19. 8 Nasehat Imam al Ghazali, 4 Dilaksanakan dan 4 yang Lain Ditinggalkan (Bag. I) - Terjemah Ayyuhal Walad

Ngaji Terjemah Kitab Ayyuhal Walad:

8 Nasehat Imam al Ghazali, 4 Dilaksanakan dan 4 yang Lain

2 Syarat Melakukan Dialog dan Berdebat Menurut Imam Al Ghazali




بسم الله الرحمن الرحيم

Wahai anakku, aku  akan memberimu nasihat 8 perkara dan terimalah itu, supaya ilmumu tidak menjadi musuhmu pada Hari Kiamat. Dan dari 8 nasehat itu, lakukanlah yang 4 dan tinggalkanlah yang 4.

ايها الولد، اني انصحك بثمانية اشياء اقبلها مني لئلا يكون علمك خصما عليك يوم القيامة. تعمل منها اربعة وتدع منها اربعة.

 

Adapun perkara yang kau tinggalkan yaitu:

Pertama: Janganlah mendebat seseorang dalam masalah yang telah kamu kuasai. Karena dalam hal ini terdapat kerugian yang banyak. Kemudian dosanya lebih besar dari pada kemanfaataannya, karena hal terebut merupakan sumber semua akhlak tercela seperti; riya’ (pamer), dengki, sombong, sakit hati, permusuhan, saling mengunggulkan (kemampuannya) dan lain sebagainya.

اما اللواتي تدع

فأحدها الا تناظر احدا في مسألة ما استطعت لان فيها آفات كثيرة. فاثمها اكبر من نفعها. اذ هي منبع كل خلق ذميم كالرياء والحسد والكبر والحقد والعداوة والمباهاة وغيرها.

 

 

Memang, jika terjadi suatu masalah diantara kamu dan orang lain atau masyarakat, dan kamu menginginkan menampakkan dan menyia-nyiakan kebenaran, maka membahas dan mengkajinya diperbolehkan. Namun, keinginan yang seperti itu ada dua tanda:

نعم، لو وقع مسألة بينك وبين شخص او قوم وكانت ارادتك فيها ان يظهر الحق ولا يضيع جاز البحث لكن لتلك الارادة علامتان:

 

Yang pertama yaitu kau tidak membeda-bedakan antara kebenaran itu terungkap melalui mulut mu atau lisan orang lain.

احدههما الا تفرق بين ان ينكشف الحق على لسانك او على لسان غيرك.

 

Yang kedua: Pembahasan di tempat  sepi lebih kau sukai daripada pemahasan di tempat yang ramai.

 

والثانية ان يكون البحث في الخلاء احب اليك من ان يكون في الملاء.

 

Dengarlah, aku menuturkan padamu sebuah faedah di sini. Ketahuilah, bahwasanya bertanya mengenai permasalahan-permasalah itu seperti mengonsultasikan penyakit jantung pada dokter. Dan jawaban bagi si penanya seperti usaha untuk penyembuhkan penyakitnya.

واسمع اني اذكر لك هنا فائدة واعلم ان السؤال عن المشكلات عرض مرض القلب الى الطبيب. والجواب له سعي لاصلاح مرضه.

 

Ketahuilah, bahwa orang-orang bodoh itu orang yang hatinya sakit, sementara para ulama ibarat pada dokter. Alim annaqis (Orang alim kurang sempurna) itu tidak bisa mengobati dengan baik.

واعلم ان الجاهلين المرضى قلوبهم والعلماء الاطباء. والعالم الناقص لا يحسن المعالجة.

 

Sementara itu, alim al kamil (orang alim yang sempurna) itu tidak bisa menyembuhkan semua orang sakit, teteapi dia hanya mampu orang yang mau menerima pengobatan dan terapi.

والعالم الكامل لا يعالج كل مريض، بل يعالج من يرجو قبول المعالجة والصلاح.

 

Ketika penyakitnya itu kronis atau mandul, tentu  tidak bisa diobati. Untuk itu, dokter yang cerdas dalam hal ini akan berkata:  “penyakit ini tidak bisa disembuhkan. Oleh karena itu, kau jangan bersusah payah mengobatinya karena ini hanya merupakan penyia-nyiaan  umur“.

واذا كانت العلة مزمنة او عقيما لا تقبل العلاج فحذاقة الطبيب فيه ان يقول هذا لا يقبل العلاج فلا تشتغل فيه بمداواته لان فيه تضييع العمر.

 

Bersambung…

Wallahu A’lam Bisshawaab

By: Santri al Anshor Wonosobo

 

<< Ngaji Sebelumnya…

Ngaji Berikutnya…>>

Post a Comment for "19. 8 Nasehat Imam al Ghazali, 4 Dilaksanakan dan 4 yang Lain Ditinggalkan (Bag. I) - Terjemah Ayyuhal Walad"