Ngaji
Terjemah Kitab Ayyuhal Walad:
8 Nasehat Imam al Ghazali, yang 4 ditinggalkan
8 Nasehat Imam al Ghazali, yang 4 ditinggalkan
Tips dan Nasehat untuk Muballigh, Penceramah dan Da’i
sekaligus sebagai Kritik, menurut Imam al Ghazali -Bagian Kedua-
Yang kedua, jangan sampai tujuanmu memberi nasehat adalah membuat
orang-orang menangis dalam majlismu atau mereka memperlihatkan rasa suka
ataupun marahnya dan mereka sampai merobek-robek pakaiannya. Supaya
dikatakan: "Majlis yang paling baik ya majelis ini." Karena semua
tujuan itu condong kepada dunia. Dan hal tersebut timbul karena kelalain. |
والخصلة الثانية الا تكون همتك في وعظك ان ينعر الخلق
في مجلسك او يظهروا الوجد ويشقوا الثياب ليقال: نعم المجلس هذا لان كله ميل
الدنيا وهو يتولد من الغفلة. |
Oleh sebab itu, sebaiknya maksud dan
tujuanmu itu mengajak manusia dari (kecenderungan) dunia menuju akhirat, dari
kemaksiatan menuju ketaatan, dari senang kepada dunia menuju zuhud[1], dari pelit menjadi dermawan, dari keraguan menuju
yakin, dari kelalaian menuju kesadaran dan dari kondisi terbujuk menuju
ketaqwaan.
|
بل ينبغي ان يكون عزمك وهمتك ان تدعو الناس من الدنيا
الى الآخرة، ومن المعصية الى الطاعة و من الحرص الى الزهد ومن البخل الى السخاء
ومن الشك الى اليقين ومن الغفلة الى اليقظة ومن الغرور الى التقوى. |
Buatlah mereka mencintai akhirat dan
membenci dunia. Ajarilah mereka beribadah dan zuhud. Dan janganlah kau
membujuk mereka dengan kedermawanan Allah –ta’ala ‘azza wa jalla-.
Karena secara umum tabiat mereka itu:
|
وتحبب اليهم الآخرة وتبغض اليهم الدنيا. وتعلمهم على
العبادة الزهد ولا تغرهم بكرم الله تعالى عز وجل ورحمته. لان الغلب في طباعم
الزيغ عن منهج الشرع والسعي فيما لا يرضى الله تعالى به. والاستعثار بالاخلاق
الردية. |
Oleh karena itu tanamkanlah dalam hati
mereka rasa takut. Takutilah mereka dan berilah peringatan hal-hal mengerikan
yang akan mereka hadapi. Barangkali sifat-sifat batin mereka menjadi berubah,
interaksi pergaulan sisi luarnya telah berganti menampakkan kepeduliannya dan
rasa senangnya dalam ketaatan dan tidak melakukan maksiat lagi. Hal ini
merupakan cara memberi wejangan dan menasehati. |
فالق في قلوبهم الرعب وروعهم وحذرهم عما يستقبلون من
المخاوف ولعل صفات باطنهم تتغير ومعاملة ظاهرهم تتبدل ويتظهروا الحرص والرغبة في
الطاعة والرجوع عن المعصية. وهذا طريق الوعظ والنصيحة. |
Dan semua bentuk
nasehat yang tidak seperti cara yang telah disebutkan adalah bencana bagi
orang yang berbicara dan orang yang mendengarkan. Bahkan dikatakan:
"Bahwa muballigh atau penceramah -yang tidak menggunakan cara
yang telah disebutkan di atas, penerj.- adalah goul yakni setan
yang membawa orang-orang menjauh dari jalan agama dan menghancurkannya." |
وكل وعظ لا يكون هكذا فهو وبال على من قال وسمع بل قيل
انه غول وشيطان يذهب بالخلق عن الطريق ويهلكهم. |
Oleh karena itu, wajib bagi orang-orang
(masyarakat) untuk menjauhinya. Karena agama mereka yang dirusak oleh muballigh
ini, setan pun tidak akan mampu menyamainya (setan tidak mampu merusak
agama seperti yang dilakukan mubaligh ini,penerj.). |
فيجب عليهم ان يفروا منه لان ما يفسد هذا القائل من
دينهم لا يستطيع بمثله الشيطان. |
Barang siapa yang
memiliki kemampuan dan kekuasaan maka wajib baginya untuk menurunkan mubaligh
tadi dari atas mimbar-mimbar ceramah, dan menghalaunya dari yang dikerjakan.
Karena hal tersebut termasuk dari menyuruh melakukan kebaikan dan melarang
kemunkaran (amar ma’ruf nahi munkar) secara umum. |
ومن كانت له يد وقدرة يجب عليه ان ينزله عن منابر
المواعظ ويمنعه عما باشر فانه من جملة الامر بالمعروف والنهي عن المنكر.
|
Bersambung…
Wallahu A’lam Bisshawaab
By:
Santri al Anshor Wonosobo
[1] Zuhud secara bahasa adalah tidak ada
kecenderungan. Sementara itu menurut ahli haqiqat adalah membenci dunia
dan tidak mempedulikannya. Lihat kitab atta’rifat, hlm. 113
Post a Comment for "22. 8 Nasehat Imam al Ghazali, yang 4 ditinggalkan (Bag. IV) - Terjemah Ayyuhal Walad"