TERJEMAH WARAQAT: PENGERTIAN USHUL FIKIH, CAKUPAN PEMBAHASAN –NGAJI 01-

 Ngaji Kitab Terjemahan Waraqat

PENGERTIAN USHUL FIKIH, CAKUPAN PEMBAHASAN USHUL FIKIH

 بسم الله الرحمن الرحيم

Kitab waraqat merupakan salah satu kitab yang ber-genre ushul fikih yang dikarang oleh Syaikh al Imam Jalaluddin al Mahalli. Yang kemudian dikomentari oleh Imam al Juwaini dengan judul Syarh al-Waraqaat dan kemudian dikomentari lagi oleh Syaikh Ahmad bin Muhammad ad-Dimyathi dalam bentuk hasyiah yang bernama Hasyiah ad-Dimyati ‘ala Syarh al-Waraqaat.

Waraqat adalah kitab dasar Ushul Fikih yang diajarkan di pesantren-pesantren selain, mabadi awwaliyyah, assulam dan al Bayan. Dalam rangka menambah khazanah terjemah dan untuk mempermudah belajar, berikut ini adalah terjemahan kitab waraqat, semoga membantu untuk mempelajari dan mengerti isi kitab tersebut.

Kitab cetakan yang memuat tiga kitab sekaligus yaitu: Waraqat, Syarah Waraqat dan Hasyiah Ad-Dimyati 'ala Syarh al-Waraqat

بسم الله الرحمن الرحيم

   

1.      Pengertian Ushul Fiqih

Ini adalah lampiran-lampiran yang mencakup fasal-fasal ilmu Ushul Fiqih

هَذِه وَرَقَات تشْتَمل على فُصُول من أصُول الْفِقْه

 

Ushul Fiqih itu tersusun dari dua bagian kata tunggal

وَذَلِكَ مؤلف من جزأين مفردين

 

(dua kata tersebut yang pertama yaitu:) al ashlu (asal) adalah sesuatu yang menjadi landasan terbangunnya sesuatu yang lain. Sementara al far’u (cabang) adalah perkara yang dibangun di atas sesuatu yang lain.

فَالْأَصْل مَا بني عَلَيْهِ غَيره وَالْفرع مَا يبْنى على غَيره

 

(kata yang kedua adalah) Fiqh adalah mengetahui hukum hukum syariat yang jalan perolehannya adalah ijtihad

وَالْفِقْه معرفَة الْأَحْكَام الشَّرْعِيَّة الَّتِي طريقها الِاجْتِهَاد

 

2.      Macam-macam Hukum

Hukum ada tujuh, yaitu:

1.      Wajib,

2.      Mandub,

3.      Mubah,

4.      Mahdzur,

5.      Makruh,

6.      Shohih, dan

7.      Batil

وَالْأَحْكَام سَبْعَة الْوَاجِب وَالْمَنْدُوب والمباح والمحظور وَالْمَكْرُوه وَالصَّحِيح وَالْبَاطِل


Wajib adalah sesuatu yang diberi pahala karena melakukannya, dan disiksa karena meniggalkannya.

فَالْوَاجِب مَا يُثَاب على فعله ويعاقب على تَركه

 

Mandub adalah sesuatu yang diberi pahala karena melakukannya, dan tidak disiksa karena meninggalkannya

وَالْمَنْدُوب مَا يُثَاب على فعله وَلَا يُعَاقب على تَركه

 

 

Mubah adalah sesuatu yang tidak diberi pahala karena melakukannya, dan tidak disiksa karena meninggalkannya.

والمباح مَا لَا يُثَاب على فعله وَلَا يُعَاقب على تَركه

 

Mahdzur adalah sesuatu yang diberi pahala karena meninggalkannya, dan disiksa karena melakukannya.

والمحظور مَا يُثَاب على تَركه ويعاقب على فعله

 

Makruh adalah sesuatu yang diberi pahala karena meninggalkannya dan tidak disiksa karena melakukannya

وَالْمَكْرُوه مَا يُثَاب على تَركه وَلَا يُعَاقب على فعله

 

Sahih adalah sesuatu yang dianggap telah berhasil kepada tujuan (nufudz) dan dinilai mencukupi

وَالصَّحِيح مَا يتَعَلَّق بِهِ النّفُوذ ويعتد بِهِ

 

Batil adalah sesuatu yang tidak berhasil (tidak sampai tujuan) dan tidak dianggap mencukupi.

وَالْبَاطِل مَا لَا يتَعَلَّق بِهِ النّفُوذ وَلَا يعْتد بِهِ

 

3.      Perbedaan Antara Fiqih, Ilmu, Menyangka, dan Syakk

Fiqih itu lebih khusus dari pada ilmu

وَالْفِقْه أخص من الْعلم

 

Ilmu adalah mengetahui informasi-informasi (pengetahuan) berdasarkan apa yang terjadi sebenarnya (kenyataan).

وَالْعلم معرفَة الْمَعْلُوم على مَا هُوَ بِهِ في الواقع

 

 

Jahl (Bodoh) adalah menggambarkan (yakni memahami) sesuatu, berbeda dengan kenyataan yang sebenarnya

وَالْجهل تصور الشَّيْء على خلاف مَا هُوَ بِهِ في الواقع

 

Ilmu Dharuri (Ilmu pasti) adalah ilmu yang diperoleh tanpa memerlukan pemikiran mendalam dan mencari pembuktian.

وَالْعلم الضَّرُورِيّ مَا لم يَقع عَن نظر واستدلال[1]

 

Adapun Ilmu Muktasab adalah ilmu yang perolehannya didasarkan pada berpikir dan pembuktian.

وَأما الْعلم المكتسب فَهُوَ الْمَوْقُوف على النّظر وَالِاسْتِدْلَال

 

Nadzor adalah berfikir (menganalisis) keadaan perkara yang dijadikan sasaran berpikir (obejek kajian).

وَالنَّظَر هُوَ الْفِكر فِي حَال المنظور فِيهِ

 

 

Istidlal adalah mencari dalil (bukti)

وَالِاسْتِدْلَال طلب الدَّلِيل

 

Dalil adalah sesuatu yang menunjukkan pada sesuatu yang dicari.

وَالدَّلِيل هُوَ المرشد إِلَى الْمَطْلُوب.

 

Dhann (menyangka) adalah menganggap mungkin  terjadinya dua perkara dimana yang salah satunya lebih kuat dari yang lain

وَالظَّن تَجْوِيز أَمريْن أَحدهمَا أظهر من الآخر

 

 

Syakk (ragu) adalah menganggap mungkin terjadinya dua perkara dimana tidak ada yang saling lebih kuat diantara keduanya.

وَالشَّكّ تَجْوِيز أَمريْن لَا مزية لأَحَدهمَا على الآخر

 

 

Ilmu ushul fiqih adalah motode-metode fiqih secara global dan tata cara mencari dalil (bukti) dengan metode tersebut.

وَعلم أصُول الْفِقْه طرقه على سَبِيل الْإِجْمَال وَكَيْفِيَّة الِاسْتِدْلَال بهَا

 

4.      Bab-bab Ushul Fiqih

Bab-bab yang dibahas di Ushul fiqih adalah: pembagian kalam (kalimat), amr (kata perintah), nahi (kata larangan), ‘am (kata umum), khas (kata khusus), mujmal, mubayyan, dzahir (makna tersurat), muawwal (makna yang ditakwil/tersirat), af’al (kata kerja), nasikh, mansukh, ijma’, akhbar, qiyas, hadzr (hukum haram), ibahah (hukum boleh), tartibul adillah (urutan-urutan sumber hukum), sifat mufti (sifat dan gambaran pemberi fatwa), mustafti (orang yang meminta fatwa), dan ketentuan-ketentuan mujtahid.

وأبواب أصُول الْفِقْه أَقسَام الْكَلَام وَالْأَمر وَالنَّهْي وَالْعَام وَالْخَاص والمجمل والمبين وَالظَّاهِر والمؤول وَالْأَفْعَال والناسخ والمنسوخ وَالْإِجْمَاع وَالْأَخْبَار وَالْقِيَاس والحظر وَالْإِبَاحَة وترتيب الْأَدِلَّة وَصفَة الْمُفْتى والمستفتى وَأَحْكَام الْمُجْتَهدين

 

5.      Pembagian Kalam

Selanjutnya, pembagian kalimat (tentu yang dimaksud adalah kalimat dalam bahasa Arab)[2], paling minimal kata untuk menyusun kalimat (dalam bahasa Arab) adalah terdiri dari dua isim (kata benda) atau isim dan fi’il atau fi’il dan huruf atau isim dan huruf.

فَأَما أَقسَام الْكَلَام فَأَقل مَا يتركب مِنْهُ الْكَلَام اسمان أَو اسْم وَفعل أَو فعل وحرف أَو اسْم وحرف

 

 

Dan kalam (kalimat) terbagi menjadi amr (kalimat perintah), nahi (kalimat larangan), khobar (kalimat berita), istikhbar (kalimat tanya).

وَالْكَلَام يَنْقَسِم إِلَى أَمر وَنهي وَخبر واستخبار

 

Dan (kalam) juga terbagi menjadi tamanni (kalimat perandaian), ‘arodl  (kalimat permintaan secara halus) dan qasam (kalimat sumpah)

وينقسم أَيْضا إِلَى تمن وَعرض وَقسم

 

Dan dari sisi lain (kalam) terbagi menjadi kalam hakikat dan majaz

وَمن وَجه آخر يَنْقَسِم إِلَى حَقِيقَة ومجاز

 

Kalam Hakikat adalah kalimat atau kata yang dalam penggunaannya menetapi makna aslinya.

فالحقيقة مَا بَقِي فِي الِاسْتِعْمَال على مَوْضُوعه

 

Dan menurut suatu pendapat: kalam hakikat adalah kalimat atau kata yang digunakan di dalam istilah-istilahnya si penutur (menurut istilahnya suatu golongan).

وَقيل مَا اسْتعْمل فِيمَا اصْطلحَ عَلَيْهِ من المخاطبة

 

Kalam Majaz adalah kalimat atau kata yang keluar dari makna aslinya.

وَالْمجَاز مَا تجوز عَن مَوْضُوعه

 

Dan kalam hakikat adakalanya bersifat kebahasaan, syar’iyyah (bersifat keagamaan), dan urfiyyah (bersifat kebiasaan penggunaan kata atau kalimat)

والحقيقة إِمَّا لغوية وَإِمَّا شَرْعِيَّة وَإِمَّا عرفية

 

Dan kalam Majaz adakalanya dengan penambahan, pengurangan atau perpindahan atau isti’arah (meminjam kata sekaligus makna lain)

وَالْمجَاز إِمَّا أَن يكون بِزِيَادَة أَو نُقْصَان أَو نقل أَو اسْتِعَارَة

 

Majaz dengan penambahan seperti firman Allah: “laisa kamitslihi syaiun” (tidak ada sesuatu apapun yang menyerupai Allah)

فالمجاز بِالزِّيَادَةِ مثل قَوْله تَعَالَى {لَيْسَ كمثله شَيْء}

 

Majaz dengan pengurangan seperti firman Allah: “was alil qaryata” (tanyalah penduduk desa)

وَالْمجَاز بِالنُّقْصَانِ مثل قَوْله تَعَالَى {واسأل الْقرْيَة}

 

 

Majaz dengan pemindahan seperti kalimat “Ghoith” untuk kotoran yang keluar dari manusia.

وَالْمجَاز بِالنَّقْلِ كالغائط فِيمَا يخرج من الْإِنْسَان

 

 

Majaz dengan isti’arah (peminjaman) seperti firman Allah “Jidaran yuridu an yang qoddlo” tembok yang ingin roboh

وَالْمجَاز بالاستعارة كَقَوْلِه تَعَالَى {جدارا يُرِيد أَن ينْقض}

 

6.      Perintah (Amr)

Amr (Perintah) adalah permintaan untuk melakukan perbuatan yang bersifat mengharuskan dengan melalui ucapan kepada orang yang di bawahnya (dalam kedudukan).

وَالْأَمر استدعاء الْفِعْل بالْقَوْل مِمَّن هُوَ دونه على سَبِيل الْوُجُوب

 

Bentuk kata perintah (dalam bahasa Arab) adalah if’al

والصيغة الدالة عليه افْعَل

 

Bentuk kata tersebut ketika dimutlakan dan tidak ada indikasi lain yang meyertainya maka diarahkan ke hukum wajib

وَهِي عِنْد الْإِطْلَاق والتجرد عَن الْقَرِينَة تحمل عَلَيْهِ 

 

kecuali ada dalil yang menunjukkan bahwa sesungguhnya yang diharapkan dari sighat amr (kata perintah tersebut) adalah hukum sunnah atau mubah

إِلَّا مَا دلّ الدَّلِيل على أَن المُرَاد مِنْهُ النّدب أَو الْإِبَاحَة

 

dan tidak menuntut pengulangan berdasarkan pendapat yang shohih

وَلَا تَقْتَضِي التّكْرَار على الصَّحِيح

 

kecuali ada dalil yang menunjukkan terhadap tujuan pengulangan

إِلَّا مَا دلّ الدَّلِيل على قصد التّكْرَار

 

dan tidak menuntut untuk dilakukan seketika

وَلَا تقتضى الْفَوْر

 

perintah untuk mewujudkan perbuatan itu berarti perintah terhadap perbuatan tersebut dan terhadap sesuatu yang menyempurnakannya.

وَالْأَمر بإيجاد الْفِعْل أَمر بِهِ وَبِمَا لَا يتم الْفِعْل إِلَّا بِهِ

 

seperti perintah melakukan sholat, maka sesungguhnya itu perintah melakukan bersuci yang mengantarkan kepada sholat

كالأمر بِالصَّلَاةِ فَإِنَّهُ أَمر بِالطَّهَارَةِ المؤدية إِلَيْهَا

 

jika perbuatan yang diperintahkan itu telah dilakukan, maka orang yang diperintah terlepas dari tanggungan

وَإِذا فُعِل يخرج الْمَأْمُور عَن الْعهْدَة

 

Wallahu a’lam bisshowab.

Bersambung…

 

Edited By: Kitabterjemahan.my.id


 Ngaji Berikutnya…>>


[1] كَالْعلمِ الْوَاقِع بِإِحْدَى الْحَواس الْخمس الظاهرة وهِيَ السّمع وَالْبَصَر واللمس والشم والذوق فانه يحصل بمجرد الاحساس بها من غير نظر واستدلال

Seperti tahunya pada salah satu panca indera luar, yaitu pendengaran, pengelihatan, peraba, penciuman, perasa. Pengetahuan dari lima indera ini diperoleh hanya dengan merasakan dengan empirik tanpa proses berpikir dan pembuktian.

[2] Sebagai perbandingan istilah kalimah di bahasa Indonesia adalah “kata”, kalam adalah “kalimat”, isim adalah “kata benda”, fi’il adalah “kata kerja” dan huruf adalah “konjungsi”.

Post a Comment for "TERJEMAH WARAQAT: PENGERTIAN USHUL FIKIH, CAKUPAN PEMBAHASAN –NGAJI 01-"