Ngaji Kitab Risalah Adab Sulukil Murid:
Karakteristik Hati, Lidah dan Panca Indera yang Lain
Hubungan Hati dan Anggota Badan Sumber Gambar: https://twitter.com/elnas_tv/status/888065476391309316 |
Pasal |
فصل |
Keharusan
bagi muriid (yang berikutnya) adalah ia bersungguh-sungguh dalam
mengindarkan anggota badannya dari kemaksiatan dan perbuatan-perbuatan dosa.
Jangan sampai ia menggerakkannya pada satu hal apapun kecuali dalam ketaatan.
Dan jangan sampai ia mempekerjakannya kecuali pada sesuatu yang manfaatnya
kembali menuju akhirat. |
وعلى
المُريد أن يَجتهِد في كَفِّ جَوارِحِهِ عنِ المَعاصي والآثامِ، ولا يُحرِّكَ
شيئاً مِنها إلاّ في طاعةٍ، ولا يَعملُ بِها إلا شَيئاً يعودُ عليهِ نَفعُهُ في
الآخِرةِ. |
Hendaknya
seorang muriid menekankan dalam menjaga lidah. Karena bentuk lidah itu
kecil tapi kejahatannya sangat besar. Oleh karena itu, hendaknya si muriid
menjauhkan lidahnya dari berbohong, menggunjing dan ucapan-ucapan lain yang
dilarang. Dan jagalah dari ucapan yang kotor dan jangan sampai lidahnya
terjebak ke dalam perkara yang tidak ada gunanya. Walaupun ucapan (yang
keluar tersebut) tidak termasuk perkara haram. Karena hal tersebut akan
menyebabkan hatinya keras dan menyia-nyiakan waktu (umur). |
وَلْيُبالِغ
في حِفظِ اللّسانِ فإنّ جِرمَهُ صَغيرٌ وَجُرمُهُ كبيرٌ، فَلْيكُفَّهُ عنِ
الكذبِ والغيبةِ وسائرِ الكلامِ المحظورِ، وَلْيحتَرِز مِن الكلامِ الفاحِشِ،
ومِنَ الخَوضِ فيما لا يعنيهِ، وإن لم يَكُن مُحَرَّماً فإنّه يُقسِّي القلبَ،
ويكونُ فيهِ ضياعُ الوقتِ، |
Bahkan
bagi muriid sebaiknya tidak menggerakkan lidahnya kecuali dengan
(menggerakannya untuk) membaca al Qur’an, berdzikir, memberi nasihat kepada
orang islam, menyuruh dalam kebaikan, mencegah kemunkaran ataupun menggerakan
lisan pada sesuatu yang termasuk kebutuhan-kebutuhan dunianya yang menjadi
perantara untuk kepentingan akhirat. Rasulullah ‘alaihi assholatu wassalam
telah bersabda: “Setiap ucapan keturunan Adam akan mencelakakannya tidak akan
menguntungkannya kecuali (ucapan untuk) berdzikir kepada Allah, menyuruh
berbuat baik ataupun mencegah dari kemunkaran.” |
بل
يَنبغي لِلمُريدِ أن لا يُحرّكَ لِسانهُ إلاّ بِتلاوةٍ أو ذِكرٍ أو نُصحٍ
لِمُسلمٍ أو أمرٍ بِمعروفٍ أو نهيٍ عن مُنكرٍ أو شيءٍ مِن حَاجاتِ دُنياهُ التي
يَستعينُ بها على أُخراهُ، وقَد قالَ عليهِ الصّلاةُ والسّلامُ: "كُلّ
كلامِ ابنِ آدَمَ عليهِ لا لهُ إلاّ ذِكرُ الله أوْ أمرٌ بمعروفٍ أو نهيٌ عن
مُنكرٍ" |
Ketahuilah,
bahwa pendengaran dan penglihatan adalah dua pintu yang terbuka menuju hati,
setiap apapun yang masuk melalui keduanya akan sampai ke hati. Dan banyak
sekali segala sesuatu yang didengar manusia atau dilihatnya merupakan perkara
yang tidak seharusnya membekas ke dalam hati yang (nantinya) sulit
dihilangkan. Karena hati (mempunyai karakteristik) cepat sekali terpengaruh
dengan apapun yang memasukinya. Ketika hati sudah terpengaruh (membekasnya
pengaruh-pengaruh buruk) maka akan sulit menghapusnya. |
واعلم
أنّ السّمع والبصَرَ بابانِ مَفتوحانِ إلى القلبِ يَصيرُ إليهِ كُلُّ ما يدخُلُ
مِنهُما، وكم مِن شيءٍ يسمَعُهُ الإنسانُ أو يَراهُ مِمّا لا يَنبغي يَصِلُ
مِنهُ أثرٌ إلى القلبِ تَعْسُرُ إزالتُهُ عنهُ فإنّ القلبَ سَريعُ التأثُّرِ
بِكُلِّ ما يَرِدُ عليهِ، وإذا تأثّرَ بشيءٍ يَعسُرُ مَحوُهُ عنهُ، |
Untuk
itu, hendaknya seorang muriid terus memperhatikan dalam menjaga
pendengaran dan penglihatannya serta bersungguh-sungguh mencegah seluruh
anggota badannya dari berbuat dosa dan berlebih-lebihan. Dan si muriid
hendaknya (juga) berhati-hati dangan pandangan menganggap baik bunga-bunga
dunia dan keindahannya, karena secara dhohir dunia adalah fitnah dan secara
batin adalah sebuah pelajaran. |
فَلْيكُنِ
المُريدُ حريصاً على حِفظِ سمعِهِ وبصَرِهِ مُجتهداً في كفِّ جَميعِ جَوارِحِهِ
عن الآثامِ والفَضولِ، وليحذَرْ من النَّظرِ بِعَينِ الاِستحسانِ إلى زَهرةِ
الدُّنيا وزينَتها فإنّ ظاهِرَها فِتنةٌ، وباطِنَها عِبرَةٌ. |
Mata
adalah organ fisik yang melihat tampak luar dunia yakni berupa fitnahnya dan
hati yang melihat sisi dalamnya (batin) sebagai pelajaran. Banyak sekali muriid
memandang kemegahan dunia kemudian hatinya menjadi terpikat dan cenderung
mencintai serta berupaya mengumpulkan dan menumpuk-numpuknya. |
والعَينُ
تَنظُرُ إلى ظاهِرِ فِتنَتِها والقلبُ يَنظُرُ إلى باطِنِ عِبرَتِها، وكم مِن
مُريدٍ نَظرَ إلى شيءٍ مِن زَخارِفِ الدُّنيا فمَالَ بِقلبِهِ إلى مَحبَّتِها والسّعيِ
في جَمعِها وعَمارَتِها، |
Oleh
karena itu, engkau wahai muriid sebaiknya menundukkan pandanganmu dari
semua ciptaan dan janganlah memandang apapun dari dunia kecuali dengan tujuan
mengambil pelajaran. Maksudnya, saat melihatnya kau ingat bahwa seluruh
ciptaan (dunia) akan rusak dan hilang (bahkan) dahulunya merupakan perkara
yang tidak ada. Dan sesunguhnya manusia yang memandang (berkecenderungan)
pada dunia telah mati terlebih dahulu sementara dunia masih ajeg
(tidak ikut menemaninya). Dan banyak sekali orang-orang sekarang mewarisi
peninggalan keduniawian orang-orang dahulu. |
فيَنبغي
لكَ أيُّها المُريدُ أن تَغُضَّ بَصرَكِ عَن جَميعِ الكائِناتِ ولا تنظُرَ إلى
شيءٍ مِنها إلا على قصدِ الاِعتبارِ، ومعناهُ أن تذكُرَ عِندَ النّظَرِ إليها
أنَّها تَفنى وتَذهبُ وأنها قد كانَت مِن قَبلُ مَعدومةً، وأنَّهُ كَم نَظَر
إليها أحدٌ مِنَ الآدميِّينَ فذهَبَ وبَقِيَت هِيَ، وكَم تَوارَثها خَلفٌ عن
سَلفٍ. |
Dan
ketika kau melihat seluruh perkara yang ada, lihatlah dengan pandangan
mencari bukti atas kesempurnaan kekuasaan Dzat Yang Menciptakannya dan Yang
Meng-adakannya –subhanallah-. Karena seluruh apapun yang telah ada
(tercipta) itu memanggil-manggil / menyeru dengan bahasanya tersendiri yang
didengar oleh orang-orang yang hatinya telah diberi cahaya (oleh Allah) dan
mereka memandang dengan pertolongan cahanya dari Allah, (seruan mereka
adalah): (لاَ
إِله إلاّ اللهُ العزيزُ الحكيمُ) “Tidak
ada tuhan selain Allah Yang Maha Perkasa dan Bijaksana.” |
وإذا
نظَرْتَ إلى الموجوداتِ فانظُر إليها نَظَر المُستدِلِّ بِها على كَمالِ قُدرةِ
مُوجِدِها وبارِئِها سُبحانَهُ، فإنّ جميعَ الموجوداتِ تُنادِي بِلسانِ حالِها
نِداءً يَسمعُهُ أهلُ القُلوبِ المُنَوَّرةِ، النّاظِرونَ بِنورِ اللهِ- أن لاَ
إِله إلاّ اللهُ العزيزُ الحكيمُ. |
Wallahu a’lam bishhawaab…
Bersambung.
Oleh: Santrisopus
Post a Comment for "Karakteristik Hati, Lidah dan Panca Indera: Kitab Risalah Adab Sulukil Murid -Ngaji ke 05-"