Ngaji Terjemah Kitab Risalah Adab Sulukil Murid:
Cara Menyikapi Perlakuan yang Kurang Baik, Larangan Mengharap Pemberian Sesama Makhluk, Peringatan Bagi yang Beribadah dengan Tujuan memperoleh Karomah dan Karomah yang Terhebat
sumber gambar: https://weheartit.com/sarahsalam111/collections/101632181- |
Cara Menyikapi Perlakuan yang Kurang Baik
Pasal |
فصل |
Kadang-kadang masyarakat mendominasi sebagian muriid-muriid
dengan berbuat menyakiti, antipati dan mencela. Apabila kau diuji dengan hal
tersebut, maka kau harus bersabar dan tidak usah membalas mereka disertai
dengan hati yang bersih dari membenci dan menyimpan keburukan (dendam).
Janganlah kau mendoaka orang yang menyakitimu dan jangan (pula) kau katakan
ketika suatu musibah menimpa mereka; “Hal ini terjadi disebabkan ia
menyakitiku”. |
وَرُبَّمَا
تَسلَّطَ الخَلقُ عَلى بَعضِ المُرِيدينَ بِالإِيذاءِ وَالجَفاءِ وَالذَّمِّ،
فإِن بُليتَ بِشيءٍ مِن ذَلكَ فَعلَيكَ بِالصَّبرِ وَتَركِ المُكاَفَأةِ مَعَ
نَظافَةِ القَلبِ مِنَ الحِقدِ وَإِضمارِ الشَّرِّ، وَاحذَر الدُّعاءَ عَلى مَن
آذاكَ وَلاَ تَقُل إِذا أَصابَتهُ مُصيبَةٌ هَذا بِسبَبِ أذَاهُ لِي. |
Yang
lebih utama dari bersabar terhadap perbuatan yang menyakitkan adalah memberi
maaf kepada pelakunya dan mendoakannya. Hal tersebut merupakan sebagian dari
akhlak orang-orang shiddiqiin. Anggaplah berpalingnya orang-orang
darimu sebagai nikmat dari Tuhanmu yang diberikan kepadamu. Karena apabila
mereka mendatangi dan mendekatimu terkadang mengalihkan dari beribadah
kepada-Nya. Kemudian apabila kau diberi cobaan dengan didekati mereka,
diagungkan, dipuja-puja dan mereka sering berkunjung padamu, berhati-hatilah
dari fitnah mereka. Bersyukurlah kepada Allah yang telah menutupimu
keburukan-keburukanmu dari mereka. |
وَأفضَلُ
مِنَ الصَّبرِ عَلى الأَذى العَفوُ عَنِ المُؤذِي، وَالدُّعاءُ لَهُ، وَذَلِكَ
مِن أَخلاقِ الصِّدِّيقينَ. وَعُدَّ إِعراضَ الخَلقِ عَنكَ نِعمَةً عَليكَ مِن
رَبِّكَ ؛ فإِنَّهم لَو أَقبَلوا عَليكَ رُبَّما شَغلُوكَ عَن طَاعتِهِ، فإِن
ابْتُليتَ بِإِقبالِهِم وَتَعظِيمهِم، وَثَنائِهِم ،وتَرَدُّدِهِم عَليكَ،
فَاحذَر مِن فِتنَتهِم وَاشكُرِ اللهَ الذَّي سَترَ مَساوِيكَ عَنهُم. |
Kemudian,
jika kau khawatir dengan dirimu sendiri berbuat dengan kepura-puraan,
menghiasi diri (berdandan) untuk mereka dan takut akan menjauh dari Allah
yang semua itu disebabkan bergaul dengan mereka, maka jauhilah mereka (uzlah),
kuncilah pintu rumahmu, jika masih belum bisa tinggalkanlah tempat yang
biasa kau gunakan sehingga mereka tahu kalau mencarimu ke tempat yang tidak
diketahui mereka tidak tahu. |
ثُمَّ
إِن خَشِيتَ عَلى نَفسِكَ مِنَ التَّصَنُّعِ وَالتَّزَيُّنِ لَهم وَالاِشتِغالِ
عَنِ الله بِمُخالَطَتهِم فَاعتَزِلهُم وَأَغلِق بَابَكَ عَنهُم، وَإِلاَّ فارِق
المَوضِعَ الذَّي عُرِفتَ بِهِ إِلى مَوضِعٍ لاَ تُعرَفُ فِيهِ. |
Jadikan
dirimu seorang yang memilih untuk menyembunyikan diri dan menjauhi ketenaran
dan terkenal. Karena dalam hal ini terdapat fitnah dan malapetaka. Sebagian
orang terdahulu (ulama’ salaf) berkata: “Demi Allah, seorang hamba
tidaklah berlaku dengan benar kepada Allah kecuali ia menyukai kedudukannya
tidak diketahui”. Sebagian yang lain mengatakan: “Tidak pernah aku
mengenal seseorang yang mencintai dikenal oleh masyarakat umum kecuali
agamanya telah hilang dan aibnya menjadi tersebar. |
وَكُن
مُؤثِراً لِلخُمولِ، فَارّاً مِنَ الشُّهرةِ والظُّهُورِ، فإِنَّ فِيهِ
الفِتنَةُ وَالِمحنَةُ. قالَ بَعضُ السَّلفِ: وَالله مَا صَدَقَ اللهَ عَبدٌ
إِلاَّ أَحَبَّ أَن لاَ يُشعَرَ بِمَكانِهِ. وَقالَ آخرُ: مَا أَعرِفُ رَجُلاً
أَحَبَّ أَن يَعرِفَهُ النَّاسُ إِلاَّ ذَهَبَ دِينُهُ وَافتَضَحَ. |
Larangan Mengharap Pemberian Sesama Makhluk
Pasal |
فصل |
Berusahalan dengan sungguh-sungguh
wahai muriid dalam membersihkan hatimu dari takut pada sesama makhluk
dan dari thama’ (berharap kepada sesama makhluk). Karena hal tersebut
mengakibatkan pembiaran terhadap perkara yang batil, terhadap penipuan dalam
agama dan tidak melakukan amar ma’ruf nahi munkar. Telah cukup
kehinaannya bagi orang yang berlaku seperti di atas. Karena orang mukmin yang
dimuliakan oleh Tuhannya adalah orang yang tidak takut dan tidak menaruh
harapannya kepada siapapun kecuai Dia. |
وَاجتَهِد
أيُّها المُريدُ في تَنزِيهِ قَلبِكَ مِن خَوفِ الخَلقِ وَمِنَ الطَّمَعِ فِيهم
فِإِنَّ ذَلكَ يَحمِلُ عَلى السُّكوتِ عَلى البَّاطِلِ وَعَلى المُداهَنةِ في
الدِّينِ، وَعلَى تَركِ الأَمرِ بِالَمعروفِ وَالنَّهيِ عَنِ المُنكَرِ، وَكفَى
بِهِ ذُلاًّ لِصاحِبِهِ لأِنَّ المُؤمِنَ عَزيزٌ بِرَبِّهِ لاَ يَخافُ وَلا
يَرجُو أَحداً سِواهُ. |
Apabila salah satu saudara
muslimmu datang kepadamu dengan membawa hal baik yang diperoleh dari jalan
yang benar, ambillah, jika kau membutuhkannya. Dan bersyukurlah kepada Allah
karena sejatinya Dia adalah sebenarnya Dzat yang Memberi. Dan berterima
kasihlah pada orang yang membawanya padamu. Jika kau tidak memerlukannya,
maka lihatlah (terlebih dahulu), apabila kau menganggap yang paling baik
untuk hatimu adalah dengan menerimanya maka ambilah. Atau (ternyata lebih
baik) ditolak, maka kembalikanlah dengan halus dan sopan. Sekiranya tidak
membuat hati si orang yang memberi menjadi sedih. Karena kehormatan orang muslim
di sisi Allah sangat besar. |
وإِن
وَصَلكَ أَحدٌ مِن إِخوانِكَ المُسلمينَ بِمَعروفٍ مِن وَجهٍ طَيِّبٍ؛ فَخُذهُ
إِن كُنتَ محُتاجاً إِليهِ، وَاشكُرِ الله فإِنَّهُ المُعطِي حَقيقَةً، وَاشكُر
مَن أَوصَلَهُ إِليكَ عَلى يَدهِ مِن عِبادِهِ، وإِن لَم تَكُن لكَ حَاجةٌ
إِليهِ؛ فَانظُر فإِن وَجَدتَ الأَصلَحَ لِقَلبِك أَخذَهُ فَخُذهُ، أَو رَدَّهُ
فَرُدَّهُ بِرفقٍ بِحيثُ لاَ يَنكَسِرُ قَلبُ المُعطِي؛ فَإِنَّ حُرمَةَ
المُسلِمِ عِندَ الله عَظيمةٌ. |
Janganlah menolak (pemberian)
untuk tujuan terkenal dan menerima pemberian dengan disertai syahwat.
Karena menerima pemberian disertai dengan syahwat lebih baik
daripada menolak pemberian supaya terkenal dengan ke-zuhudannya dan
dalam menjauhi dunia. Yang benar adalah tidak tercampur dengan satu
kepentingan pun saat menerima ataupun menolak. Hal yang harus dilakukan oleh
seorang muriid adalah menjadikan Tuhannya sebagai pelita di hatinya
yang menjadikan ia mengerti apa yang dikehendaki oleh-Nya. |
وَإِيَّاكَ
وَالرَّدَّ لِلشُهرَةِ وَالأَخذَ بِالشَّهوَةِ، وَلأَن تَأخُذَهُ بِالشَّهوَةِ
خَيرٌ لَكَ مِن أَن تَرُدَّهُ لِلشُّهرَةِ بِالزُّهدِ وَالإِعراضِ عَنِ
الدُّنيا، وَالصَّادِقُ لاَ يَلتَبِسُ عَليهِ أَمرٌ، وَلا بُدَّ أَن يَجعَلَ
لَهُ رَبُّهُ نُوراً في قَلبِهِ يَعرِفُ بِهِ ما يُرادُ مِنهُ. |
Peringatan Bagi yang Beribadah dengan Tujuan memperoleh Karomah dan Karomah yang Terhebat
Pasal |
فصل |
Termasuk perkara yang paling
berbahaya bagi muriid adalah pencariannya (dalam beribadah dan
menempuh jalan Allah, penerj.) untuk mukasyafah (tersingkap
seluruh rahasia), keinginannya pada karomah, dan hal-hal yang luar biasa. Hal
ini tidak akan muncul selama ia menginginkan keberadaannya. Karena hal
tersebut tidak akan terlihat (muncul) kecuali kepada orang yang terpaksa
(menggunakannya), sementara itu umumnya ia tidak menginginkannya. |
وَمِن
أَضَرِّ شَيءٍ عَلى المُريدِ طَلبُهُ لِلمُكاشَفاتِ، وَاشتِياقُهُ إِلى
الكَراماتِ، وخَوارِقِ العَاداتِ، وَهِيَ لاَ تَظهَرُ لَهُ مَا دَامَ مُشتهياً
لِظُهُورِها؛ لأَنَّها لا تَظهَرُ إِلاَّ عَلى يَدِ مَن يَكرَهُها وَلا يُريدُها
غَالباً. |
Kadang-kadang karomah dan hal-hal
yang luar biasa terjadi pada beberapa kelompok orang-orang yang terbujuk
karena sebagai bentuk istidraj bagi mereka dan cobaan karena lemahnya
keimanan mereka. Hal tersebut sebenarnya merupakan bentuk penghinaan bukan karamah.
Karamah muncul hanya bagi orang-orang yang istiqamah. Oleh karena itu,
apabila Allah memulyakamu –wahai muriid- dengan salah satu karamah
pujilah dan bersyukurlah pada Dia dengan ke-Maha Sucian-Nya. |
وَقَد
تَقَعُ لِطَوائِفَ مِنَ المَغرورينَ ؛ اِستِدراجاً لَهُم، وَاِبتِلاءً لِضَعَفةِ
المُؤمنينَ مِنهُم، وَهِيَ في حَقِّهم إِهاناتٌ وَليست كرَاماتٍ، إِنَّما تَكونُ
كرَاماتٍ إِذا ظَهرَت عَلى أَهلِ الاِستِقامَةِ، فإِن أَكرَمَك الله-أَيُّها
المُريدُ- بِشيءٍ مِنها فَاحمُدهُ سُبحانَه علَيه. |
Janganlah berhenti besertaan
dengan karamah yang telah muncul pada dirimu dan janganlah terlalu menaruh
kepercayaan padanya. Sembunyikan dan jangan kau cerita-ceritakan kepada orang
lain. Dan apabila salah satu karamah tidak muncul padamu janganlah kau
mengharapkannya dan jangan bersusah hati dengan tidak adanya karamah. |
وَلا
تَقِف مَعَ مَا ظَهرَ لَكَ وَلا تَسكُن إِليهِ، وَاكتُمهُ وَلاَ تُحَدِّث بِهِ
النَّاسَ، وَإِن لَم يَظهَر لَكَ مِنها شَيءٌ فَلا تَتَمَنَّاهُ وَلا تَأسَف عَلى
فَقدِهِ. |
Ketahuilah, karamah yang
mencakup semua macam karamah yang hakiki dan yang formal adalah ke-istiqamahan
yang diwujudkan dengan (terus-menerus) melaksanakan semua perintah (Allah)
dan menjauhi larangan-larangan-Nya secari lahir dan batin. Untuk itu, kau
harus terus mengoreksi ke-istiqamahanmu dan mengokohkannya. (Ketika sudah
benar-benar istiqamah) maka seluruh ekstistensi makhluk langit dan
bumi akan melayanimu yang dalam pelayanannya tidak menghalangimu dari Allah
dan tidak mengalihkanmu dari kehendak-Nya, yakni tetap bisa terus beribadah
tanpa tersibukkan dengan hal-hal lain. |
وَاعلَم
أَنَّ الكَرامةَ الجَامِعَةَ لِجَميعِ أَنواعِ الكَراماتِ الحَقيقيَّاتِ
والصُّورِيَّاتِ هِي الاِستِقامَةُ المُعَبَّرُ عَنها بِامتِثالِ الأَوامِرِ،
وَاجتِنابِ المَناهِي ظاهِراً وَبَاطِناً، فَعَليكَ بِتَصحِيحِها وَإِحكَامِها؛
تخَدُمكَ الأَكوانُ العُلوِيَّةُ وَالسُّفلِيَّةُ، خِدمَةً لا تَحجُبُكَ عَن
رَبِّكَ ، وَلاَ تَشغَلُكَ عَن مُرادِهِ مِنكَ. |
Wallahu a’lam bishhawaab…
Bersambung.
Oleh: Santrisopus
Post a Comment for "Tujuan Memperoleh Karomah dan Karomah yang Terhebat: Terjemah Kitab Risalah Adab Sulukil Murid -Ngaji ke 11-"