Ngaji Terjemah Kitab Mukhtasor Abi Jamroh
HADITS KE
49-60: Doa Ajaran Rasulullah di Shalat, Dzikir Keras setelah Shalat,
Pemimpin Dimintai Pertanggugjawaban Sampai Tanda-tanda Kiamat
بسم الله الرحمن الرحيم
49.
Doa Ajaran Rasulullah di dalam Shalat
49
– Dari Abu Bakar Ash Shiddiq radliallahu 'anhu, ia berkata kepada Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam: "Ajarkanlah aku suatu do'a yang bisa aku panjatkan
saat shalat!" Maka Beliau pun berkata: "Bacalah 'allahumma innii
zhalamtu nafsii zhulman katsiiran wa laa yaghfirudz dzunuuba illaa anta
faghfirlii maghfiratan min 'indika warhamnii innaka antal ghafuurur rahiim
(Ya Allah, sungguh aku telah menzhalimi diriku sendiri dengan kezhaliman yang
banyak, sedangkan tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau.
Maka itu ampunilah aku dengan suatu pengampunan dari sisi-Mu, dan rahmatilah
aku. Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang) '. |
49
- عَنْ أَبِي بَكْرٍ الصِّدِّيقِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّهُ قَالَ لِرَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: عَلِّمْنِي دُعَاءً أَدْعُو بِهِ
فِي صَلَاتِي ، قَالَ: قُلْ: اللَّهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا
كَثِيرًا وَلَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً
مِنْ عِنْدِكَ وَارْحَمْنِي إِنَّك أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ |
50. Membaca Dzikir Setelah Shalat
dengan Suara Keras
50
– Dari Ibnu 'Abbas radliallahu ‘anhuma Ia berkata: bahwa mengeraskan
suara dalam berdzikir setelah orang selesai menunaikah shalat fardlu terjadi
di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. |
۵0 - عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُمَا: أَنَّ رَفْعَ الصَّوْتِ بِالذِّكْرِ حِينَ يَنْصَرِفُ النَّاسُ مِنْ
الْمَكْتُوبَةِ كَانَ عَلَى عَهْدِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ |
51. Seluruh Pemimpin Akan
dimintai Pertanggung jawaban
51
– Dari 'Abdullah bin 'Umar Ia berkata: "Aku mendengar Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda: "Setiap kalian adalah pemimpin, dan
setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya. Imam
adalah pemimpin yang akan diminta pertanggung jawaban atas rakyatnya. Seorang
suami adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggung jawaban atas keluarganya.
Seorang isteri adalah pemimpin di dalam urusan rumah tangga suaminya, dan
akan dimintai pertanggung jawaban atas urusan rumah tangga tersebut. Seorang
pembantu adalah pemimpin dalam urusan harta tuannya, dan akan dimintai
pertanggung jawaban atas urusan tanggung jawabnya tersebut." Aku menduga
Ibnu 'Umar menyebutkan: "Dan seorang laki-laki adalah pemimpin atas
harta bapaknya, dan akan dimintai pertanggung jawaban atasnya. Setiap kalian
adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas
yang dipimpinnya”. |
۵۱ - عَنْ
عَبْدِ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ يَقُولُ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ
رَعِيَّتِهِ الْإِمَامُ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالرَّجُلُ رَاعٍ
فِي أَهْلِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ فِي
بَيْتِ زَوْجِهَا وَمَسْئُولَةٌ عَنْ رَعِيَّتِهَا وَالْخَادِمُ رَاعٍ فِي مَالِ
سَيِّدِهِ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ قَالَ وَحَسِبْتُ أَنْ قَدْ قَالَ
وَالرَّجُلُ رَاعٍ فِي مَالِ أَبِيهِ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَكُلُّكُمْ
رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ |
52. Shalat Jum’at Rasulullah Saat
Cuaca Panas
52
– Dari Anas bin Malik ia berkata, "Jika hari terasa sejuk Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam menyegerakan pelaksanaan shalat, dan bila udara panas
beliau mengakhirkannya, yakni shalat Jum'at”. |
۵۲- عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ
يَقُولُ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا اشْتَدَّ
الْبَرْدُ بَكَّرَ بِالصَّلَاةِ ، وَإِذَا اشْتَدَّ الْحَرُّ أَبْرَدَ
بِالصَّلَاةِ يَعْنِي الْجُمُعَةَ |
53. Kesunahan Shalat Tahyatal
Masjid
53
– Dari Jabir bin 'Abdullah Ia berkata: "Seorang laki-laki datang saat
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sedang memberikan khutbah di hadapan
orang banyak pada hari Jum'at. Beliau lalu bertanya: "Wahai fulan,
apakah kamu sudah shalat?" Orang itu menjawab, "Belum." Maka
beliau bersabda: "Bangun dan shalatlah”. |
۵3- عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ
اللَّهِ قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَخْطُبُ النَّاسَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فَقَالَ: أَصَلَّيْتَ يَا فُلَانُ? قَالَ:
لَا قَالَ: قُمْ فَارْكَعْ |
54. Rasulullah Berdoa Meminta
Hujan dan Meredakan Hujan saat Khutbah Jum’at
54
– Dari Anas bin Malik berkata, "Pasa masa Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam manusia tertimpa paceklik. Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam sedang memberikan khutbah pada hari Jum'at, tiba-tiba ada
seorang Arab badui berdiri dan berkata, "Wahai Rasulullah, harta benda
telah binasa dan telah terjadi kelaparan, maka berdo'alah kepada Allah untuk
kami." Beliau lalu mengangkat kedua telapak tangan berdoa, dan saat itu
kami tidak melihat sedikitpun ada awan di langit. Namun demi Dzat yang jiwaku
berada di tangan-Nya, sungguh beliau tidak menurunkan kedua tangannya kecuali
gumpalan awan telah datang membumbung tinggi laksana pegunungan. Dan beliau
belum turun dari mimbar hingga akhirnya aku melihat hujan turun membasahi
jenggot beliau shallallahu ‘alaihi wasallam. Maka pada hari itu,
keesokan harinya dan lusa kami terus-terusan mendapatkan guyuran hujan dan
hari-hari berikutnya hingga hari Jum'at berikutnya. Pada Jum'at berikut
itulah orang Arab badui tersebut, atau orang yang lain berdiri seraya
berkata, "Wahai Rasulullah, banyak bangunan yang roboh, harta benda
tenggelam dan hanyut, maka berdo'alah kepada Allah untuk kami." Beliau
lalu mengangkat kedua telapak tangannya dan berdoa: ALLAHUMMA HAWAALAINAA
WA LAA 'ALAINAA (Ya Allah, turunkanlah hujan di sekeliling kami dan
jangan sampai menimbulkan kerusakan kepada kami) '. Belum lagi beliau
memberikan isyarat dengan tangannya kepada gumpalan awan, melainkan awan
tersebut hilang seketika. Saat itu kota Madinah menjadi seperti danau dan
aliran-aliran air, Madinah juga tidak mendapatkan sinar matahari selama satu
bulan. Dan tidak seorang pun yang datang dari segala pelosok kota kecuali
akan menceritakan tentang terjadinya hujan yang lebat tersebut”. |
54- عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ
قَالَ: أَصَابَتْ النَّاسَ سَنَةٌ عَلَى عَهْدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَبَيْنَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَخْطُبُ فِي يَوْمِ الجُمُعَةٍ قَامَ أَعْرَابِيٌّ فَقَالَ: يَا رَسُولَ
اللَّهِ هَلَكَ الْمَالُ ، وَجَاعَ الْعِيَالُ فَادْعُ اللَّهَ لَنَا ، فَرَفَعَ
يَدَيْهِ ، وَمَا نَرَى فِي السَّمَاءِ قَزَعَةً ، فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ
مَا وَضَعَهَا حَتَّى ثَارَ السَّحَابُ أَمْثَالَ الْجِبَالِ ، ثُمَّ لَمْ
يَنْزِلْ عَنْ مِنْبَرِهِ حَتَّى رَأَيْتُ الْمَطَرَ يَتَحَادَرُ عَلَى لِحْيَتِهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَمُطِرْنَا يَوْمَنَا ذَلِكَ ، وَمِنَ
الْغَدِ وَبَعْدَ الْغَدِ ، وَالَّذِي يَلِيهِ حَتَّى الْجُمُعَةِ الْأُخْرَى
وَقَامَ ذَلِكَ الْأَعْرَابِيُّ ، أَوْ قَالَ غَيْرُهُ فَقَالَ: يَا رَسُولَ
اللَّهِ تَهَدَّمَ الْبِنَاءُ وَغَرِقَ الْمَالُ فَادْعُ اللَّهَ لَنَا ،
فَرَفَعَ يَدَيْهِ ، فَقَالَ: اللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا ، فَمَا
يُشِيرُ بِيَدِهِ إِلَى نَاحِيَةٍ مِنْ السَّحَابِ إِلَّا انْفَرَجَتْ وَصَارَتْ
الْمَدِينَةُ مِثْلَ الْجَوْبَةِ ، وَسَالَ الْوَادِي قَنَاةُ شَهْرًا وَلَمْ
يَجِئْ أَحَدٌ مِنْ نَاحِيَةٍ إِلَّا حَدَّثَ بِالْجَوْدِ |
55. Shalat Sunnah yang Dikerjakan
Oleh Rasulullah
55
– Dari Nafi' dari 'Abdullah bin 'Umar, bahwa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam biasa melaksanakan dua rakaat sebelum zhuhur dan dua
rakaat sesudahnya, dua rakaat setelah Maghrib di rumahnya, dan dua rakaat
sesudah Isya. Dan beliau tidak mengerjakan shalat setelah Jum'at hingga
beliau pulang, lalu shalat dua rakaat”. |
۵5- عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ
عُمَرَ رض الله عنهما أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
كَانَ يُصَلِّي قَبْلَ الظُّهْرِ رَكْعَتَيْنِ وَبَعْدَهَا رَكْعَتَيْنِ
وَبَعْدَ الْمَغْرِبِ رَكْعَتَيْنِ فِي بَيْتِهِ وَبَعْدَ الْعِشَاءِ
رَكْعَتَيْنِ وَكَانَ لَا يُصَلِّي بَعْدَ الْجُمُعَةِ حَتَّى يَنْصَرِفَ
فَيُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ |
56. Sikap Nabi Terhadap
Sahabat-sahabatnya yang Berbeda Pemahamannya
56
– Dari Ibnu 'Umar berkata, "Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda kepada kami ketika beliau kembali dari perang Ahzab: "Jangan
sekali-kali salah seorang dari kalian shalat 'Ashar keculi di perkampungan
Bani Quraizhah." Lalu tibalah waktu shalat ketika mereka masih di jalan,
sebagian dari mereka berkata, 'Kami tidak akan shalat kecuali telah sampai
tujuan', dan sebagian lain berkata, 'Bahkan kami akan melaksanakan shalat,
sebab beliau tidaklah bermaksud demikian'. Maka kejadian tersebut diceritakan
kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, dan beliau tidak mencela
seorang pun dari mereka”. |
۵٦- عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ:
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَنَا لَمَّا رَجَعَ مِنْ
الْأَحْزَابِ لَا يُصَلِّيَنَّ أَحَدٌ الْعَصْرَ إِلَّا فِي بَنِي قُرَيْظَةَ ،
فَأَدْرَكَ بَعْضَهُمْ الْعَصْرُ فِي الطَّرِيقِ فَقَالَ بَعْضُهُمْ، لَا
نُصَلِّي حَتَّى نَأْتِيَهَا ، وَقَالَ، بَعْضُهُمْ، بَلْ نُصَلِّي ، لَمْ
يُرَدْ مِنَّا ذَلِكَ ، فَذُكِرَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَلَمْ يُعَنِّفْ وَاحِدًا مِنْهُمْ |
57. Yang dilakukan Rasulullah
Sebelum Shalat Idul Fitri
57
– Dari Anas bin Malik berkata, "Pada hari raya Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam tidak berangkat untuk melaksanakan shalat hingga beliau
makan beberapa butir kurma." Dan dari Anas melalui jalur kedua,
"Beliau makan beberapa kurma dengan bilangan ganjil”. |
۵٧- عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ
قَالَ، كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَغْدُو
يَوْمَ الْفِطْرِ حَتَّى يَأْكُلَ تَمَرَاتٍ ، ( وَعَنْهُ مِنْ طَرِيْقٍ ثَانٍ )
وَيَأْكُلُهُنَّ وِتْرًا |
58. Keutamaan Kurban di 10
Dzulhijjah Sampai Hari Tasyriq
58
– Dari Ibnu 'Abbas dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau
bersabda: "Tidak ada amal yang lebih utama pada hari-hari (tasyriq) ini
selain berkurban." Para sahabat berkata, "Tidak juga jihad?"
Beliau menjawab: "Tidak juga jihad. Kecuali seseorang yang keluar dari
rumahnya dengan mengorbankan diri dan hartanya (di jalan Allah), lalu dia
tidak kembali dengan suatu apapun (tidak kembali lagi)”. |
۵٨- عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رضي
الله عنهما عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَا
الْعَمَلُ فِي أَيَّامٍ أَفْضَلَ مِنْهَا فِي هَذِهِ ، قَالُوا: وَلَا
الْجِهَادُ؟ قَالَ: وَلَا الْجِهَادُ ، إِلَّا رَجُلٌ خَرَجَ يُخَاطِرُ
بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ بِشَيْءٍ |
59. Cara Shalat Nabi di atas
Hewan yang ditungganginya
59
– Dari Ibnu 'Umar berkata, "Dulu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
mengerjakan shalat dalam perjalanan di atas tunggangannya kemana saja hewan
itu menghadap, beliau mengerjakannya dengan isyarat, kecuali shalat fardlu.
Dan beliau juga mengerjakan shalat witir di atas kendaraannya”. |
۵۹- عَنْ
ابْنِ عُمَرَ قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يُصَلِّي فِي السَّفَرِ عَلَى رَاحِلَتِهِ حَيْثُ تَوَجَّهَتْ بِهِ يُومِئُ
إِيمَاءً صَلَاةَ اللَّيْلِ إِلَّا الْفَرَائِضَ ، وَيُوتِرُ عَلَى رَاحِلَتِهِ |
60. Tanda-tanda Hari Kiamat
60
– Dari Abu Hurairah Ia berkata, "Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda: "Hari kiamat tidak akan terjadi kecuali setelah hilangnya
ilmu, banyak terjadi gempa, waktu seakan berjalan dengan cepat, timbul
berbagai macam fitnah, banyak terjadi Al haraj -yaitu pembunuhan- dan
banyak di diri kalia harta sampai melimpah ruah”. |
٦۰- عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَقُومُ
السَّاعَةُ حَتَّى يُقْبَضَ الْعِلْمُ وَتَكْثُرَ الزَّلَازِلُ ، وَيَتَقَارَبَ
الزَّمَانُ ، وَتَظْهَرَ الْفِتَنُ ، وَيَكْثُرَ الْهَرْجُ ، وَهُوَ الْقَتْلُ
الْقَتْلُ حَتَّى يَكْثُرَ فِيكُمْ الْمَالُ فَيَفِيضَ |
Wallahu
a’lam bisshawab
Bersambung….
Translated
By: K. Syamsul Arifin, Bengkulu
Post a Comment for "7 TANDA HARI KIAMAT AKAN DATANG MENURUT HADITS KITAB MUKHTASAR ABI JAMROH HADITS KE 49-60 –Ngaji 09-"