17. KRITERIA SUFI: DUA UNSUR TASAWUF MENURUT IMAM GHAZALI - Terjemah Ayyuhal Walad

Ngaji Terjemah Kitab Ayyuhal Walad:

KRITERIA SUFI: DUA UNSUR TASAWUF MENURUT IMAM GHAZALI



بسم الله الرحمن الرحيم

 

Ketahuilah! bahwa tasawuf memiliki dua unsur yaitu istiqomah terhadap Allah ta’ala dan ketenangan dalam pergaulan.

ثم اعلم ان التصوف له خصلتان الاستقامة مع الله تعالى والسكون عن الخلق.

 

Maka dari itu seseorang yang konsisten dengan Allah –‘azza wa jalla-, berperilaku baik dengan sesama manusia, dan bergaul dengan bijaksana maka ia adalah seseorang sufi. Konsiten (istiqomah) yaitu apabila menebus sebagian kesenangan dirinya sendiri demi perintah Allah ta’ala.

فمن استقام مع الله عز وجل واحسن خلقه بالناس وعاملهم بالحلم فهو صوفي. والاستقامة ان يفدي حظ نفسه على امر الله تعالى.

 

Dan bergaul yang baik dengan sesama (masyarakat) yaitu kamu tidak mengajak mereka pada keinginan dirimu, tetapi kamu berusaha membawa dirimu pada keinginan mereka selama tidak berseberangan dengan syara’.

وحسن الخلق مع الناس الا تحمل الناس على مراد نفسك بل تحمل نفسك على مرادهم ما لم يخالفوا الشرع.

 

Kemudian kamu telah bertanya kepadaku mengenai ubudiyyah (sifat menghamba). Hal itu ada tiga, yaitu:

 

Pertama: menjaga urusan syariat.

 

ثم انك سألتني عن العبودية وهي ثلاثة اشياء:

احدها محافظة امر الشرع

 

Kedua: ridha (rela) dengan qadha’, qadar dan pembagian dari Allah Ta’ala.

 

 

وثانيها الرضاء بالقضاء والقدر وقسمة الله تعالى

 

Ketiga: meninggalkan kerelaan pada dirimu sendiri untuk mencari ridha Allah ta’ala.

وثالثها ترك رضاء نفسك في طلب رضاء الله تعالى.

 

Dan kamu telah bertanya kepadaku mengenai tawakal. Tawakal adalah ketika kau memperkokoh keyakinanmu pada Allah ta’ala dalam perkara yang telah dijanjikan. Maksudnya, kau meyakini bahwa apa yang telah ditakdirkan untukmu pasti akan sampai padamu.

وسألتني عن التوكل وهو ان تستحكم اعتقادك بالله تعالى فيما وعد يعني تعتقد ان ما قدر لك سيصل اليك لا محالة.

 

Walaupun seluruh makhluk yang ada di alam ini berusaha keras menghalanginya darimu. Dan sesuatu yang tidak tertuliskan (untukmu) tentu tidak akan sampai padamu, walaupun seluruh alam semesta membantumu.

وان اجتهد كل من في العلم على صرفه عنك وما لم يكتب لن يصل اليك وان ساعدك جميع العلم.

 

Dan kau telah bertanya kepadaku mengenai ikhlas yaitu saat semua amal perbuatanmu hanya untuk Allah ta’ala dan hatimu tidak menjadi senang dengan pujian-pujian manusia serta tidak mempedulikan ejekan-ejekan mereka.

وسألتني عن الاخلاص، وهو ان تكون اعمالك كلها لله تعالى ولا يرتاح قلبك بمحامد الناس ولاتبالي بمذمتهم.

 

Ketahuilah bahwa riya’ (pamer) itu akan timbul karena mangganggap agung terhadap makhluk.

واعلم ان الرياء يتولد من تعظيم الخلق.

 

Dan obatnya adalah kau meyakini bahwa mereka adalah orang-orang yang tunduk di bawah kekuasaan Allah. Dan anggaplah mereka seperti benda-benda mati dalam hal tidak mampu mendatangkan ketentraman dan penderitaan, supaya kau terlepas dari berbuat riya’ pada mereka.

وعلاجه ان تراهم مسخرين تحت القدرة وتحسبهم كالجمادات في عدم قدرة ايصال الراحة والمشقة لتخلص من مراءاتهم.

 

Selama kau masih menganggap mereka memiliki kekuasaan dan kehendak  mandiri maka sifat riya’ tidak akan jauh darimu.

ومتى تحسبهم ذوي قدرة وارادة لن يبعد عنك الرياء.

 

Keterangan tambahan dari Penulis: “Dari paparan di atas bisa ditarik kesimpulan bahwa tawakkal, ikhlas dan tidak riya’ termasuk jalan ber-istiqomah terhadap Allah. Sementara itu istiqomah terhadap Allah merupakan salah satu unsur dari tasawuf selain bergaul dengan akhlak yang baik.”

 

Bersambung…

Wallahu A’lam Bisshawaab

 

By: Santri al Anshor Wonosobo

 

<< Ngaji Sebelumnya…

Ngaji Berikutnya…>>

Post a Comment for "17. KRITERIA SUFI: DUA UNSUR TASAWUF MENURUT IMAM GHAZALI - Terjemah Ayyuhal Walad"