Ngaji Terjemah Kitab Risalah Adab Sulukil Murid:
Cara Menyikapi Rezeki Sempit ataupun Lapang
Sumber Gambar: https://twitter.com/fayiz93/status/288794575655563265 |
Pasal |
فصل |
.
Seorang
muriid terkadang diuji dengan kefakiran, kemelaratan dan kesempitan
ekonomi. Maka sebaiknya ia bersyukur kepada Allah atas hal tersebut dan
menganggap hal tersebut termasuk dari nikmat yang paling agung. Karena dunia
adalah musuh Allah maka Dia datangkan (juga) kepada musuh-musuh-Nya dan
memalingkan dari kekasih-kekasih-Nya. Oleh karena itu, hendaknya si muriid
memuji/bersyukur kepada Allah yang telah menyerupakannya dengan
nabi-nabi-Nya, para wali-Nya dan hamba-hamba-Nya yang sholih. |
وقد
يُبتَلى المريدُ بالفقرِ والفاقةِ وضيقِ المعيشةِ؛ فينبغي له أن يشكرَ اللهَ على
ذلك ، ويعدَّه من أعظمِ النعمِ؛ لأن الدنيا عدوةُ الله يُقبلُ بها على أعدائه،
ويصرفُها عن أوليائِه؛ فليحمدِ الله الذي شبَّهَه بأنبيائِه وأوليائِه وعباده
الصالحين |
Dulu
Pemimpin para Rasul, makhluk yang paling baik yakni Muhammad shalallahu
‘alaihi wa sallam mengikatkan batu pada perutnya karena lapar. Kadang dua
bulan atau lebih berlalu di rumah beliau tidak ada nyala api untuk memasak
makanan dan yang lainnya. Beliau hanya memakan kurma dan air. Dan seorang
tamu datang, kemudian beliau
mengirimkan (mengajak) dia menuju 9 rumahnya. Namun di seluruh rumah itu
tidak ditemukan apapun yang bisa apapun untuk dimakan. Di hari saat beliau
wafat baju perangnya masih digadaikan pada salah satu orang yahudi untuk
beberapa takar gandum. Dan di rumahnya tidak ada sesuatu yang bisa dimakan (yang layak) untuk
orang yang kesusahan kecuai hanya segenggam gandum. |
فلقد
كان سيدُ المرسلين وخيرُ الخلقِ أجمعين محمدٌ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم يربِطُ
حجراً على بطنِه من الجوعِ، وقد يمرُ شهران أو أكثرُ ما توقد في بيتِه نارٌ
لطعامٍ ولا غيرِه، إنما يكون على التمرِ والماءِ، ونزل به ضيفٌ فأرسل إلى
أبياتِه التسعِ فلم يوجد فيها ما يطعمُه الضيفَ ومات يومَ مات ودرعُه مرهونةٌ
عند يهوديٍ في أَصوُعٍ من شعيرٍ وليس في بيتِه ما يأكلُه ذو كبِدٍ غير كفٍّ من
شعيرٍ. |
Jadikanlah
tujuanmu –wahai muriid dan harapanmu dari keduniawian ini sekedar
sehelai kain yang menutupi auratmu dan hanya satu suapan makanan halal yang
menahan laparmu. |
فليكن
قصدُك -أيها المريدُ- وهمتُك من الدنيا خِرقةً تسترُ بها عورتَك، ولقمةً تسدُ
بها جَوعتَك من الحلالِ فقط. |
Berhati-hatilah
dengan racun yang membunuh, yaitu berupa keinginanmu merasakan kenikmatan
dunia, rasa sukamu menikmati kesenangan nafsu dunia dan kau merasa iri dengan
orang-orang yang mendapatkan kenikmatan dunia. Karena mereka akan ditanya
mengenai hal tersebut dan mereka akan dihisab berdasarkan apa yang mereka
peroleh serta apa yang ia kerjakan karena menuruti syahwatnya. |
وإياك
والسمَّ القاتلَ، وهو أن تشتاقَ إلى التنَعُّمِ بالدنيا، وترغب في التَّمَتُّعِ
بشهواتِها ، وتغبِط لمتنَعِّمِين بها من الناسِ، فسوف يُسألون عن نعيمها
ويُحاسبون على ما أصابوه وتمتعوا به من شهواتِها. |
Apabila kau mengerti hal-hal menyulitan
yang terus mereka upayakan, sumbatan-sumbatan (analogi dari harta dunia, penerj.)
yang membuat tersedak di tenggorokan yang tetap mereka usahakan untuk
ditelan, kecemasan dan kegundahan yang berada di hati dalam mencari dunia,
kegemaran menumpuk-numpuknya dan mementingkannya dengan menjaga serta
menyimpannya. Maka kau akan melihat kecemasan dan kegundahan tersebut akan
bertambah berkali-kali lipat berdasarkan kenikmatan dunia yang mereka
peroleh. Hal tersebut apabila (memang benar-benar) terdapat kenikmatan (yang
sebenarnya). |
ولو
أنك عرفت المشاقَ التي يُقاسونَها، والغُصَصَ التي يتجرعونَها، والغمومَ
والهمومَ التي في قلوبِهم، وصدورِهم في طلبِ الدنيا، وفي الحرص على تنميتها،
والاعتناءِ بحفظِها؛ لكنت ترى ذلك يزيدُ بأضعافٍ كثيرةٍ على ما هم فيه من لذةِ
التنعمِ بالدنيا؛ إن كانت ثَمَّ لذةٌ، |
Sudah cukup bagimu sebagai penyegah
dari mencintai dunia dan sebagai penjauh dari dunia yaitu Firman Allah ta’ala:
“Dan sekiranya bukan karena menghindarkan manusia menjadi umat yang satu
(dalam kekafiran), pastilah sudah Kami buatkan bagi orang-orang yang kafir
kepada (Allah) Yang Maha Pengasih, loteng-loteng rumah mereka dari perak,
demikian pula tangga-tangga yang mereka naiki (33) dan (Kami buatkan
pula) pintu-pintu (perak) bagi rumah-rumah mereka, dan (begitu pula)
dipan-dipan tempat mereka bersandar (34) dan (Kami buatkan pula)
perhiasan dari emas. Dan semuanya itu tidak lain hanyalah kesenangan
kehidupan dunia, sedangkan kehidupan akhirat di sisi Tuhanmu disediakan bagi
orang-orang yang bertakwa" (OS.
Az-Zukhruf 33-35). |
ويكفيك
زاجراً عن محبةِ الدنيا، ومزهِّداً فيها قولُه تعالى:" ولولا أن يكون
الناسُ أمةً واحدةً لجعلنا لمن يكفرُ بالرحمنِ لبيوتهِم سُقُفاً من فضةٍ ومعارجَ
عليها يظهرونَ. ولبيوتِهِم أبواباً وسُرُراً عليها يتكِؤن وزخرُفاً وإن كلُّ ذلك
لمَّا متاعُ الحياةِ الدنيا والآخرةُ عند ربِكَ للمتقينَ" {الزخرف: 33-35} |
Dan
sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Dunia adalah penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir. Apabila di sisi Allah dunia
sebanding dengan sayap nyamuk maka Allah tidak akan membagikan dari dunia
tersebut kepada orang kafir satu teguk pun air. |
وقولُ
رسولِ الله صلى الله عليه وسلم:" الدنيا سجنُ المؤمنِ وجنةُ الكافرِ، ولو
كانت تزِنُ عند الله جَناحَ بعوضةٍ ما سقى كافراً منها شَربةَ ماءٍ." |
.
Dan
sesungguhnya Allah Dengah Ke-Maha Sucian-Nya sejak menciptakan dunia, Dia
tidak pernah melihatnya. |
و
أنه سبحانه منذُ خلقها ما نظر إليها. |
.
Dan
ketahuilah, bahwa rezeki itu hal yang sudah ditentukan dan dibagikan.
Sebagian hamba ada yang rezekinya mudah dan lapang. Sebagiannya lagi ada yang
disempitkan dan tidak mencukupi. (hal tersebut) merupakan kebijaksanaan dari
Allah. |
واعلم
أن الرزقَ مقدَّرٌ ومقسومٌ فمن العبادِ من بُسِطَ له ووُسِّع عليه، ومنهم من
ضُيِّق عليه وقُتِّر، حكمةً من الله. |
.
Apabila
kau –wahai muriid- termasuk orang yang diberi rezeki yang terbatas
maka kau harus bersabar, ridha dan menerima dengan apa yang sudah dibagikan
oleh Tuhanmu. Dan apabila kau termasuk orang yang dilapangkan rezekinya, maka
gunakanlah sesuai kecukupanmu dan ambilah sesuai kebutuhanmu. Belanjakanlah
sisanya pada jalan kebajikan dan kebaikan. |
فإن
كنت - أيها المريدُ- من المُقَتَّرِ عليهم؛ فعليك بالصبرِ والرضا والقناعةِ بما
قسمَ لك ربُّك، وإن كنت من المُوسَّعِ عليهم ؛ فأَصِبْ كِفَايَتَكَ وَخُذ
حاجَتَكَ مِمَّا في يَدِكَ، وَاصرِف مَا بَقِيَ في وُجُوهِ الخَيرِ وسُبُلِ
البِّرِّ. |
.
Dan
ketahuilah bahwasanya; tidak harus bagi seseorang ketika ia ingin memasuki
jalan menuju Allah untuk mengeluarkan hartanya, apabila ia memiliki harta,
ataupun meninggalkan profesinya, perniagaannya apabila ia seorang pekerja
atau pedagang. Bahkan yang diharuskan baginya adalah bertakwa kepada Allah
dalam keadaannya saat itu. Dan harus bertindak secara wajar sekiranya tidak
meninggalkan suatu ibadah fardhu dan sunnah. Dan tidak terjatuh
pada perkara yang diharamkan dan berlebih-lebihan yang tidak layak dijadikan
sebagai pertolongan dalam menempuh jalan menuju Allah. |
وَاعلَم
أَنَّهُ لا يَتَعَيَّنُ على الإِنسانِ إِذا أَرادَ الدُّخولَ في طَريقِ الله أَن
يَخرُجَ مِن مَالِهِ إِن كانَ لَهُ مَالٌ أَو يَترُكَ حِرفَتهُ وَتِجارَتَهُ إِن
كانَ مُحترِفاً أَو مُتَّجِراً بَل الذَّي يَتعيَّنُ عليهِ تَقوى الله فِيما
هُوَ فِيهِ وَالإِجمالُ في الطَّلبِ بِحيثُ لا يَترُكُ فَريضَةً وَلا نَافِلةً،
وَلا يَقعُ في مُحرَّمٍ وَلا فَضُولٍ لا تَصلُحُ الاِستِعانَةُ بِهِ في طَريقِ
الله. |
.
Kemudian
apabila si muriid telah yakin secara pasti bahwa hatinya tidak akan istiqamah
dan agamanya tidak akan selamat kecuali dengan menjauhkan diri dari harta
kekayaan, maka ia harus melakukan hal tersebut. Kemudian apabila ia memiliki
istri-istri atau anak-anak yang wajib dibiayai dan dinafkahi, maka ia wajib
melakukan hal tersebut dan mengupayakannya. Lalu, jika ia benar-benar tidak
mampu menafkahi yang dimaafkan secara syariat, maka ia terlepas dari kesalahan dan dosa. |
فإِن
عَلِمَ المُريدُ أنَّهُ لا يَستقيمُ قَلبُهُ، وَلا يَسلَمُ دِينَهُ إِلاَّ
بِالتَّجَرُّدِ عَنِ المَالِ ، وَعنِ الأَسبابِ البتَّةَ لَزِمهُ ذَلكَ، فإِن
كانَ لَهُ أَزواجٌ أَو أَولادٌ تَجِبُ نَفقَتُهُم وَكِسوَتُهُم؛ لَزِمَهُ
القِيامُ بِذلكَ وَالسَّعيَ لَهُ، فإِن عَجِزَ عَن ذلكَ عَجزاً يَعذُرُهُ
الشَّرعُ ؛ فَقَد خَرَجَ مِنَ الحَرَجِ وَسَلِمَ مِنَ الإِثمِ. |
.
Dan
ketahuilah wahai muriid bahwa kau tidak akan mampu terus-menerus
melakukan ketaatan, menjauhi syahwat dan berpaling dari keduniawian kecuali
dengan pemahaman di dalam dirimu bahwa masa hidupmu di dunia itu waktunya
sebentar dan dalam waktu dekat kau akan mati. Kemudian (yang membuatmu bisa
terus-menerus melakukan ketaatan lagi) adalah dengan menempatkan ajalmu di
depan matamu, kesiapanmu menghadapi kematian dan penganggapanmu kematian akan
datang padamu setiap saat. |
وَاعلَم
أَيُّها المُريدُ أَنَّكَ لا تَقدِرُ عَلى مُلازَمةِ الطَّاعاتِ وَمُجانَبةِ
الشَّهواتِ والإِعراضِ عَنِ الدُّنيا إِلاَّ بِأَن تَستَشعِرَ في نَفسِكَ أَنَّ
مُدَّةَ بَقائِكَ في الدُّنيا أَيَّامٌ قَلِيلةٌ، وأَنَّكَ عَمَّا قَرِيبٍ
تَموتُ، فَتَنصِبَ أَجَلكَ بَينَ عَينَيكَ، وَتَستَعِدَّ لِلمَوتِ وَتُقَدِّرَ
نُزولَهُ بِكَ في كُلِّ وَقتٍ. |
.
Berhati-hatilah
terhadap thulul amal (harapan, asa dan angan-angan yang
berkepanjangan). Karena hal tersebut bisa membuatmu cinta pada dunia,
membuatmu berat terus-menerus melakukan ketaatan, ibadah dan fokus pada jalan akhirat. Di dalam penganggapan
kematiannya (sudah) dekat dan waktunya (umurnya) pendek terdapat kebaikan
yang menyeluruh. Untuk itu, kerjankanlah! Semoga Allah memberi pertolongan
padaku dan padamu. |
وَإِيَّاكَ
وَطُولَ الأَمَلِ فإِنَّهُ يَميلُ بِكَ إِلى مَحَبَّةِ الدُّنيا، وَيُثَقِّلُ
عَليكَ مُلازَمةِ الطَّاعاتِ والإِقبالَ علَى العِبادَةِ، والتَّجَرُّدَ
لِطرَيقِ الآخِرةِ، وَفي تَقديرِ قُربِ الَموتِ وقِصَرِ المُدَّةِ الخَيرُ
كُلَّهُ، فَعليكَ بِهِ، وَفَّقنَا الله وَإِيَّاكَ. |
Wallahu a’lam bishhawaab…
Bersambung.
Oleh: Santrisopus
Post a Comment for "Cara Menyikapi Rezeki Sempit atapun Lapang: Terjemah Kitab Risalah Adab Sulukil Murid -Ngaji ke 10-"