20. 8 Nasehat Imam al Ghazali, 4 Dilaksanakan dan 4 yang Lain Ditinggalkan (Bag. II) - Terjemah Ayyuhal Walad

Ngaji Terjemah Kitab Ayyuhal Walad:

8 Nasehat Imam al Ghazali, 4 Dilaksanakan dan 4 yang Lain

4 Macam Jenis Orang bodoh Menurut Imam al Ghazali


Penyakit Bodoh itu Tidak Ada Penawarnya 

بسم الله الرحمن الرحيم

Kemudian ketahuilah bahwa penyakit bodoh itu ada empat macam

ثم اعلم ان مرض الجهل على اربعة انواع

 

Salah satunya adalah orang yang mau menerima penyembuhan sedangkan yang lainnya tidak menginginkan sembuh. Adapun orang yang tidak mau diobati yaitu;

احدها يقبل العلاج والباقي لا يقبل. اما الذي لا يقبل العلاج.

 

Pertama, orang yang pertanyaan dan sanggahannya didasari kedengkian dan kebencian. Untuk itu, ketika kau menjawab dengan jawaban sangat baik, jelas dan gamblang, maka jawaban tersebut hanya akan menambah kebencian, permusuhan dan kedengkiannya. Cara untuk menghadapinya adalah kau jangan meladeni terus-menerus untuk memberinya jawaban.

فاحدها من كان سؤاله واعتراضه عن حسده وبغضه. فكلما تجيبه باحسن الجواب وافصحه واوضحه فلا يزيد له ذلك الابغضا وعداوة وحسدا. فالطريق الا تشتغل بجوابه.

 

Telah disebutkan (dalam sebuah syair):

Semua permusuhan terkadang bisa diharapkan hilang * kecuali permusuhan dari orang yang didasari dengan kedengkian.

فقد قيل:

كل العداوة قد ترجى ازالتها * الا عداوة من عاداك عن حسد.

 

Oleh karena itu, lebih baik kau menjauh dan meninggalkannya  bersama penyakit bodohnya. Allah ta’ala berfirman: “Maka tinggalkanlah (Muhammad) orang yang berpaling dari peringatan Kami dan ia hanya menginginkan kehidupan dunia.

فينبغي ان تعرض عنه وتتركه مع مرضه. قال الله تعالى: فاعرض عمن تولى عن ذكرنا ولم يرد الا الحياة الدنيا.[1]

 

Kedengkian dalam setiap perkataan dan perbuatan itu seperti halnya sedang menyalakan api pada amal perbuatan yang diibaratkan seperti tanaman. Seperti sabda Nabi -alaihi assalam-: "Dengki itu melahap kebaikan-kebaikan seperti halnya api yang melumat kayu bakar."

والحسود بكل ما يقول ويفعل يوقد النار في زرع عمله كما قال النبي عليه السلام: الحسد يأكل الحسنات كما تأكل النار الحطب.

 

Penyakit bodoh yang kedua yaitu sebab kebodohan dari adalah kedunguannya sendiri. Yang kedua ini juga tidak mau untuk disembuhkan. Seperti perkataan Nabi Isa a.s: "Sesungguhnya aku tidak kesulitan untuk menghidupkan orang-orang mati. Namun aku tidak mampu mengobati orang yang pandir".

والثاني ان تكون علته من الحماقة وهو ايضا لا يقبل العلاج كما قال عيسى عليه السلام: اني ما عجزت عن احياء الموتى وقد عجزت عن معالجة الاحمق.

 

Yang termasuk kelompok ini adalah seseorang yang tersibukkan mencari ilmu dalam waktu yang singkat dan sedikit mempelajari ilmu ‘aqli (bersifat logika) dan syari'at. Kemudian ia bertanya dan karena kebodohannya ia melawan al 'aalim al kabir yakni orang yang  telah menghabiskan umurnya mempelajari ilmu ‘aqli dan syari'at.

وذلك رجل يشتغل بطلب العلم زمنا قليلا ويتعلم شيأ من العلم العقلي والشرعي فيسأل ويعترض من حماقته على العالم الكبير الذي مضى عمره في العلوم العقلية والشرعية.

 

Kebodohan ini tidak ia sadari, (bahkan) ia mengira apa yang ia persoalkan juga merupakan persoalan yang dihadapi al ‘aalim al kabir. Oleh karena itu, ketika ia tidak mengetahui taraf ini maka jelas pertanyaan yang ia ajukan merupakan dari kebodohan. Jadi seyogyanya kau tidak tersibukkan dalam menjawab orang jenis ini.

وهذا الاحمق لا يعلم ويظن ان ما اشكل عليه هو ايضا مشكل على العالم الكبير. فاذا لم يعلم هذا القدر يكون سؤاله من الحماقة فينبغي الا تشتغل بجوابه.

 

Jenis bodoh yang ketiga adalah orang yang meminta petunjuk. Dan semua hal yang tidak ia pahami dari perkataan para pakar keilmuan itu dimungkinkan kedangkalan pemahamannya. Memang, pertanyaannya itu untuk meminta faedah, akan tetapi dia adalah orang bodoh yang tidak mampu menjangkau yang menjadi intisarinya.

والثالث ان يكون مسترشدا وكل ما لا يفهم من كلام الاكابر يحمل على قصور فهمه وكان سؤاله للاستفادة لكن يكون بليدا لا يدرك الحقائق.

 

Jadi tidak perlu sibuk memberi jawaban lagi. Seperti sabda Rasulullah saw: "Kami golongan para Nabi diperintahkan untuk berbicara (menyampaikan) pada manusia sesuai dengan kemampuan nalarnya."

فلا ينبغي الاشتغال بحوابه ايضا. كما قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: نحن معاشر الانبياء امرنا ان نكلم الناس على قدر عقولهم.

 

Adapun orang sakit (bodoh) yang mau disembuhkan yaitu orang yang meminta petunjuk yang sempurna akalnya, mudah paham dan tidak dipengaruhi kedengkian, marah, cinta syahwat, jabatan, dan harta.

واما المرض الذي يقبل العلاج فهو ان يكون مسترشدا عاقلا فهما لا يكون مغلوب الحسد والغضب وحب الشهوة والجاه والمال.

 

Dan ia adalah orang yang mencari jalan yang lurus, persoalan dan sanggahannya tidak berasal dari rasa dengki, keras kepala, dan sekedar menguji. Yang termasuk kelompok ini merupakan orang yang mau untuk disembuhkan. Oleh karena itu, kamu boleh tersibukkan menjawab persoalannya, bahkan wajib bagimu menjawabnya.

ويكون طالب الطريق المستقيم. ولم يكن سؤاله واعتراضه عن حسد وتعنت وامتحان. وهذا يقبل العلاج فيجوز ان تشتغل بجواب سؤاله بل يجب عليك اجابته.

 

Bersambung…

Wallahu A’lam Bisshawaab

 

By: Santri al Anshor Wonosobo

 

<< Ngaji Sebelumnya…

Ngaji Berikutnya…>>



[1] Annajm ayat 29

Post a Comment for "20. 8 Nasehat Imam al Ghazali, 4 Dilaksanakan dan 4 yang Lain Ditinggalkan (Bag. II) - Terjemah Ayyuhal Walad"