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Bertakwalah engkau kepada Allah dimanapun kamu berada, dan susulilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik, karena perbuatan baik itu akan menghapus perbuatan jelek, dan bergaulah kepada sesama manusia dengan akhlak yang baik. (HR. Imam Turmudzi)

Tata cara melakukan Shalat Taubat

Shalat Taubat seperti halnya shalat pada umumnya, hanya saja yang membedakan adalah niatnya. Untuk mempermudah gambaran shalat taubat silahkan Anda simak perincian di bawah ini.

  1. Niat

Niat di dalam hati saja, apabila ingin menambahi konsentrasi dalam berniat, silahkan mengucapkan niat dengan lisan. Berikut niatnya:

أُصَلِّي سُنَّةَ التَّوْبَةِ لِلّهِ تَعَالَى

 “Ushallî sunnatat taubati lillahi ta’ala” (saya berniat shalat sunnah taubat karena Allah Ta’ala).”

2. Melakukan shalat seperti shalat biasa. Untuk surat bacaan surat, bacalah surat yang pendek atau ayat yang Anda bisa. Yang paling mudah tentu rakaat pertama membaca surat al Kafirun dan Rakaat kedua membaca surat al ikhlas.

Penting: Sayyidul istighfar

Dan sangat dianjurkan untuk membaca sayyidul istighfar 3 kali setelah selesai shalat Subuh dan Ashar, berikut teks sayyidul istighfar beserta teks haditsnya:

عَنْ شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : سَيِّدُ الْاِسْتِغْفارِ أَنْ يَقُوْلَ الْعَبْدُ : اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ. أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ. أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ. وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ. فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلَّا أَنْتَ. مَنْ قَالَهَا مِنَ النَّهَارِ مُوْقِنًا بِهَا ، فَمَـاتَ مِنْ يوْمِهِ قَبْل أَنْ يُمْسِيَ ، فَهُو مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ ، وَمَنْ قَالَهَا مِنَ اللَّيْلِ وَهُوَ مُوْقِنٌ بِهَا فَمَاتَ قَبْلَ أَنْ يُصْبِحَ ، فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ .

Dari Syaddad bin Aus RA dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau bersabda: Sayyidul Istighfar adalah ucapan seorang hamba yang berupa: Allâhumma anta rabbî, lâ ilâha illâ anta khalaqtanî. Wa anâ ‘abduka, wa anâ ‘alâ ‘ahdika wa wa‘dika mastatha‘tu. A‘ûdzu bika min syarri mâ shana‘tu. Abû’u laka bini‘matika ‘alayya. Wa abû’u bidzanbî. Faghfirlî. Fa innahû lâ yaghfirudz dzunûba illâ anta. (Wahai Tuhanku, Engkau Tuhanku. Tiada tuhan yang disembah selain Engkau.Engkau yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu dan Aku berada dalam perintah iman sesuai perjanjian-Mu sebatas kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang kuperbuat. Kepada-Mu, aku mengakui segala nikmat-Mu padaku. Aku mengakui dosaku. Maka itu ampunilah dosaku. Sungguh tiada yang mengampuni dosa selain Engkau).

Barangsiapa mengucapkannya di waktu siang dengan penuh keyakinan lalu meninggal pada hari itu sebelum waktu sore, maka ia termasuk penghuni surga. Barangsiapa membacanya di waktu malam dengan penuh keyakinan lalu meninggal sebelum masuk waktu pagi, maka ia termasuk penghuni surga.

Penutup

Dengan melakukan keterangan di atas Insyaa Allah taubat kita termasuk taubat nasuha. Yakni taubat yang membuat diri kita yang bertaubat menjadi manusia yang lebih baik dan lebih meningkatkan awareness kita terhadap kemaksiatan.

Sebagai penutup, yang paling harus kita sadari adalah manusia tidak akan bisa terlepas dari dosa karena memang karakter ini adalah pemberian Allah kepada diri kita. Sehingga tugas kita saat tergelincir melakukan dosa bergegaslah untuk segera bertaubat.

ADMIN

islamterapan.com

Sumber Artikel: Islamterapan

Post a Comment for "Cara Taubat Nasuha Lengkap dengan Panduan Shalat Taubat"