Ngaji Kitab Risalah Adab Sulukil Murid:
Hati adalah Tempat Allah menilai Hamba. Bersihkanlah hati!
Pembagian Hati, Anda yang mana? Sumber: https://www.pinterest.co.uk/pin/617837642601852892/ |
Pasal |
فصل |
Keharusan
bagi muriid yaitu bersungguh-sungguh (tekun) dalam menjaga hatinya
dari was-was, kerusakan hati dan kemauan yang rendah. Hendaknya si muriid
menjadikan di pintu hatinya sebuah penjaga yang mengawasi dan yang mencegah
tiga hal tersebut memasuki hatinya. Karena apabila hal itu telah masuk maka
hati akan rusak dan apabila sudah terlanjur masuk maka akan sulit untuk
mengeluarkannya. |
وعلى
المُريد أن يَجتهِد في حفظِ قَلبه مِن الوَساوِس والآفات والخواطِر الرَّدِيَّة،
وليُقِم على بابِ قَلبه حاجِباً مِن المُراقبة يمنعُها مِن الدخولِ إليه فإنها
إن دَخَلته أفسَدتهُ، ويَعسُر بعد ذلك إخراجها مِنه. |
Dah
hendaknya si muriid menekankan dalam membersihkan hatinya yang notabene
sebagai tempat untuk Tuhannya “melihat” yakni dibersihkan dari kecenderungan pada
kesenangan-kesenangan duniawi, dendam, dengki, berbuat curang dan dibersihkan
dari prasangka buruk pada sesama orang islam. |
وَليُبالِغ
في تَنقِية قَلبه الذي هو مَوضِعُ نَظَر ربِّه مِن المَيل إلى شَهوات الدنيا،
ومِن الحِقد والغِلِّ والغِشِّ لأحدٍ مِن المسلمين، ومِن الظّنّ السوء بأحدٍ
منهم، |
Hendaknya muriid
tadi menjadi orang yang suka menasehati mereka (sesama manusia), mengasihi,
welas asih terhadap mereka dan meyakinkan kebaikan pada diri mereka. Dan
hendaknya si muriid mencintai kebaikan bagi mereka sebagaimana membuat
dirinya sendiri menjadi senang. Dan membenci keburukan bagi mereka
sebagaimana menjadikan si muriid tidak nyaman. |
وليكُن
ناصحاً لهم رحيماً بهم مُشفقاً عليهم، مُعتقداً الخيرَ فيهم، يُحبُّ لهم ما
يُحبُّ لنفسه مِن الخير، ويكرهُ لهم ما يكرهُ لِنفسه من الشر. |
Dah
ketahuilah wahai muriid bahwa hati mempunyai (potensi) perbuatan yang
menyimpang (dosa) yakni perbuatan yang lebih keji, buruk dan lebih jelek dari
maksiat-maksiat anggota dhohir. Dan hati tidak pantas untuk memperoleh ma’rifatullah
(pengetahuan dari Allah yang bersifat “pemberian), kecintaan Allah ta’ala
kecuali setelah perbuatan tersebut dibersihkan dan dikeluarkan. |
وَلتَعْلم
أيُّها المُريد أنّ لِلقلبِ مَعاصي هِيَ أفحشُ وأقبحُ وأخبثُ مِن معَاصي
الجوارِح ولا يَصلُح القلب لِنزول معرفَة الله ومحبَّته تعالى إلا بعد التّخلي
عنها و التّخلُّص منها. |
Perbuatan
hati yang paling buruk adalah sombong, riya’ (pamer) dan dengki. |
فمِن
أفحشِها الكِبر و الرّياء والحسد. |
Kesombongan
menunjukkan pelakunya berada pada puncak kedunguan, kebodohan dan ketololan.
Bagaimana ia pantas untuk sombong
sementara ia tahu bahwa dirinya adalah orang yang diciptakan dari setetes air
mani yang menjijikkan dan hanya selang sebentar menjadi benda kering yang
jijik. Dan apabila dia (si muriid) memiliki keunggulan dan
kebaikan-kebaikan maka hal tersebut merupakan anugerah Allah dan
perbuatan-Nya. Si muriid tidaklah memiliki kekuasaan apapun pada
kelebihan-kelebihan tadi dan ia tidak mempunya daya serta kekuatan untuk
memperolehnya. Apakah ketika menyombongkan sesuatu yang merupakan pemberian
yakni anugerah Allah kepada sesama hamba-Nya tidak menghawatirkan (apabila)
pemberian-Nya dicabut sebab perilakunya yang buruk serta merebut bagian sifat
Tuhannya? |
فالكِبر
يدُلُّ مِن صاحِبِه على غايةِ الحماقَة، ونهاية الجهالة والغباوةِ، وكيف يليقُ
التكَبُّر مِمّن يعلم أنّه مخلوقٌ مِن نُطفةٍ مَذِرةٍ وعلى القُرب يصِير جِيفةً
قذِرةً. وإن كان عِنده شيءٌ مِن الفضَائِل والمحاسِن فذلك مِن فَضل الله وصُنعه،
ليس له فيه قُدرةٌ ولا في تحصيله حَولٌ ولا قوةٌ، أوَلا يخشى إذا تكبّر على
عبادِ الله بما آتاه الله مِن فَضله أن يَسلُبَه ما أعطاهُ بِسوء أدبِه
ومُنازعتِه لِربِّه في وَصفِه؟ لأن الكِبر مِن صِفات الله الجبّار المُتَكبّر |
Adapun
riya’ (pamer) itu menunjukkan kekosongan hati orang yang pamer
tersebut dari keagungan Allah dan kebesaran-Nya. Karena ia berbuat dan
menjadi baik di mata para makhluk sementara ia tidak menerima ilmunya Allah
Tuhan seluruh semesta. |
وأمّا
الرِّياء فيَدُل على خُلُوِّ قلبِ المُرائي مِن عظمةِ الله وإجلاله لأنّه
يتصَنَّع و يتزيَّن للمخلوقين ولا يقنع بِعلمِ الله ربِّ العالمين. |
Barang
siapa yang beramal sholih dan ia merasa senang diketahui orang lain sebab
amal tersebut supaya mereka memuliakannya, dan bersikap baik padanya. Orang
yang seperti ini disebut orang yang riya’ (pamer) sekaligus bodoh dan
berhasrat keduniawian. Karena zahid (orang yang zuhud) adalah orang
yang apabila didatangi para manusia dengan diagungkan, diberri harta mereka
maka ia akan menghindari dan membenci hal tersebut. Hal ini (bagi orang yang riya’)
merupkan mencari dunia dengan amal perbuatan akhirat, untuk siapa coba yang
lebih bodoh darinya? |
ومَن
عمِل الصَّالِحات وأحبَّ أن يعرِفه النّاس بذلك لِيُعظِّموه ويصطنِعوا إليه
المعروف فهو مُراءٍ جاهِلٌ راغِبٌ في الدنيا، لأن الزّاهد مَن لو أقبَل النّاس
عليه بِالتعظيم وبَذْلِ الأموالِ لكان يُعرض عن ذلك ويَكرهُه، وهذا يطلُبَ
الدُّنيا بِعملِ الآخِرة فمن أجهلُ مِنهُ ؟ |
Ketika
orang yang terbiasa pamer belum mampu zuhud maka seyogyanya ia meminta harta
dunia dari pemiliknya yakni Allah. Karena seluruh hati makhluk itu berada
dalam genggaman-Nya dan juga Ia akan memberi harta dunia kepada siapa saja
yang mendatangi-Nya serta Ia akan menyerahkan
harta dunia kepadanya pada sesuatu yang Ia kehendaki. |
وإذا
لم يَقدِرْ على الزُّهدِ في الدُّنيا فَيَنبغي لَهُ أَن يَطلُبَ الدُّنيا مِن
المالِك لها، وهُوَ الله فإنَّ قُلوبَ الخَلائِق بِيَدهِ يُقبِلُ بها على مَن
أقبلَ عليهِ، و يُسخِّرها لهُ فِيما يشاءُ. |
Kemudian,
dengki kadang-kadang terjadi pada urusan dunia seperti jabatan dan harta.
Urusan ini merupakan hal sepele untuk di-dengki-kan. Akan tetapi, sebaiknya
kau mengasihi orang yang diberi cobaan dengan hal ini (yakni dengan jabatan
dan harta dunia). Dan kau sebaiknya kau berterima kasih kepada Allah yang
telah menyelamatkanmu darinya. Dan terkadang dengki terjadi pada urusan
akhirat seperti ilmu dan kebaikan. |
ثُمَّ
إنَّ الحسَدَ قد يَكونُ على أمُورِ الدُّنيا كالجاهِ والمالِ، وهيَ أصغَرُ مِن
أن يُحسدَ عليها بَل ينبغي لكَ أن تَرحمَ مَن اِبتُلِيَ بِها وتَحمَدَ اللهَ
الذي عافاكَ مِنها، وقَد يكونُ على أمورِ الآخرةِ كالعِلمِ والصَّلاحِ. |
Sangat
buruk bagi murid dengki kepada orang yang sama-sama merambah jalan menuju
Allah dan sama-sama saling menolong dalam urusannya (bisa disebut saingan
atau rival). Namun, seharusnya si muriid merasa senang karena ia telah
membantunya dan ia telah menjadi seseorang yang kuat. Sementara orang mu’mim
menjadi banyak sebab bersama-sama saudaranya. Bahkan satu hal yang seharusnya
bagi muriid lakukan adalah mencintai dengan batinnya dan tekun
berjuang dengan badannya pada semua manusia yakni rekan yang satu tujuan)
atas dasar menuju Allah dan terus melakukan ketaatan kepada-Nya. Dan tidak
mempedulikan apakah mereka akan mengunggulinya atau malah si muriid
mengungguli mereka. Karena hal tersebut merupakan pemberian dari Allah.
Sementara itu Allah –subhanahu wa ta’ala- memberikan rahmat
kasih sayang-Nya kepada siapapun
yang Ia inginkan. |
وقَبيحٌ
بِالمُريدِ أن يَحسدَ مَن وافَقَهُ على طَريقِهِ، وعَاونَهُ على أمرِهِ، بل
ينبَغي لهُ أن يَفرحَ بهِ لأنَّهُ صارَ عَوْناً له وجِنساً يتقَوَّى بِهِ،
والمؤمِنُ كثيرٌ بِأخيهِ، بل الذي يَنبغي لِلمُريدِ أن يُحِبَّ بِباطِنهِ
ويَجتهِدَ بِظاهِرهِ في جَمْعِ النَّاسِ على طريقِ الله والاِشتِغالِ بِطاعتِه
ولا يُبالي أَفضلوهُ أم فَضَلهُم فإنَّ ذلِكَ رِزقٌ مِنَ الله ؛ وهُو سُبحانَهُ وتَعالى
يَختصُّ بِرحمتِهِ مَن يَشاءُ. |
Di
dalam hati terdapat banyak akhlak yang
tidak terpuji, kami tidak akan menyebutkan (di sini) karena (kami) ingin
(menjadikan kitab ini) ringkas. Dan kami akan menuliskan –sebagai perhatian
lebih- pada induk dari akhlak-akhlak yang tercela. |
وفي
القَلبِ أخلاقٌ كثيرةٌ مذمومةٌ، لم نذكُرها حِرصاً على الإيجازِ، وقد نبَّهنا
على أمّهاتِها، |
Induk dan pangkal seluruh akhlak buruk
serta pusat pertumbuhannya adalah mencintai dunia. Jadi mencintai keduniawian
adalah sumber utama seluruh dosa seperti (keterangan) yang telah datang (dari
Rasulullah). Ketika hati telah selamat dari mencintai dunia maka hati akan
menjadi selaras, bening, bercahaya, baik dan telah layak menerima
cahaya-cahaya –dari Allah- dan pantas dibukakan dengan rahasia-rahasia-Nya. |
وأمُّ
الجميعِ وأصلها ومَغرِسُها حُبُّ الدُّنيا فَحُبُّها رأسُ كُلِّ خطيئةٍ كما
وَرَد، وإذا سَلِم القلبُ مِنهُ فقد صَلحَ، وصفا، وتَنوَّر، وطابَ،
وتأهَّلَ لِوارِداتِ الأنوارِ وصَلُح لِلمُكاشفةِ بِالأسرارِ. |
Wallahu a’lam bishhawaab…
Bersambung.
Oleh: Santrisopus
Post a Comment for "Tempat Allah menilai Hamba, Bersihkanlah hati!: Kitab Risalah Adab Sulukil Murid -Ngaji ke 04"