Ngaji Terjemah Kitab Mukhtasor Abi Jamroh
Hadits ke
68-70: Kesabaran Rasulullah atas Wafatnya Salah Satu Cucunya, Kisah Rasulullah Mimpi Didatagi Dua Sosok, Dua Perkara yang Diperbolehkan Untuk Iri
Abi Jamroh: Sabar, Mimpi Rasulullah dan Kebolehan Iri |
بسم الله الرحمن الرحيم
68. Kesabaran Rasulullah atas Wafatnya
Salah Satu Cucunya
68 – Dari Usamah bin Zaid radliallahu ‘anhuma
Ia berkata; Putri Nabi Shallallahu’alaihiwasallam mengirim utusan
untuk menemui Beliau dan mengabarkan bahwa; "Anakku telah meninggal,
maka datanglah kepada kami!" Maka Nabi Shallallahu’alaihiwasallam
memerintahkannya untuk menyampaikan salam lalu bersabda: "Sesungguhnya
milik Allah apa yang diambilNya dan apa yang diberiNya. Dan segala sesuatu
disisiNya sesudah ditentukan ajalnya, maka bersabarlah engkau karenanya dan
mohonkanlah pahala darinya." Kemudian dia mengirim utusan lagi kepada
Beliau seraya menyatakan sumpah meminta dengan sangat agar Beliau bisa
datang. Maka Beliau berangkat, bersamanya ada Sa'ad bin 'Ubadah, Mu'adz bin
Jabal, Ubay bin Ka'ab, Zaid bin Tsabit dan beberapa orang lain. Kemudian bayi
tersebut diserahkan kepada Nabi Shallallahu’alaihiwasallam dan hati
Beliau nampak berguncang (karena bersedih). Aku menduga (rawi) dia (Usamah)
berkata: Seakan-akan dia bagaikan geriba yang kosong. Maka mengalirlah air
mata Beliau. Sa'ad berkata: "Wahai Rasulullah, mengapakah engkau menangis?
Beliau berkata: "Inilah rahmat yang Allah berikan kepada hati
hamba-hambaNya dan sesungguhnya Allah akan merahmati diantara hamba-hambaNya
yang saling berkasih sayang". |
٦٨- عَنْ أُسَامَةَ بْنُ زَيْدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ:
أَرْسَلَتْ ابْنَةُ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَيْهِ
إِنَّ ابْنًا لِي قُبِضَ فَأْتِنَا فَأَرْسَلَ يُقْرِئُ السَّلَامَ وَيَقُولُ:
إِنَّ لِلَّهِ مَا أَخَذَ وَلَهُ مَا أَعْطَى وَكُلٌّ عِنْدَهُ بِأَجَلٍ
مُسَمًّى فَلْتَصْبِرْ وَلْتَحْتَسِبْ فَأَرْسَلَتْ إِلَيْهِ تُقْسِمُ عَلَيْهِ
لَيَأْتِيَنَّهَا ، فَقَامَ وَمَعَهُ سَعْدُ بْنُ عُبَادَةَ وَمَعَاذُ بْنُ
جَبَلٍ وَأُبَيُّ بْنُ كَعْبٍ وَزَيْدُ بْنُ ثَابِتٍ وَرِجَالٌ فَرُفِعَ إِلَى
رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الصَّبِيُّ ، وَنَفْسُهُ
تَتَقَعْقَعُ ، قَالَ: حَسِبْتُهُ أَنَّهُ قَالَ: كَأَنَّهَا شَنٌّ فَفَاضَتْ
عَيْنَاهُ ، فَقَالَ سَعْدٌ: يَا رَسُولَ اللَّهِ ، مَا هَذَا؟ فَقَالَ: هَذِهِ
رَحْمَةٌ جَعَلَهَا اللَّهُ فِي قُلُوبِ عِبَادِهِ ، وَإِنَّمَا يَرْحَمُ
اللَّهُ مِنْ عِبَادِهِ الرُّحَمَاءَ |
69. Kisah Rasulullah Mimpi Didatagi Dua Sosok
69 – Dari Samurah bin Jundab berkata; Sudah
menjadi kebiasaan Nabi Shallallahu 'alaihiwasallam bila selesai
melaksanakan suatu shalat, Beliau menghadapkan wajahnya kepada kami lalu
berkata: "Apakah diantara kalian yang tadi malam bermimpi". Dia
(Samrah bin Jundab) berkata: "Jika ada seorang yang bermimpi maka orang
itu akan menceritakan, saat itulah Beliau berkata: "Maa sya-allah"
(atas kehendak Allah) " |
٦۹- عَنْ
سَمُرَةَ بْنِ جُنْدَبٍ قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ إِذَا صَلَّى صَلَاةً أَقْبَلَ عَلَيْنَا بِوَجْهِهِ فَيَقُوْلُ: هَلْ
رَأَى مِنْكُمْ اَحَدٌ اللَّيْلَةَ رُؤْيَا؟ قَالَ: فَإِنْ رَأَى أَحَدٌ
قَصَّهَا ، فَيَقُولُ: مَا شَاءَ اللَّهُ ، |
Pada suatu hari yang lain Beliau bertanya kepada
kami: "Apakah ada diantara kalian yang bermimpi?" Kami menjawab:
"Tidak ada". Beliau berkata: "Tetapi aku tadi malam bermimpi
yaitu ada dua orang laki-laki yang mendatangiku kemudian keduanya memegang
tanganku lalu membawaku ke negeri yang disucikan (Al Muqaddasah), ternyata
disana ada seorang laki-laki yang sedang berdiri dan yang satunya lagi duduk
yang di tangannya memegang sebatang besi yang ujungnya bengkok (biasanya
untuk menggantung sesuatu). Sebagian dari sahabat kami berkata, dari Musa
bahwa: batang besi tersebut dimasukkan ke dalam satu sisi mulut (dari
geraham) orang itu hingga menembus tengkuknya. Kemudian dilakukan hal yang
sama pada sisi mulut yang satunya lagi, lalu dilepas dari mulutnya dan
dimasukkan kembali dan begitu seterusnya diperlakukan. Aku bertanya:
"Apa ini maksudnya?" Kedua orang yang membawaku berkata:
"Berangkatlah". Maka kami berangkat ke tempat lain dan sampai
kepada seorang laki-laki yang sedang berbaring bersandar pada tengkuknya,
sedang ada laki-laki lain yang berdiri di atas kepalanya memegang batu atau
batu besar untuk menghancurkan kepalanya. Ketika dipukulkan, batu itu
menghancurkan kepala orang itu, Maka orang itu menghampirinya untuk
mengambilnya dan dia tidak berhenti melakukan ini hingga kepala orang itu
kembali utuh seperti semula, kemudian dipukul lagi dengan batu hingga hancur.
Aku bertanya: "Siapakah orang ini?" Keduanya menjawab:
"Berangkatlah". |
فَسَأَلَنَا
يَوْمًا ، فَقَالَ: هَلْ رَأَى أَحَدٌ مِنْكُمْ رُؤْيَا؟ قُلْنَا: لَا ، قَالَ:
لَكِنِّي رَأَيْتُ اللَّيْلَةَ رَجُلَيْنِ أَتَيَانِي فَأَخَذَا بِيَدِي
فَأَخْرَجَانِي إِلَى الْأَرْضِ الْمُقَدَّسَةِ ، فَإِذَا رَجُلٌ جَالِسٌ ،
وَرَجُلٌ قَائِمٌ بِيَدِهِ كَلُّوبٌ مِنْ حَدِيدٍ ، قَالَ بَعْضُ أَصْحَابِنَا
عَنْ مُوسَى إِنَّهُ يُدْخِلُ فِي شِدْقِهِ حَتَّى يَبْلُغَ قَفَاهُ ، ثُمَّ
يَفْعَلُ بِشِدْقِهِ الْآخَرِ مِثْلَ ذَلِكَ ، وَيَلْتَئِمُ شِدْقُهُ هَذَا
فَيَعُودُ فَيَصْنَعُ مِثْلَهُ ، قُلْتُ: مَا هَذَا؟ قَالَا: انْطَلِقْ
فَانْطَلَقْنَا حَتَّى أَتَيْنَا عَلَى رَجُلٍ مُضْطَجِعٍ عَلَى قَفَاهُ ،
وَرَجُلٌ قَائِمٌ عَلَى رَأْسِهِ بِفِهْرٍ أَوْ صَخْرَةٍ فَيَشْدَخُ بِهِ
رَأْسَهُ ، فَإِذَا ضَرَبَهُ تَدَهْدَهَ الْحَجَرُ ، فَانْطَلَقَ إِلَيْهِ
لِيَأْخُذَهُ فَلَا يَرْجِعُ إِلَى هَذَا حَتَّى يَلْتَئِمَ رَأْسُهُ ، وَعَادَ
رَأْسُهُ كَمَا هُوَ فَعَادَ إِلَيْهِ فَضَرَبَهُ ، قُلْتُ: مَنْ هَذَا؟ قَالَا:
انْطَلِقْ. |
Maka kami pun berangkat hingga sampai pada suatu
lubang seperti dapur api dimana bagian atasnya sempit dan bagian bawahnya
lebar dan dibawahnya dinyalakan api yang apabila api itu didekatkan, mereka
(penghuninya) akan terangkat dan bila dipadamkan penghuninya akan kembali
kepadanya, penghuninya itu terdiri dari laki-laki dan perempuan. Aku
bertanya: "Siapakah mereka itu?" Keduanya menjawab:
"Berangkatlah". Maka kami pun berangkat hingga sampai di sebuah
sungai yang airnya adalah darah, disana ada seorang laki-laki yang berdiri di
tengah-tengah sungai". Berkata, Yazid bin Harun dan Wahb bin Jarir dari
Jarir bin Hazim: 'Dan di tepi sungai ada seorang laki-laki yang memegang batu.
Ketika orang yang berada di tengah sungai menghadapnya dan bermaksud hendak
keluar dari sungai maka laki-laki yang memegang batu melemparnya dengan batu
kearah mulutnya hingga dia kembali ke tempatnya semula di tengah sungai, dan
terjadilah seterusnya begitu, setiap dia hendak keluar dari sungai, akan
dilempar dengan batu sehingga kembali ke tempatnya semula. Aku bertanya:
"Apa maksudnya ini?" Keduanya menjawab: "Berangkatlah". |
فَانْطَلَقْنَا
إِلَى ثَقْبٍ مِثْلِ التَّنُّورِ أَعْلَاهُ ضَيِّقٌ وَأَسْفَلُهُ وَاسِعٌ
يَتَوَقَّدُ تَحْتَهُ نَارًا ،فَإِذَا اقْتَرَبَ ارْتَفَعُوا حَتَّى كَادَ أَنْ
يَخْرُجُوا فَإِذَا خَمَدَتْ رَجَعُوا فِيهَا ، وَفِيهَا رِجَالٌ وَنِسَاءٌ
عُرَاةٌ ، فَقُلْتُ: مَنْ هَذَا؟ قَالَا: انْطَلِقْ فَانْطَلَقْنَا حَتَّى
أَتَيْنَا عَلَى نَهَرٍ مِنْ دَمٍ فِيهِ رَجُلٌ قَائِمٌ عَلَى وَسَطِ النَّهَرِ
. قَالَ يَزِيدُ ابْنُ هَارُوْنَ وَوَهْبُ بْنُ جَرِيرٍ عَنْ جَرِيرِ بْنِ
حَازِمٍ ، وَعَلَى شَطِّ النَّهَرِ رَجُلٌ بَيْنَ يَدَيْهِ حِجَارَةٌ ،
فَأَقْبَلَ الرَّجُلُ الَّذِي فِي النَّهَرِ ، فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَخْرُجَ
رَمَى الرَّجُلُ بِحَجَرٍ فِي فِيهِ فَرَدَّهُ حَيْثُ كَانَ فَجَعَلَ كُلَّمَا
جَاءَ لِيَخْرُجَ رَمَى فِي فِيهِ بِحَجَرٍ فَيَرْجِعُ كَمَا كَانَ ، فَقُلْتُ:
مَا هَذَا؟ قَالَا: انْطَلِقْ. |
Maka kamipun berangkat hingga sampai ke suatu
taman yang hijau, didalamnya penuh dengan pepohonan yang besar-besar
sementara dibawahnya ada satu orang tua dan anak-anak sedang bermain dan ada
seorang laki-laki yang berada dekat dengan pohon yang memegang api yang ia
nyalakan, kemudian kedua orang yang membawaku naik membawaku memanjat pohon
lalu keduanya memasukkan aku ke sebuah rumah (perkampungan) yang belum pernah
aku melihat seindah itu sebelumnya dan didalamnya ada beberapa orang, laki-laki
tua, pemuda, wanita dan anak-anak, lalu keduanya membawa aku keluar dari situ
lalu membawaku naik lagi ke atas pohon, lalu memasukkan aku ke dalam suatu
rumah yang lebih baik dan lebih indah, didalamnya ada orang-orang tua dan
para pemuda. |
فَانْطَلَقْنَا
حَتَّى أَتَيْيْنَا إِلَى رَوْضَةٍ خَضْرَاءَ فِيهَا شَجَرَةٌ عَظِيمَةٌ وَفِي
أَصْلِهَا شَيْخٌ وَصِبْيَانٌ يَلْعَبُوْنَ ، وَإِذَا رَجُلٌ قَرِيبٌ مِنْ
الشَّجَرَةِ بَيْنَ يَدَيْهِ نَارٌ يُوقِدُهَا فَصَعِدَا بِي الشَّجَرَةَ
وَأَدْخَلَانِي دَارًا لَمْ أَرَ قَطُّ أَحْسَنَ مِنْهَا ، فِيهَا رِجَالٌ
شُيُوخٌ ، وَشَبَابٌ وَنِسَاءٌ وَصِبْيَانٌ ، ثُمَّ أَخْرَجَانِي مِنْهَا
فَصَعِدَا بِي الشَّجَرَةَ فَأَدْخَلَانِي دَارًا هِيَ أَحْسَنُ وَأَفْضَلُ
فِيهَا شُيُوخٌ وَشَبَابٌ، |
Aku berkata: "Ajaklah aku keliling malam
ini dan terangkanlah tentang apa yang aku sudah lihat tadi". Maka
keduanya berkata: "Baiklah. Adapun orang yang kamu lihat mulutnya
ditusuk dengan besi adalah orang yang suka berdusta dan bila berkata selalu
berbohong, maka dia dibawa hingga sampai ke ufuq lalu dia diperlakukan
seperti itu hingga hari qiyamat. Adapun orang yang kamu lihat kepalanya
dipecahkan adalah seorang yang telah diajarkan Al Qur'an oleh Allah lalu dia
tidur pada suatu malam namun tidak melaksanakan Al Qur'an pada siang harinya,
lalu dia diperlakukan seperti itu hingga hari qiyamat. Dan orang-orang yang
kamu lihat berada didalam dapur api mereka adalah para pezina sedangkan orang
yang kamu lihat berada di tengah sungai adalah mereka yang memakan riba'
sementara orang tua yang berada dibawah pohon adalah Nabi Ibrahim
'alaihissalam, sedangkan anak-anak yang ada disekitarnnya adalah anak-anak
kecil manusia. Adapun orang yang menyalakan api adalah malaikat penunggu
neraka, sedangkan rumah pertama yang kamu masuki adalah rumah bagi seluruh
kaum mu'minin sedangkan rumah yang ini adalah perkampungan para syuhada' dan
aku adalah Jibril dan ini adalah Mika'il, maka angkatlah kepalamu. Maka aku
mengangkat kepalaku ternyata diatas kepalaku ada sesuatu seperti awan.
Keduanya berkata: "Itulah tempatmu". Aku berkata: "Biarkanlah
aku memasuki rumahku". Keduanya berkata: "Umurmu masih tersisa dan
belum selesai dan seandainya sudah selesai waktunya kamu pasti akan memasuki
rumahmu". |
فَقُلْتُ:
طَوَّفْتُمَانِي اللَّيْلَةَ فَأَخْبِرَانِي عَمَّا رَأَيْتُ؟ قَالَا: نَعَمْ،
أَمَّا الَّذِي رَأَيْتَهُ يُشَقُّ شِدْقُهُ فَكَذَّابٌ يُحَدِّثُ بِالْكَذْبَةِ
فَتُحْمَلُ عَنْهُ حَتَّى تَبْلُغَ الْآفَاقَ فَيُصْنَعُ بِهِ إِلَى يَوْمِ
الْقِيَامَةِ ، وَالَّذِي رَأَيْتَهُ يُشْدَخُ رَأْسُهُ فَرَجُلٌ عَلَّمَهُ
اللَّهُ الْقُرْآنَ فَنَامَ عَنْهُ بِاللَّيْلِ وَلَمْ يَعْمَلْ فِيهِ
بِالنَّهَارِ يُفْعَلُ بِهِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ ، وَالَّذِي رَأَيْتَهُ
فِي الثَّقْبِ فَهُمْ الزُّنَاةُ ، وَالَّذِي رَأَيْتَهُ فِي النَّهَرِ آكِلُوا
الرِّبَا ، وَالشَّيْخُ فِي أَصْلِ الشَّجَرَةِ إِبْرَاهِيمُ عَلَيْهِ السَّلَام
وَالصِّبْيَانُ حَوْلَهُ فَأَوْلَادُ النَّاسِ ، وَالَّذِي يُوقِدُ النَّارَ
مَالِكٌ خَازِنُ النَّارِ ، وَالدَّارُ الْأُولَى الَّتِي دَخَلْتَ دَارُ
عَامَّةِ الْمُؤْمِنِينَ ، وَأَمَّا هَذِهِ الدَّارُ فَدَارُ الشُّهَدَاءِ ،
وَأَنَا جِبْرِيلُ ، وَهَذَا مِيكَائِيلُ ، فَارْفَعْ رَأْسَكَ ، فَرَفَعْتُ
رَأْسِي فَإِذَا فَوْقِي مِثْلُ السَّحَابِ ، قَالَا: ذَاكَ مَنْزِلُكَ
فَقُلْتُ: دَعَانِي أَدْخُلْ مَنْزِلِي: قَالَا: إِنَّهُ بَقِيَ لَكَ عُمُرٌ
لَمْ تَسْتَكْمِلْهُ ، فَلَوْ اسْتَكْمَلْتَ أَتَيْتَ مَنْزِلَكَ |
70. Dua Perkara yang Diperbolehkan Untuk Iri
70 – Dari Ibnu Mas'ud radliallahu ‘anhu
berkata; Aku mendengar Nabi Shallallahu’alaihiwasallam bersabda:
"Tidak boleh iri (ghibthah) kecuali kepada dua hal. (Yaitu kepada)
seorang yang diberi harta oleh Allah lalu dia menguasainya dan
membelanjakannya di jalan yang haq (benar) dan seorang yang diberi hikmah
(ilmu) oleh Allah lalu dia melaksanakannya dan mengajarkannya (kepada orang
lain)" |
٧۰- عَنْ ابْنِ مَسْعُودٍ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَقُولُ: لَا حَسَدَ إِلَّا فِي اثْنَتَيْنِ: رَجُلٍ آتَاهُ اللَّهُ
مَالًا فَسَلَّطَهُ عَلَى هَلَكَتِهِ فِي الْحَقِّ ، وَرَجُلٍ آتَاهُ اللَّهُ
حِكْمَةً فَهُوَ يَقْضِي بِهَا وَيُعَلِّمُهَا |
Wallahu
a’lam bisshawab
Bersambung….
Translated By: K.
Syamsul Arifin, Bengkulu
Post a Comment for "DUA PERKARA YANG DIPERBOLEHKAN UNTUK IRI; Mukhtasar Abi Jamroh Hadits ke 68-70–Ngaji 11-"