Ngaji Kitab Terjemahan Waraqat
PENGERTIAN USHUL FIKIH, CAKUPAN PEMBAHASAN USHUL FIKIH
Kitab
waraqat merupakan salah satu kitab yang ber-genre ushul fikih yang
dikarang oleh Syaikh al Imam Jalaluddin al Mahalli. Yang kemudian dikomentari
oleh Imam al Juwaini dengan judul Syarh al-Waraqaat dan kemudian
dikomentari lagi oleh Syaikh Ahmad bin Muhammad ad-Dimyathi dalam bentuk
hasyiah yang bernama Hasyiah ad-Dimyati ‘ala Syarh al-Waraqaat.
Waraqat
adalah kitab dasar Ushul Fikih yang diajarkan di pesantren-pesantren selain, mabadi
awwaliyyah, assulam dan al Bayan. Dalam rangka menambah khazanah
terjemah dan untuk mempermudah belajar, berikut ini adalah terjemahan kitab
waraqat, semoga membantu untuk mempelajari dan mengerti isi kitab tersebut.
Kitab cetakan yang memuat tiga kitab sekaligus yaitu: Waraqat, Syarah Waraqat dan Hasyiah Ad-Dimyati 'ala Syarh al-Waraqat |
بسم الله الرحمن الرحيم
1. Pengertian Ushul Fiqih
Ini adalah
lampiran-lampiran yang mencakup fasal-fasal ilmu Ushul Fiqih |
هَذِه وَرَقَات تشْتَمل
على فُصُول من أصُول الْفِقْه |
Ushul Fiqih itu tersusun
dari dua bagian kata tunggal |
وَذَلِكَ مؤلف من جزأين
مفردين |
(dua kata tersebut yang
pertama yaitu:) al ashlu (asal) adalah sesuatu yang menjadi landasan
terbangunnya sesuatu yang lain. Sementara al far’u (cabang) adalah
perkara yang dibangun di atas sesuatu yang lain. |
فَالْأَصْل مَا بني
عَلَيْهِ غَيره وَالْفرع مَا يبْنى على غَيره |
(kata yang kedua adalah) Fiqh
adalah mengetahui hukum hukum syariat yang jalan perolehannya adalah
ijtihad |
وَالْفِقْه معرفَة
الْأَحْكَام الشَّرْعِيَّة الَّتِي طريقها الِاجْتِهَاد |
2.
Macam-macam Hukum
Hukum ada tujuh, yaitu: 1. Wajib, 2. Mandub, 3. Mubah, 4. Mahdzur, 5. Makruh, 6. Shohih, dan 7. Batil |
وَالْأَحْكَام سَبْعَة
الْوَاجِب وَالْمَنْدُوب والمباح والمحظور وَالْمَكْرُوه وَالصَّحِيح
وَالْبَاطِل |
Wajib adalah sesuatu yang diberi pahala karena melakukannya, dan
disiksa karena meniggalkannya. |
فَالْوَاجِب مَا يُثَاب على فعله ويعاقب على
تَركه |
Mandub adalah sesuatu yang diberi
pahala karena melakukannya, dan tidak disiksa karena meninggalkannya |
وَالْمَنْدُوب مَا
يُثَاب على فعله وَلَا يُعَاقب على تَركه
|
Mubah adalah sesuatu yang tidak diberi pahala karena melakukannya, dan
tidak disiksa karena meninggalkannya. |
والمباح مَا لَا يُثَاب
على فعله وَلَا يُعَاقب على تَركه |
Mahdzur adalah sesuatu yang diberi pahala karena meninggalkannya, dan
disiksa karena melakukannya. |
والمحظور مَا يُثَاب
على تَركه ويعاقب على فعله |
Makruh adalah sesuatu yang diberi pahala karena meninggalkannya dan tidak
disiksa karena melakukannya |
وَالْمَكْرُوه مَا
يُثَاب على تَركه وَلَا يُعَاقب على فعله |
Sahih adalah sesuatu yang
dianggap telah berhasil kepada tujuan (nufudz) dan dinilai mencukupi |
وَالصَّحِيح مَا يتَعَلَّق
بِهِ النّفُوذ ويعتد بِهِ |
Batil adalah sesuatu yang
tidak berhasil (tidak sampai tujuan) dan tidak dianggap mencukupi. |
وَالْبَاطِل مَا لَا
يتَعَلَّق بِهِ النّفُوذ وَلَا يعْتد بِهِ |
3.
Perbedaan Antara Fiqih, Ilmu, Menyangka,
dan Syakk
Fiqih itu lebih khusus dari pada ilmu |
وَالْفِقْه أخص من الْعلم |
Ilmu adalah mengetahui informasi-informasi (pengetahuan) berdasarkan
apa yang terjadi sebenarnya (kenyataan). |
وَالْعلم معرفَة
الْمَعْلُوم على مَا هُوَ بِهِ
في الواقع
|
Jahl (Bodoh) adalah menggambarkan (yakni memahami) sesuatu, berbeda
dengan kenyataan yang sebenarnya |
وَالْجهل تصور الشَّيْء
على خلاف مَا هُوَ بِهِ في الواقع |
Ilmu Dharuri
(Ilmu pasti) adalah ilmu yang diperoleh tanpa memerlukan
pemikiran mendalam dan mencari pembuktian. |
وَالْعلم الضَّرُورِيّ
مَا لم يَقع عَن نظر واستدلال[1] |
Adapun Ilmu Muktasab
adalah ilmu yang perolehannya didasarkan pada berpikir dan pembuktian. |
وَأما الْعلم المكتسب
فَهُوَ الْمَوْقُوف على النّظر وَالِاسْتِدْلَال |
Nadzor adalah berfikir (menganalisis) keadaan perkara yang dijadikan
sasaran berpikir (obejek kajian). |
وَالنَّظَر هُوَ
الْفِكر فِي حَال المنظور فِيهِ
|
Istidlal adalah mencari dalil (bukti) |
وَالِاسْتِدْلَال طلب
الدَّلِيل |
Dalil adalah sesuatu yang menunjukkan pada sesuatu yang dicari. |
وَالدَّلِيل هُوَ
المرشد إِلَى الْمَطْلُوب. |
Dhann (menyangka) adalah menganggap mungkin terjadinya dua perkara dimana yang salah
satunya lebih kuat dari yang lain |
وَالظَّن تَجْوِيز
أَمريْن أَحدهمَا أظهر من الآخر
|
Syakk (ragu) adalah menganggap mungkin terjadinya dua perkara dimana tidak
ada yang saling lebih kuat diantara keduanya. |
وَالشَّكّ تَجْوِيز
أَمريْن لَا مزية لأَحَدهمَا على الآخر
|
Ilmu ushul fiqih adalah motode-metode fiqih secara global dan tata cara mencari
dalil (bukti) dengan metode tersebut. |
وَعلم أصُول الْفِقْه
طرقه على سَبِيل الْإِجْمَال وَكَيْفِيَّة الِاسْتِدْلَال بهَا |
4.
Bab-bab Ushul Fiqih
Bab-bab yang dibahas di Ushul
fiqih adalah: pembagian kalam (kalimat), amr (kata
perintah), nahi (kata larangan), ‘am (kata umum), khas
(kata khusus), mujmal, mubayyan, dzahir (makna tersurat),
muawwal (makna yang ditakwil/tersirat), af’al (kata kerja), nasikh,
mansukh, ijma’, akhbar, qiyas, hadzr
(hukum haram), ibahah (hukum boleh), tartibul adillah
(urutan-urutan sumber hukum), sifat mufti (sifat dan gambaran pemberi
fatwa), mustafti (orang yang meminta fatwa), dan ketentuan-ketentuan mujtahid. |
وأبواب أصُول الْفِقْه أَقسَام الْكَلَام
وَالْأَمر وَالنَّهْي وَالْعَام وَالْخَاص والمجمل والمبين وَالظَّاهِر والمؤول
وَالْأَفْعَال والناسخ والمنسوخ وَالْإِجْمَاع وَالْأَخْبَار وَالْقِيَاس والحظر
وَالْإِبَاحَة وترتيب الْأَدِلَّة وَصفَة الْمُفْتى والمستفتى وَأَحْكَام
الْمُجْتَهدين |
5. Pembagian Kalam
Selanjutnya, pembagian kalimat
(tentu yang dimaksud adalah kalimat dalam bahasa Arab)[2],
paling minimal kata untuk menyusun kalimat (dalam bahasa Arab) adalah terdiri
dari dua isim (kata benda) atau isim dan fi’il atau fi’il
dan huruf atau isim dan huruf. |
فَأَما أَقسَام
الْكَلَام فَأَقل مَا يتركب مِنْهُ الْكَلَام اسمان أَو اسْم وَفعل أَو فعل وحرف
أَو اسْم وحرف
|
Dan kalam
(kalimat) terbagi menjadi amr (kalimat perintah), nahi (kalimat
larangan), khobar (kalimat berita), istikhbar (kalimat tanya). |
وَالْكَلَام يَنْقَسِم إِلَى أَمر وَنهي وَخبر
واستخبار |
Dan (kalam) juga terbagi
menjadi tamanni (kalimat perandaian), ‘arodl (kalimat permintaan secara halus) dan qasam
(kalimat sumpah) |
وينقسم أَيْضا إِلَى
تمن وَعرض وَقسم |
Dan dari sisi lain (kalam)
terbagi menjadi kalam hakikat dan majaz |
وَمن وَجه آخر
يَنْقَسِم إِلَى حَقِيقَة ومجاز |
Kalam Hakikat
adalah kalimat atau kata yang dalam penggunaannya menetapi makna aslinya. |
فالحقيقة مَا بَقِي فِي الِاسْتِعْمَال على
مَوْضُوعه |
Dan menurut suatu
pendapat: kalam hakikat adalah kalimat atau kata yang digunakan di
dalam istilah-istilahnya si penutur (menurut istilahnya suatu golongan). |
وَقيل مَا اسْتعْمل
فِيمَا اصْطلحَ عَلَيْهِ من المخاطبة |
Kalam Majaz adalah
kalimat atau kata yang keluar dari makna aslinya. |
وَالْمجَاز مَا تجوز عَن مَوْضُوعه |
Dan kalam hakikat
adakalanya bersifat kebahasaan, syar’iyyah (bersifat keagamaan), dan urfiyyah
(bersifat kebiasaan penggunaan kata atau kalimat) |
والحقيقة إِمَّا لغوية وَإِمَّا شَرْعِيَّة
وَإِمَّا عرفية |
Dan kalam Majaz
adakalanya dengan penambahan, pengurangan atau perpindahan atau isti’arah
(meminjam kata sekaligus makna lain) |
وَالْمجَاز إِمَّا أَن
يكون بِزِيَادَة أَو نُقْصَان أَو نقل أَو اسْتِعَارَة |
Majaz dengan penambahan seperti firman Allah: “laisa kamitslihi
syaiun” (tidak ada sesuatu apapun yang menyerupai Allah) |
فالمجاز بِالزِّيَادَةِ
مثل قَوْله تَعَالَى {لَيْسَ كمثله شَيْء} |
Majaz dengan pengurangan seperti firman Allah: “was alil qaryata”
(tanyalah penduduk desa) |
وَالْمجَاز
بِالنُّقْصَانِ مثل قَوْله تَعَالَى {واسأل الْقرْيَة}
|
Majaz dengan pemindahan seperti kalimat “Ghoith” untuk kotoran
yang keluar dari manusia. |
وَالْمجَاز بِالنَّقْلِ
كالغائط فِيمَا يخرج من الْإِنْسَان
|
Majaz dengan isti’arah (peminjaman) seperti firman Allah “Jidaran
yuridu an yang qoddlo” tembok yang ingin roboh |
وَالْمجَاز بالاستعارة
كَقَوْلِه تَعَالَى {جدارا يُرِيد أَن ينْقض} |
6.
Perintah (Amr)
Amr (Perintah) adalah permintaan untuk melakukan perbuatan yang
bersifat mengharuskan dengan melalui ucapan kepada orang yang di bawahnya
(dalam kedudukan). |
وَالْأَمر استدعاء
الْفِعْل بالْقَوْل مِمَّن هُوَ دونه على سَبِيل الْوُجُوب |
Bentuk kata perintah
(dalam bahasa Arab) adalah if’al |
والصيغة الدالة عليه افْعَل |
Bentuk kata tersebut
ketika dimutlakan dan tidak ada indikasi lain yang meyertainya maka diarahkan
ke hukum wajib |
وَهِي عِنْد
الْإِطْلَاق والتجرد عَن الْقَرِينَة تحمل عَلَيْهِ |
kecuali ada dalil yang
menunjukkan bahwa sesungguhnya yang diharapkan dari sighat amr (kata
perintah tersebut) adalah hukum sunnah atau mubah |
إِلَّا مَا دلّ الدَّلِيل على أَن المُرَاد
مِنْهُ النّدب أَو الْإِبَاحَة |
dan tidak menuntut
pengulangan berdasarkan pendapat yang shohih |
وَلَا تَقْتَضِي
التّكْرَار على الصَّحِيح |
kecuali ada dalil yang
menunjukkan terhadap tujuan pengulangan |
إِلَّا مَا دلّ الدَّلِيل
على قصد التّكْرَار |
dan tidak menuntut untuk
dilakukan seketika |
وَلَا تقتضى الْفَوْر |
perintah untuk mewujudkan
perbuatan itu berarti perintah terhadap perbuatan tersebut dan terhadap
sesuatu yang menyempurnakannya. |
وَالْأَمر بإيجاد
الْفِعْل أَمر بِهِ وَبِمَا لَا يتم الْفِعْل إِلَّا بِهِ |
seperti perintah
melakukan sholat, maka sesungguhnya itu perintah melakukan bersuci yang
mengantarkan kepada sholat |
كالأمر بِالصَّلَاةِ
فَإِنَّهُ أَمر بِالطَّهَارَةِ المؤدية إِلَيْهَا |
jika perbuatan yang
diperintahkan itu telah dilakukan, maka orang yang diperintah terlepas dari
tanggungan |
وَإِذا فُعِل يخرج
الْمَأْمُور عَن الْعهْدَة |
Wallahu a’lam bisshowab.
Bersambung…
Edited By: Kitabterjemahan.my.id
[1] كَالْعلمِ الْوَاقِع بِإِحْدَى الْحَواس الْخمس
الظاهرة وهِيَ السّمع وَالْبَصَر واللمس والشم والذوق فانه يحصل بمجرد الاحساس بها
من غير نظر واستدلال
Seperti tahunya pada salah satu panca indera luar, yaitu
pendengaran, pengelihatan, peraba, penciuman, perasa. Pengetahuan dari lima
indera ini diperoleh hanya dengan merasakan dengan empirik tanpa proses
berpikir dan pembuktian.
[2] Sebagai
perbandingan istilah kalimah di bahasa Indonesia adalah “kata”, kalam
adalah “kalimat”, isim adalah “kata benda”, fi’il adalah “kata
kerja” dan huruf adalah “konjungsi”.
Post a Comment for "TERJEMAH WARAQAT: PENGERTIAN USHUL FIKIH, CAKUPAN PEMBAHASAN –NGAJI 01-"